Showing posts with label Sehat. Show all posts

Cara Mudah Membedakan Obat Herbal Pien Tze Huang Asli dan Palsu

Pien Tze Huang adalah obet herbal dari China yang kaya akan manfaat. Bahkan karena khasiatnya yang begitu banyak, tak heran jika produk obat yang satu ini juga best seller dan diimpor ke berbagai negara, termasuk diantaranya adalah Indonesia.

Obat herbal ini mampu mengatasi berbagai macam gangguan kesehatan. Diantaranya mempercepat penyembuhan luka selepas operasi, mengatasi penyakit liver sampai dengan tipes dan beberapa gangguan kesehatan yang lainnya.

Jika dilihat di pasaran sendiri memang Anda bisa dengan mudah menjumpai obat herbal Tiongkok yang satu ini. Namun adakah jaminan bahwa semua obat yang dijual di pasaran tersebut asli? Tentunya tidak. 

Karena justru faktanya lebih banyak diantara produk yang dijual tersebut sebenarnya adalah obat tiruan, bukan produk yang asli. Untuk itu maka pastikan bahwa Anda berhati-hati di dalam membelinya. 

Berikut ini ada beberapa cara dalam membedakan khasiat Pien Tze Huang yang asli dan juga palsu, yaitu:

1. Keberadaan hologram dari PT Saras Subur Abadi, satu-satunya perusahaan importir yang mendapatkan hak untuk mengedarkan atau menjual obat ini di Indonesia tak lain adalah dari PT Saras Subur Abadi, sehingga untuk produk yang asli memang sudah ada hologram ini, sedangkan yang tidak asli tidak memilikinya.

Obat liver

2. Sudah terdapat nomor izin edar atas produk tersebut yang berasal dari BPOM yaitu POM TI 164 250 351, sedangkan yang tidak menggunakan nomor edar ini bisa jadi adalah produk tiruan.

Pien Tze Huang

3. Pada kemasan produk yang asli juga selalu disertai dengan stiker hologram yang ada di sisi kanan atas kemasan, pada saat mengelupas stikernya ada 16 nomor seri. Nantinya nomor tersebut juga dapat langsung di input ke situs atau website resminya untuk membuktikan keasliannya. Pada setiap nomor ini juga hanya dapat dipakai sekali input saja.

Obat herbal


4. Harga, hati-hati dengan tawaran harga murah, kebanyakan diantara produk palsunya memang dijual dengan harga murah.


Untuk hasil yang benar-benar efektif, maka pastikan hanya menggunakan obat Pien Tze Huang yang asli.

Lemonilo Bukan Hanya Mi Instan

Lemonilo Bukan Hanya Mi Instan 


Sudah pada tahu belum merek Lemonilo? Sepertinya sih sudah. Secara iklan di televisi sudah sering nongol. Lantas, apa sih yang kamu tangkap saat dengar kata Lemonilo? Lemon? Atau mi instan?
Agaknya yang kedua lebih mendekati.

Lemonilo Mi Instan

Jika kamu berpikir Lemonilo itu sama dengan mi instan sehat dengan harga yang sedikit lebih mahal dibanding mi instan pada umumnya, tenang, kamu enggak sendirian. Dulu, dulu banget aku juga beranggapan hal yang sama. Sejak pertama lihat iklannya di televisi langsung terkonsep jika lemonilo itu merek mi instan baru.
Tapi apakah beneran demikian adanya?

Ternyata tidak. Semakin aku kenal, semakin paham jika lemonilo itu semacam nama brand. Mi instan adalah salah satu produk yang dihasilkan/ ditawarkan ke konsumen. Sama seperti kamu, dulu aku mikirnya ya 'oalah mi instan', eh ternyata bukan. Kalau mau cek websitenya ternyata banyak banget produk keluaran dari brand ini. Aku yang sedikit kepo malahan sudah kesampaian konsumsi beberapa produk lainnya.

Macam-macam Produk Lemonilo

Awalnya memang tahunya cuma mi instan. Itu pun mi goreng saja. Ternyata enggak, mi rebusnya juga ada. Udah gitu varian rasanya juga beragam enggak cuma satu doang. Aku udah pernah rasain beberapa mi rebus dan goreng. Ada juga olahan keripik ubi, rasa balado dan jagung. Dua-duanya enak menurutku. Karena konsep yang diusung adalah makanan instan tanpa micin, maka keripik yang diberi nama Chimi ubi ini rasanya jauh dari micin. Enggak bikin serak atau ada yang nyangkut di leher.
Keripik Ubi Lemonilo

Cemilan yang lain yang sudah aku cobain adalah brownies crispy. Aku bukan influencer ala-ala jadi enggak mungkin review dengan bilang rasanya bikin mampus. Aku cuma cukup bilang kalau rasa brownies crispy ini cocok di lidah aku. Ada sensasi kriuk waktu beradu dengan gigi. Jadi semacam brownies yang dipanggang jadi kue kering. Aku makan ini saat perjalanan dalam kereta. Enggak penting tapi cukup teringat rasanya.
Brownies crispy


Produk lain yang sempat aku coba adalah kopi. What? Lemonilo produksi kopi? Iya. Iya banget. 
Kaget, ya?
Sama. Waktu aku dikirimi kopi dari brand ini juga sempat kaget. Ya karena taunya mi dan keripik itu tadi. Ternyata ada kopinya. Buat yang doyan banget es kopi susu, ini kopi lumayan bisa buat eksperimen. Aku nyobain juga meski bukan penikmat kopi nomer wahid.
Kopi Lemonilo

Yang suka masak ala-ala di dapur, silakan cobain tepung bumbu ayamnya lemonilo. Aku nyobain dan suka banget. Satu kotak isinya dua bungkus. Bisa buat bumbu apa aja. Lidahku yang suka gorengan ini rajin bikin tahu goreng pakai tepung bumbu ini. Kalau pas mau goreng ayam juga bisa pakai karena ini memang terlahir untuk bumbuin ayam. Aku aja yang gemes ingin selimutin tempe pakai bumbu ajaib ini.

Ada juga bubuk kaldu pelezat alami rasa sapi dan bumbu penyedap segala. Yang ini kadang aku pakai buat bumbu sayur sop. Enak aromanya. Rasa kuahnya juga nendang. Ada kerasa rempahnya. Kalau untuk sambalnya ada Chilita yaitu semacam bubuk cabe yang bisa ditaburkan di makanan. Pecinta pedes pasti suka. Aku yang enggak doyan pedes sering juga pakai bubuk cabe ini buat dimakan dengan nasi anget. Haha, pasti bisa dibayangkan deh sepiring nasi anget ditaburi bubuk cabe. Seperti itu kira-kira rasanya.
Bubuk cabai

Produk yang belum aku coba nih dan masih penasaran adalah minyak goreng yang tampilannya persis seperti air mineral. Kecap juga belum nyobain. Soalnya di sini masih susah kalau nyari di minimarket. Dan memang belanja produk ini masih dilayani secara online di website saja.

Pas ramai covid-19 kemarin, hand sanitizer langka, eh lemonilo bikin gebrakan dong. Produksi hand sanitizer dan dijual dengan harga normal wajar demi membantu banyak orang yang kehabisan stok hand sanitizer gara-gara ada oknum yang panic buying.
Hand sanitizer


Nyawa dari Lemonilo

Seperti yang sudah diduga dan diketahui oleh kamu-kamu, lemonilo adalah brand yang mengusung tema makanan sehat. Anti micin. No MSG. Bahkan mengklaim tanpa pewarna dan pengawet buatan. Jadi warna-warna yang dihasilkan dalam produknya merupakan warna dari alam, dari bahan utama penyusun produknya. Misal mi instan warna hijau, itu dari bayem. Warna kuning, itu dari kunyit.

Kemarin tanggal 28 Juli 2020 kebetulan banget aku kepilih untuk ikut acara press compres yang dilakukan secara daring lewat aplikasi zoom.

Seneng banget dong. Acaranya memang cuma sejam tapi cukuplah buat mengulik banyak hal dibalik dapur lemonilo. Menariknya lagi dalam acara itu jumpa dengan Brand Ambassador dari Lemonilo yaitu The Baldys yang merupakan keluarga dari pasangan Baldy Mulia Putra dan Nola B3. Keluarga artis yang memang sudah konsumsi lemonilo sebagai konsumsi harian.

Tentu saja pas acara ini juga sempat dengerin langsung seperti apa proses brand lemonilo tercipta. Lemonilo bisa dibilang startup dimana proses kelahirannya dibidani oleh tiga orang anak muda Indonesia: Johannes Ardiant
(Chief Product & Technology), Ronald Wijaya (Co-CEO) dan Shinta Nurfauzia (Co-CEO).
Lemonilo

Menurut Pak Ronald, misi utama hadirnya Lemonilo adalah ingin menyehatkan bangsa. Semua orang berhak sehat, salah satunya ya dengan konsumsi makanan-makanan sehat bergizi. Maka produk yang mereka hasilnya selalu menjunjung tinggi nilai sehat. Sehat, praktis dan ramah di kantong seperti yang diutarakan Mbak Shinta menjadi kunci atau nyawa dari produk-produk yang mereka hasilkan.


Dari sini semakin paham dong jika lemonilo bukan hanya mi instan semata. Tapi juga produk-produk lain yang dirancang sebagai alternatif produk sehat. 
gadis anggun



Mengenal Covid 19 dan Pencegahannya


Mengenal Covid 19 dan Pencegahannya

Tiket pesawat ke Bali sudah ada di tangan. Terjadwal berangkat awal Maret. Saya akan terbang ke Bali kurang lebih lima hari. Bukan untuk acara piknik tapi semacam tugas negara untuk kemuliaan.

Saya sudah merancang banyak agenda selama di Bali. Ubud, Tanah Lot, Bedugul adalah sekian dari banyak tempat yang harus masuk dalam daftar kunjungan saya kali. Namun tiba-tiba susunan rencana acara saya sedikit berantakan. Pasalnya emak hampir-hampir tidak mengizinkan saya pergi. Ini semua karena berita yang heboh terkait Novel Corona atau dikenal dengan sebutan Covid 19.

Sejujurnya saya juga sempat worry. Virus ini sudah saya dengar kabarnya sejak perjalanan saya sebelumnya ke Madura. Dalam perjalanan itu (Januari) saya bersama kawan dari Hongkong membicarakan virus yang sedang naik daun tersebut. Virus yang lahir dari kota Wuhan yang menggemparkan hampir seluruh dunia.
Saya kehabisan cara untuk memenangkan emak. Maklum emak saya bukan orang kekinian yang akan croscek sesuatu namun lebih memilih untuk langsung menelan segala sesuatu yang disodorkan padanya. Pun termasuk berita tentang corona. Beruntung mamak bukan pengguna WA atau medsos lain jadi kepanikan hanya sebatas dari mendengar kanan kini dan televisi.

Untuk meredam kegelisahan dan ketakukan mamak akan covid 19, maka beberapa hari sebelum berangkat ke Bali  saya menyempatkan diri untuk menghadiri semacam seminar, temu netizen yang diprakarsai oleh Kemenkes RI. Acara ini cukup menarik untuk saya. Di sini saya mencari info sebanyak-banyaknya untuk bekal perjalanan sekaligus memberi ketenangan pada mamak. Saya rela bolos kuliah demi mengikuti sesi semiar yang hampir berjalan selama seharian full. Saya tidak masalah, yang penting ilmu saya terupgrade dan tidak membabi buta atau panik berlebihan dalam menghadapi covid 19.

Corona virus, novel corona, covid 19, apakah ini?
Sebelumnya kita mengenal yang namanya MERS atau istilah medisnya adalah middle east respiratory syndrome. Yaitu merupakan penyakit pernapasan yang penyebab utamanya adalah virus korona jenis baru (novel coronavirus). Penyakit ini sebelumnya ada pertama kali ditemukan di Arab Saudi tahun 2012.
Virus korona sendiri merupakan bagian dari keluarga virus yang bisa menyebabkan penyakit mulai dari penyakit ringan (flu, misalnya) hingga bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah atau serius seperti SARS (severe acute respiratory syndrome).

Yang sedang mewabah saat ini juga adalah masih seputaran virus corona yang awal mulanya terjadi di Wuhan.  Novel corona virus 2019-nCoV masih belum jelas penularannya. Diduga 
selama ini dari hewan ke manusia.

Bagaimana gejala terserang virus corona?
Corona hampir mirip dengan influenza. Gejala umumnya adalah demam lebih dari 80ºC, batuk dan sesak napas. Gejala ini akan semakin berat bagi mereka yang sudah berusia lanjut atau mempunyai riwayat penyakit lainnya. Namun tidak semua yang bercirikan demikian berarti positif terserah virus corona. Harus dicermati dan diperiksa lebih lanjut lagi.

Radang paru dan gejala sakit perut juga sering dialami oleh mereka penderita sakit ini.
Tapi ada juga orang yang terjangkit virus corona namun tidak menunjukkan gejala apa pun. Biasanya mereka akan tidak sengaja terjangkit virus ini karena sebelumnya berinteraksi dengan pasien lain yang positif mengidap virus.

Bagaimana cara penularan virus corona?
Selama ini banyak berita salah yang mengabarkan bahwa virus corona menular melalui handphone atau pakaian. Yang benar adalah virus ini tidak bisa menular melalui benda mati. Namun ia menular lewat perantara cairan tubuh misalnya sperma dan air liur. Maka diwajibkan bagi orang yang sakit untuk menggunakan masker.

Sementara mereka  yang sehat, disarankan untuk tidak perlu menggunakan masker.

Bagaimana cara pencegahan covid 19?
Meski terbilang penyebarannya sangat cepat dan luas, namun virus corona bisa saja dicegah. Beberapa cara pencegahannya adalah dimulai dari diri sendiri dengan membiasakan hidup sehat. Usahakan tubuh untuk selalu dalam kondisi fit/ prima. Terapkan pola makan yang sehat, bergizi dan seimbang. Rajin olahraga fisik dan istirahat cukup. Menghindari begadang dan jika merasa lelah tidak sungkan untuk istirahat. Selalu makan makanan yang dimasak sempurna dan jangan memakan daging dari hewan yang berpotensi menularkaan atau membawa penyakit. Jika muslim selalu ingat untuk makan makanan yang halal. Selalu menjaga kebersihan diri juga lingkungan tempat tinggal. Jika sedang flu/ sakit wajib menggunakan masker dan jika batuk untuk menutupnya dan juga menghindari interaksi dengan orang lain.
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir juga menjadi satu kunci pokok pencegahan penularan virus corona.


Kesiapan Indonesia menghadapi serangan Covid 19
Dari yang saya dengar, pemerintah Indonesia sudah menyiapkan banyak rumah sakit untuk menanggulangi pasien virus corona. Indonesia termasuk negara yang lebih akhir terkena dampak corona namun persiapan terus diberlakukan.
Untuk wilayah Yogyakarta, RSUD dr. Sardjito dan Rumah Sakit Panembahan Senopati Wirosaban adalah dua rumah sakit yang akan menjadi rujukan jika ada pasien yang dirasa terduga terserang virus corona.

Virus ini memang sudah menyebar ke seluruh negara di dunia. Namun bukan berarti kita harus panik. Waspada penting, panik jangan. Selalu update berita terpercaya dan menghindari bepergian jauh rasanya lebih baik. Tidak mengapa sesekali tidak ikut keramaian demi menjaga diri.

Info lebih lanjut mengenai virus corona, pencegahan, sebaran dan himbauan lainnya bisa di cek di akun media sosial kemenkes RI, website sehatnegeriku.kemenkes.go.id  kemenkes.go.id
Jika ada yang mendesak dan butuh pertolongan mengenai virus corona, silakan hubungi kontak berikut:
021 – 5210 411
0812 1212 3119

Berhenti Sok Jadi Dokter

seberapa penting sarapan bagi Anda?

Dua tahun lalu menjadi titip balik bagi perjalanan hidup saya. Sebuah fakta mengejutkan dan harus dihadapi dengan apa pun hasilnya.
Air mata bukanlah jawaban dari segala masalah. Ia (air mata) hanyalah salah satu bentuk perasaan yang kadang tidak mampu diutarakan. Bukan sebuah cita-cita, memimpikannya pun tidak, seorang yang sangat dekat---dalam dirinya mengalir darah yang sama---lemah di bangsal rumah sakit.

Kalau ada yang bilang nasi telah menjadi bubur, masa lalu tak bisa lagi diulang; maka alangkah baiknya jika dititik ini melakukan sesuatu yang lebih manfaat, setidaknya buat diri sendiri tanpa sedikit pun mencelakai atau merugikan orang lain.

Hari itu (dua tahun yang lalu) saya membatalkan semua acara yang bahkan sudah saya persiapkan jauh hari sebelumnya. Saya sempat lembur malam malam untuk menunggu hari itu tiba. Nyatanya sebuah panggilan telpon merubah segala rencana hanya dalam hitungan sekian detik.

Telpon itu datang pagi, terlalu dini untuk sebuah kabar kurang menyenangkan. Terlalu mempengaruhi syaraf-syaraf dan segala kewarasan yang saya miliki. Telpon dari luar kota yang awalnya saya tidak yakin itu nomer siapa. Satu-satunya yang saya tangkap adalah kalimat "Mbakmu di rumah sakit. Kamu bisa ke Bekasi hari ini juga?"

Rumah sakit? Bayangan lorong-lorong mencekam dengan aneka mesin peyambung nyawa berkolaborasi dengan aroma karbol, obat-obatan dan tidak sedikit campuran ketakutan. Rumah sakit? Saya tidak pernah berharap bakal masuk lorong ini, meski hanya menjenguk/ mengantar kerabat yang sedang berobat.

Pandangan rumah sakit di otak saya sudah terlalu mengerikan. Tentang orang-orang yang butuh pertolongan tak hanya sekedar sentuhan lembut telapak tangan. Saya sudah pernah menunggui orang sakit di rumah sakit, jika harus disuruh mengulang lagi rasanya terlalu menyesakkan dada. Saya bukan orang kuat yang bisa menahan segala guncangan keadaan. Nyatanya saya ini orang yang banyak tidak percaya dan sering ragu jika dihadapkan pada dunia medis (termasuk dokter, obat dan bahkan rumah sakit). Saya selalu menjauhi hal-hal yang saya anggap mengerikan itu. Tapi hari itu, sebuah telpon yang terlalu dini menyeret saya untuk segera berkemas dan menghampiri lorong rumah sakit yang bahkan jauh dari tanah lahir saya; pula seorang diri.
http://vandjocdja.blogspot.co.id

Perempuan yang harus saya jenguk dan jaga adalah kakak kandung saya. Satu-satunya saudara kandung yang saya miliki.
Saya tiba di ruang inap dini hari (sehari usai terima telpon). Dalam ruangan yang dihuni oleh beberapa orang tersebut saya harus hati-hati dan waspada; kita tidak pernah tahu apa yang ada di rumah sakit (baca: kuman penyakit misal).
Saya tiba di samping ranjang dengan seorang tidur pulas di sana. Saluran infus terpasang dengan pongah seolah hendak berteriak "hai kamu yang enggak percaya padaku, lihat saudaramu membutuhkan aku lebih banyak dibanding kamu."
Saya ingin menangis tapi tangis itu hilang telah dibawa jarak yang panjang.

Saya tidak banyak bertanya selama menunggui kakak yang beberapa jam sebelumnya berjuang (seorang diri) di ruang operasi. saya tidak menyangka keluarga saya (yang jauh dari kata tajir) harus berurusan dengan ruang operasi yang menelan biaya lebih besar dibanding pajak tahunan seluruh kekayaan yang kami miliki.
Saya menahan diri untuk tidak terlalu larut dengan kenyataan yang begitu mencekik leher (juga mencolok mata).

Hingga pada akhirnya kakak saya menceritakan semuanya.

Berawal dari muntah

"Sebelumnya aku nungguin anak-anak yang sedang sakit di rumah sakit. Lalu pagi-pagi aku sakit perut. Muntah beberapa kali. Aku kira masuk angin. Minta dikerikin tapi belum ada yang selo. Aku tahan-tahan sampai enggak kuat dan hampir pingsan. Untung di rumah sakit jadi aku langsung ditolong suster dan masuk ruang penanganan. Aku langsung diperiksa bahkan di USG. Ternyata aku ada usus buntu. Usus buntu inilah yang sering membuatku merasa sakit perut dan ingin muntah setiap saat. Katanya usus buntu di dalam tubuhku sudah parah dan pecah, harus segera dioperasi dan dibersihkan."

Sampai di sini saya merasa ngilu. Saya tidak banyak komentar. Yang saya tahu, usus buntu itu bukan penyakit bahaya dan memang siapa saja bisa kena. Nmaun kalau usus buntu itu sampai pecah? Saya ngeri membayangkan tubuh itu terkontaminasi.

"Saat pembedahan itulah ditemukan kista yang cukup besar."

Kista? Apalagi ini? 
Bukankah ini sesuatu yang selalu ditakuti seluruh perempuan (utama perempuan lajang yang belum pernah menikah dan hamil) di muka bumi?
Kista? Pikira saya langsung ke organ yang hanya dianugerahkan kepada seorang perempuan; rahim.

"Aku ada kista. Sudah besar dan harus diangkat kalau tidak bahaya bagi tubuhku."

Operasi Besar

Jadi hari di mana saya menerima telpon di pagi hari itu, kakak saya sedang berjuang di ruang operasi untuk melakukan operasi besar. Tidak hanya satu operasi untuk usus buntu tapi juga untuk kista yang bersarang dalam tubuhnya.

Dua kenyataan yang membuat saya langsung kehilangan hampir seluruh tenaga. Apalagi setalah saya tahu apa saja efek dari operasi-operasi ini.
Kakak saya tidak akan kembali seperti dulu lagi. Dia harus banyak melakukan kontrok, suntik segala macam hormon dan obat, juga tidak bisa sebebas dulu kala ketika kesehatan masih merajai.

Kakak saya belum menikah dan dia merasa harus benar-benar sembuh dulu untuk bisa menikah. Padahal tidak ada larangan untuknya menikah tahun ini. Namun dia memilih untuk sembuh daripada menikah cepat.

Bagaimana mungkin kami tidak tahu bahwa ada sesuatu yang diam-diam tumbuh dan mengerogoti tubuh kakak saya? Bagaimana bisa?
Sama seperti bagaimana bisa ibu kawan saya tiba-tiba dinyatakan kanker tulang stadium akhir dan tak lama setelah ketahuan fakta ini beliau meninggal?
Kami semua tidak tahu akan hal ini. Kami baru kaget setelah semuanya terjadi.
salad

Salah menyalahkan

Mungkin ini semua berawal dari kesalahan diri sendiri.
Ujungnya salah menyalahkan.
Menyalahkan diri sendiri kenapa tidak sejak awal rajin kontrol atau konsultasi dokter.
Menyalahkan diri sendiri karena keseringan memakan apa saja yang dirasa enak padahal bisa jadi itu adalah seonggok sampah.
Tidak jarang menyalahkan tuhan karena memberi cobaan sedemikian hebat. Meski pada akhirnya kesalahan tetaplah dipikul sendiri. Sudah sakit, merasa bersalah pula.

Seperti kakak saya. Ia merasa bersalah pada dirinya sendiri. Ia selama ini tidak menyadari tanda-tanda jika ada yang tidak beres dengan dirinya. Ia sering mengeluh sakit saat datang bulan, tapi ia merasa itu wajar lebih lebih setelah tahu tidak hanya dirinya yang merasakan sakit saat datang bulan tapi juga teman-temannya. Padahal seandainya dia mau sedikit membuka diri dan konsultasi misal ke bidan atau dokter, bisa jadi hal-hal yang menyerangnya bertahun-tahun ini bisa dicarikan solusi.

Kakak saya adalah mantan atlet lari marathon. Semasa remaja ia sering mengikuti pertandingan. Banyak piagam dan medali ia koleksi. Secara kasat mata kami melihatnya bertubuh sehat karena seorang atlit. Kami tidak pernah mengira jika tubuhnya yang menggendut ternyata digelayuti 'penyakit'.
Kami sama-sama beranggapan bahwa dia gendut karena sudah enggak pernah tanding dan lebih sibuk mengurus kerjaan dan kuliah. Ternyata dibalik itu semua, lemak-lemak jahat sedang berusaha membelit tubuh kakak saya.

Seolah masuk angin Stop Minum Jamu

Sering kakak mengeluh pusing dan mual. Seperti orang yang sedang masuk angin. Jika disuruh berobat dia bilang enggak usah dan hanya memilih dikerokin atau minum obat warung. 
Saya adalah orang yang paling benci dengan obat-obatan. Setidaknya di keluarga saya. Jika dirasa kurang enak badan saya buru-buru minum banyak air putih dan makan bermacam-macam buah. Saya sungguh tidak sudi untuk minum obat.

 Beda dengan Mamak yang pusing sedikit saja langsung pergi ke bidan untuk minta obat (dan ajaibnya obatnya selalu itu itu saja meski apa pun keluhan sakitnya dan simsalabim sakit mamak langsung sembuh).
Sementara kakak lebih memilih obat warung. Yang jelas-jelas itu sangat berbahaya (setidaknya begitu yang sering saya dengar dan baca lewat media).
Bapak tidak kalah dengan kakak dan Mamak, seberapa sering saya bilang untuk stop minum jamu di warung jamu gak jelas maka sesering itu juga dia akan mengulang dan mengulang. Saya akan menolak jika disuruh membelikan jamu, dan dia justru berangkat membeli sendiri. Padahal saya menolak karena saya curiga jamu-jamuan itu tidak tersertifikasi dan kenyataannya memang demikian.

Kini setelah apa yang terjadi di hidup kakak dua tahun lalu, keluarga lebih sering berhati-hati. Tidak sembrono memperlakukan obat dan sering bertanya pada saya sebaiknya gimana. Karena saya malas berurusan dengan rumah sakit maka saya lebih sering menganjurkan agar mereka makan saja makanan bergizi dalam hal ini sayur-sayuran yang ditanam di pekarangan sendiri.
Kebetulan saya mencatat khasiat khasiat tumbuhan yang tersebar di halaman rumah yang memang sengaja ditanam untuk sayur (yang ternyata diam diam mengandung unsur penyembuh).
ciplukan

Berhenti menjadi dokter

Saya sering bilang kepada diri sendiri untuk menjaga kesehatan diri sendiri. Jangan sampai tubuh ini kemasukan obat-obat kimia. Maka hal-hal berikut sering saya terapkan.

1. Banyak minum air mineral mateng dan kurangi gula
    Apa pun dan di mana pun saya harus mengisi tubuh dengan air mineral. sesekali minum kopi atau teh demi terlihat sama dengan teman-teman, namun saya batasi kadarnya pula lebih sering tidak pakai gula. Teman-teman saya memahami jika itu pilihan saya dan mereka tidak usil (meski sebelumnya ada yang mengatai saya sebagai si miskin yang gak bisa beli gula)
mentalfloss.com

2. Sering-sering jalan kaki (kalau perlu lari lari ringan)
    Saya bukan pelari marathon, tapi setidaknya saya puas dengan didikan mamak yang sejak kecil mengajarkan saya untuk jalan kaki bahkan berpuluh kilo. Saat kecil saya suka dengan kegiatan jalan kaki. Namun ketika dewasa (saat ini) agaknya jalan kaki sangat sulit dilakukan; bukan karena malas melainkan cuaca yang kurang mendukung. Panas akan membuat tubuh malas untuk jalan. Demi mensiasati hal ini, saya akan lebih awal bangun tidur dan melakukan jalan kaki keliling dusung, sekitar lima kilo. Cukup jalan kaki di pagi buta, belum ada niatan untuk lari.
menurut sembutopia jalan kaki minimal 10 ribu langkah atau 3,5 kilo perhari

3. Banyak konsumsi sayur dari halaman
    Jika ada yang tanya berapa harga sayur mayur di pasaran, maka saya akan menggeleng sebab memang saya tidak paham. Keluarga saya jarang belanja sayur ke pasar. Pekarangan rumah yang banyak tanahnya sudah kami sulap menjadi kebun sayuran dan obat pribadi. Kami menanam sayuran apa saya yang kiranya bisa dimakan. Kami hampir jarang pergi ke warung bahkan dalam tempo berminggu-minggu. Biasanya kami ke warung demi membeli minyak, gula jawa atau garam.
    Saya lebih mencintai mamasak bahan-bahan yang berserakan di pekarangan rumah. Kelor adalah salah satu tumbuhan yang wajib ada dan selalu dimakan setiap hari. Tidak susah mengolah kelor, kadang kala cukup dengan merebusnya dengan air panas. Sebentar saja di atas api lalu dimakan. Kelor adalah makanan gizi tinggi yang tidak rewel.
berkebum, menanam tanaman organik dan dipanen sendiri

4. Tidak menyetok makanan instan di rumah
    Datanglah ke rumah saya dan lihatlah apa yang kalian temukan di dapur saya. Kalian tidak akan menemukan berbungkus bungkus mi atau kecap atau saus atau mentega atau selai atau yang lainnya. Mungkin satu-satunya yang akan kamu temui adalah motto ukuran kecil (yang mana barang ini bisa awet berbulan-bulan). Saya secara pribadi tidak suka menyetok makanan instann karena hal ini hanya akan membuat Bapak saya rewel untuk minta dimasakkan. Sementara saya paham bahwa makanan instan sangat tidak baik dikonsumsi dalam jangka waktu panjang.
     Kakak saya termasuk yang sering konsumsi mi instan, jadi saya sudah punya alarm sendiri.
     Datanglah ke rumah maka maaf jika tidak ada soda atau sarden atau naget atau apalah makanan kemasan itu. Saya tidak pernah membelinya. Jika pun ada itu pasti hasil dari oleh-oleh atau parcel.

5. Mengurangi makan nasi putih
   Nasi adalah makanan murah bagi keluarga kami. Musim apa pun nasi selalu tersedia sebab kami ini adalah keluarga petani. Mamak setiap hari masak nasi. Bapak sepanjang hidup makan nasi. Saya? makan nasi namun porsinya lebih diatur. Jika dulu bisa makan nasi sampai tiga centong, belakangan saya lebih banyak berhitung dengan sendok dan itu pun mengunyahnya lama.
   Selain nasi, keluarga saya juga rajin memasak singkong. Umbi-umbian adalah barang wajib tanam di keluarga. Kami makan umbi-umbian bukan karena paham jika itu lebih baik dari nasi melainkan karena kami ingin makan yang lain. Setidaknya itu pemahaman saya mengenai umbi-umbian jauh sebelum mengenal ilmu-ilmu kesehatan dan sembutopia.
garut bahan pengganti nasi
6. Tidak merokok dan minum alkohol
    Rokok dan alkohol adalah musuh bagi saya. Saya bisa marah-marah gak jelas jika ada orang merokok di dekat saya. Saya sering menegur orang yang tiba-tiba merokok di tempat umum. Bapak saya berhenti merokok dan merasakan hidupnya lebih enakan dengan tidak merasa sesak.
     Saya tidak mau keriput dini, jadi saya menjauhi rokok dan alkohol.
hellosehat.com


7. Tidur lebih awal dan bangun lebih dini
   Berhenti begadang dan bangun lebih pagi adalah hal yang paling simpel dilakukan oleh sebagian orang namun juga sangat susah dilakukan oleh kebanyakan orang. Padahal jika bisa tidur lebih awal dan bangun lebih pagi makan kulit dan jantung akan semakin sehat (setidaknya ini yang saya baca di banyak artikel). Bukan berapa lama tidur melainkan seberapa berkualitas tidur Anda.

8. Berhenti sok jadi dokter
   ada yang bilang jika tubuh sering mengirim sinyal/ alarm jika terjadi sesuatu (tidak enak badan). Namun tidak jarang banyak yang mengabaikan alarm tersebut. Sudah merasa mual/ pusing namun tetap diam saja dan lebih memilih pergi ke warung untuk beli obat sakit kepala. Ujungnya tidak sembuh-sembuh dan makin parah.
  Padahal jika memang sakit itu sudah dirasa tidak wajar dan susah untuk ditangani dengan makanan bergizi dan minum air mineral, maka boleh jadi ke dokter adalah solusi.

kelor

Banyak yang menyalah artikan atau istilahnya menggampangkan tanda-tanda, seperti kakak saya misalnya, muntah dikira masuk angin nyatanya bukan. Sebab kalau bukan diri sendiri yang peduli, siapa lagi. Berhenti sok jadi dokter bisa dilakukan dengan menghentikan konsumsi obat-obatan warung yang diri sediri tidak tahu komposisi dan takarannya. Lebih baik konsul ke dokter sungguhan untuk hasil maksimal.

Gaya hidup sehat  memang seharusnya dimulai dari diri sendiri. Saya tidak bisa memaksa orang lain, Anda, untuk mengikuti gaya hidup saya yang rajin makan kelor. Namun setidaknya saya sudah membagikan sedikit pengalaman saya. Saya juga banyak belajar dari SEMBUTOPIA. Semoga dengan cerita ini saya bisa ikut kampanye mari sembuhkan Indonesia dengan gaya hidup sehat   dimulai dari diri sendiri detik ini.


Love,
Gadis Anggun

Calon Pengantin Harus Tahu 1000HPK


Perempuan dan Kesehatan


Sebagai gadis jelang tiga puluh, saya selalu berusaha menjaga apa apa yang hendak masuk mulut. Bukan gaya-gayaan namun sudah saatnya perhatian pada diri sendiri. Konon katanya sebelum memperhatikan orang lain maka wajib untuk memperhatikan diri sendiri. Sebelum menjaga orang lain, apa salahnya mencoba menjaga diri sendiri lebih dulu.

Ada kisah kurang menyenangkan tentang kesehatan, itu terjadi di keluarga saya. Kakak perempuan saya, dua tahu lalu harus menjalani operasi besar karena dokter berkata ada kista dalam rahimnya.
Bagaimana kami enggak panik. Selain karena sakitnya luar biasa, biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.

Sejak itu saya selalu menjaga diri sendiri agar tidak jatuh sakit, sekali pun itu hanya sakit kepala. Saya yang masih gadis dan bercita-cita  memiliki anak tujuh atau lima selalu cerewet dalam urusan kesehatan.
Saya selalu semangat mendatangi acara yang membahas kesehatan terutama kesehatan reproduksi.

Kemarin berkat acara Nutrisi Untuk Bangsa (sari Husada) alhamdulilah saya bisa ketemu dan mendapat pemaparan langsung tentang kesehatan dari seorang dokter anak dan bidan. Sungguh ini anugerah yang sangat besar bagi saya.


Nutrisi Untuk Bangsa dan talkshow 1000 Hari Pertama Kehidupan

Apa itu #1000HPK?
Jujur ini pertama kalinya saya mengikuti talkhsit tentang seribu hari pertama kehidupan. 1000HPK ternyata di hitung sejak pertama kali janin ada dalam rahim hingga nanti berusia 2 tahun.

Fase #1000HPK adalah fase emas penentu kebahagiaan/ kesehatan seseorang di masa mendatang. Pemenuhan gizi hendaknya sudah terjadi sejak masa ini.
Untuk mencetak generasi emas dibutuhkan perjuangan bahkan sejak dalam kandungan.

Pada masa ini diharapkan seorang ibu bisa mempersiapkan segalanya dengan baik.

Maka sesungguhnya #1000HPK itu hendaknya dipersiapkan bahkan sebelum seseorang merencanakan kehamilan. Cocok bagi seorang calon pengantin atau gadis dewasa seperti saya.

Itu kenapa ibu hamil dilarang stress. Pula diwajibkan memakan banyak aneka makanan bergizi dan tidak mengandung zat bahaya. Sebab janin yang ada dalam kandungan juga ikut merasakan apa yang dirasakan ibunya, ikut juga mengkonsumsi apa yang dikonsumsi si ibu.

Asam folat adalah salah satu yang wajib dikonsumsi oleh seorang ibu hamil. Hal ini demi mempersiapkan pembentukan tulang bagi si calon bayi.

Pengetahuan tentang #1000HPK wajib diketahui oleh banyak orang, tidak hanya perempuan atau calon ibu tapi juga laki-laki dan calon ayah.
Seorang ayah juga punya peran penting dalam proses kehamilan istri.


Bidan adalah kawan bagi ibu hamil
Zaman ini bidan memiliki peran besar dalam sebuah proses kehamilan hingga melahirkan. Bidan di Indonesia tersebar bahkan sampai pelosok dusun.

Orang Indonesia sudah sadar bahwa kesehatan ibu hamil dan proses persalinan itu sesuatu yang psikolog dan harus ditangani dengan serius. Maka sudah banyak yang sadar untuk mengkontrol kesehatan selama kehamilan pula memilih lahiran di bidan (yang mana sebelumnya banyak yang memilih dukun beranak). Hal ini sebuah kemajuan, bisa menekan angka kematian ibu dan anak.

Bidan adalah sahabat bagi ibu hamil. Tempat untuk bertukar pikiran dan keluh kesah tentang kehamilan.

Memilih Makanan 

Makanan yang kita makan adalah investasi masa depan.

Sebagai Gadis Anggun, saya sependapat dengan cuitan tersebut.

Apakah makanan menyehatkan selalu mahal? Mungkin iya.
Mahal di sini bukan berarti nominal rupiahnya besar, melainkan perjuangan untuk mendapatkan dan mempertahankannya.
Sebab banyak orang yang rela mengeluarkan uang banyak demi makan malam mewah yang mana belum tentu gizi yang ada dalam makanan tersebut memenuhi, pula ketidaktahuan akan zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya.

Berkat Sari Husada, Nutrisi Untuk Bangsa akhirnya saya bisa bertemu dengan seorang yang ngerti banget tentang makanan dan cara pengolahannya.

Chef Rissa adalah bintang tamu yang hadir kemarin. Saya secara khusus menemui beliau di akhir acara untuk bertanya lebih lanjut tentang bahan makanan, utamanya kelor.
Kenapa saya begitu berharap bisa dapat jawaban?
Karena saya adalah penggila kelor. Saya sedang berusaha untuk setia untuk ngemil kelor. Biasanya saya rebus. Berkat Kak Rissa pengetahuan saya bertambah, bahwa kelor bisa dijadikan teh dan jika mau bisa juga untuk masker.

Sudah cantik, sehat lagi. 💋

 Rumah saya sudah semacam kebun gak jelas. Tanaman tanaman yang kiranya enak dimakan dan bersifat obat ditanam di halaman. Kelor dan katu adalah salah satu tanaman yang cukup cepat hidup dan mengenyangkan sekaligus sebagai bahan obat.



Gema Cermat Bersama Kemenkes RI


Gema Cermat Bersama Kemenkes RI

Lebih dari satu dekade saya tak pernah bersinggungan dengan obat. Saya telah membiasakan lidah dan lambung agar menjauh dari sentuhan racikan obat, apa pun bentuknya. Obat adalah sesuatu yang mengerikan bagi saya. Dari sebagian orang saya juga tahu bahwa obat terkadang berubah menjadi racun mematikan. Faktanya begitu.

Belum lama ini saya demam, hampir dua mingguan. Orang di sekeliling panik karena saya menolak untuk sekedar berkunjung ke dokter. Lebih saya menolak segala obat yang hendak ditawarkan, bahkan obat penurun panas pun saya hindari.

Ada teman yang justru ngomel disaat saya sedang dalam puncak kesakitan. Ia ngomel karena saya ngotot tidak mau berobat. Saya benar benar menjaga prinsip; pantang menyentuh obat.
Selain malas menyentuh obat, bibir saya juga malas menyentuh makan dan minum. Saya benar benar drop. Baru mulai membaik ketika air kelapa dan rebusan daun kelor mampir ke lambung. Tidak ada obat lain selain dua hal tersebut. Kebetulan halaman rumah saya telah sejak lama sengaja ditumbuhi tumbuhan obat; itu semua semata mata untuk saya yang anti dengan obat medis.

Cerita demam saya telah tutup buku, ganti dengan cerita baru bersama Kemenkes (kementrian kesehatan). Demi apa ini kali pertamanya saya ikutan acara kementerian kesehatan RI. Sebelumnya saya pernah ikutan acara Badan POM, dan itu membahas obat.
Kemenkes pada kesempatan kali ini juga mengambil tema tentang Cermat Menggunakan Obat. Obat lagi obat lagi. Sejak awal saya tertarik dengan acara ini lantaran bicara tentang obat. Sesuatu yang sangat saya hindari namun harus saya kenali sebab dia selalu hadir dalam hidup saya.

Malam sebelum acara Kemenkes, saya sedikit galau karena hujan-hujanan dan menghabiskan banyak telur puyuh. Konon besok pagi pas acara akan ada pemeriksaan kesehatan. Kalau malam harinya gaya hidup saya gak sehat, saya khawatir paginya akan mendapat hasil pemeriksaan yang juga mengkhawatirkan. Ditambah begadang membuat saya degdegan.

Untungnya selama ini saya menjalankan gaya hidup yang lumayan sehat. Pemeriksaan tekanan darah, kandungan gula dan kolesterol dinyatakan dalam batas sangat aman. Semua baik baik saja. Satu satunya yang menyedihkan adalah berat badan dan lingkar perut. Dokter cantik teman konsultasi menyarankan agar saya mengurangi minimal dua setengah kilogram berat badan dan empat senti lingkar perut. Bagaimana saya bisa melakukan ini semua?

Acara inti pun tiba. Pemaparan tentang Cermat Menggunakan Obat dari berbagai narasumber yang ahli di bidangnya. Saya beruntung karena hari itu bisa mengerti lebih jauh lagi tentang obat.
Setidaknya ini penting untuk saya agar tidak lagi terlalu antipati dengan obat. Karena sejujurnya niat awal obat dilahirkan adalah sebagai perantara penyembuhan

Obat-obatan  tidak salah, kadang kala perlakuan manusia saja yang membuat obat berubah menjadi racun.

Ada banyak faktor yang merubah obat menjadi sesuatu yang berbahaya; salah satunya adalah ketidak pahaman kita dalam memilih obat yang dibutuhkan. Padahal faktanya beda penyakit beda juga obat yang digunakan.

Berikut adalah cara untuk memilih obat;
1. Perhatikan kandungan zat obat, jangan asal pilih merk dagang dan abai pada kandungan zat di dalamnya.
2. Jangan pernah mengabaikan alergi yang terjadi saat konsumsi obat. Artinya jika terjadi alergi usai konsumsi obat, maka hendaknya lain kali tidak lagi konsumsi obat yang bersangkutan.
3. Perhatikan kondisi saat konsumsi obat, apakah sedang hamil atau berencana hamil. Karena jelas obat sangat pengaruh pada kehamilan.
4. Sama halnya kehamilan, menyusui pun perlu diperhatikan.
5. Harga obat di pasaran. Pastikan harganya normal. Jangan tertipu dengan harga murah namun khualitas dipertanyakan
6. Perhatikan bentuk sediaan obat. Sesuaikan dengan penggunaannya.
7. Pastikan kondisi saat sedang menggunakan obat. Apakah juga sedang konsumsi obat lain atau tidak. Sebab kadang kala satu obat dengan obat lain tidak bisa berinteraksi baik. Pastikan sudah konsultasi dokter dan apoteker.

Selain itu juga harus diperhatikan macam obat yang ada. Apakah obat itu kategori obat bebas, obat bebas terbatas atau obat keras. Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Sedang obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat dibeli tanpa resep dokter namun penggunaannya harus memperhatikan aturan pakai dan peringatan pada kemasan. Sementara obat keras adalah obat yang hanya bisa diperoleh jika ada izin dan resep dari dokter.

Untuk kategori obat obatan ini saya baru pertama kali mengerti yang demikian. Saya menghindari obat dan saya juga tidak berusaha untuk mengenalnya. Jadi jika Kemenkes akhirnya mengenalkan saya pada siapa itu obat, saya berterima kasih. Setidaknya itu bisa menjadi bekal saya ke depan sebagai #calonibukesayangan.

Usai dengan materi cara mendapat obat lanjut ke materi cara menggunakan obat. 
Perlu diketahui bahwa dalam tubuh setiap orang terkandung banyak bakteri. Bakteri jahat dan bakteri baik. Jika salah menggunakan obat bisa jadi bakteri baik yang membantu sistem tubuh akan mati dan justru bakteri jahat berkembang subur. Saya ngeri membayangkan hal ini. Sepanjang narasumber presentasi, saya bergidik ngeri dan hanya sesekali melihat ke layar, bukan tidak hormat saya pemateri namun karena menghindari refleks tubuh merinding jika mendengar kata bakteri.

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan saat menggunakan obat;
1. Baca aturan pakai sebelum menggunakan obat.
2. Gunakan obat sesuai dengan aturan pakai.
- dosis. Misal gunakan sendok takar yang tersedia, jangan mengganti dengan sendok makan.
- rentang waktu. Misal: antibiotik 3 x 1 maka ini berarti diminum setiap 8 jam sekali.
- lama penggunaan obat. Misal antibiotik digunakan 3-5 hari, harus sesuai dengan petunjuk penggunaan.
3. Obat bebas dan obat bebas terbatas tidak boleh digunakan secara terus menerus. Jika sakit tak kunjung mereda sebaiknya konsultasi ke dokter.
4. Hentikan penggunaan obat apabila timbul efek yang tidak diinginkan. Segeralah pergi ke pelayanan kesehatan.
5. Tidak menggunakan obat orang lain meski gejala sakitnya sama. Jangan pernah juga menerima obat sisa dari orang lain meski jenis obat yang dikonsumsi sama.
6. Tanyakan ke apoteker untuk mendapatkan informasi penggunaan obat yang lebih lengkap dan tepat.

Aneka Perawatan Naavagreen Natural Facial



Naavagreen Natural Facial

“Minum air putih cukup?”
“Cukup.”
“Asupan sayuran?”
“Lumayan cukup, Dok.”
“Pasti sering tidur malam?”
“Ya begitulah, Dok.” (Dokter kok tahu?)

Dokter kulit yang saya temui di salah satu ruang konsultasi di klinik Naavagreen sedang mencatat hasil penerawangan kesehatan kulit saya. Percakapan ringan itu terus berlanjut hingga beberapa menit kemudian. Dokter yang baik, ramah dan lumayan sering memberi senyum itu lalu kembali berucap, “Kalau penulis mesti begadang sampai malam-malam, ya?”

Dengan malu-malu saya menjawab, “Ya lumayan, Dok. Tapi saya baru-baru ini aja tidur malam. Dulu-dulu sore aja sudah tidur.”

Setelah obrolan bersahabat itu, dokter memberi saya pilihan mau sekedar facial atau perawatan dengan krim Naavagreen atau sekalian dua-duanya. Karena disuruh memilih diantara tiga pilihan, maka dengan berat hati saya memilih facial saja untuk sementara. #halah


Tentang treatment Naavagreen

Kalau dibilang perdana, iya, ini memang kunjungan pertama saya ke Naavagreen. Namun begitu, sejujurnya saya sudah kenal klinik ini jauh sebelum hari ini. Tepatnya karena seorang kakak tamvan ada di klinik ini. ;)

Sabtu kemarin saya berkunjung ke Naavagreen daerah Kota Baru. Saya datang sedikit lebih pagi dibanding pengunjung yang lain. Baru ada beberapa orang yang antri nunggu beli krim. Saya ikut antri nunggu giliran dipanggil. Karena datang lebih awal maka saya tidak perlu antri panjang. Pelayanan yang diberikan cepat dan ramah. Ini yang selalu saya suka.

Enaknya datang lebih awal adalah tidak perlu antri panjang, karena siangan sedikit sudah pasti banyak saingan. Dulu saya hanya melihat parkiran penuh, sekarang saya tahu bahwa di dalam pun tidak kalah sesak. Untuk banyak bangku-bangku empuk yang bisa dipakai senderan. Ada bapak-bapak yang sampai terlelap nunggu istrinya facial.

Sebagian teman saya masih merasa takut untuk melakukan perawatan wajah, entah itu facial atau penggunaan krim. Konon alasan mereka facial bisa menipiskan kulit. Yang ini saya tidak tahu pasti kebenarannya, yang jelas emang sesudah facial biasanya kulit akan terasa lebih tipis, ya itu kan karena efek komedo dan kotoran yang nempel di kulit wajah dicerabut paksa.

Saya tidak pernah keberatan dengan facial. Apalagi facial di Naavagreen. Mbak-mbaknya asyik diajak ngobrol. Bahkan memberi saran agar/ tidak begini begitu.
Intinya saya puas dengan treatment yang Naavagreen berikan.

Saya juga baru tahu jika di Naavagreen itu ada beberapa perawatan facial. Ini baru saya tahu ketika membaca katalog yang tersedia di dekat pendaftaran/ kasir.
Berikut perawatan kulit berupa facial yang bisa diambil di Naavagreen (sebagian saya cuplik dari katalog) :
1.      Naavagreen Natural Skin Facial
2.      Naavagreen Natural Skin Facial for Acne
Ini yang kemarin saya pilih. Facial yang berfungsi mengangkat komedo, jerawat, sel kulit mati dan mengurangi kadar minyak di wajah.
Wajah saya sih enggak berminyak, hanya saja banyak komedo. Jadi ketika ditawarin facial jenis ini ya saya langsung okey.
3.      Naavagreen Natural Skin Facial for Anti Aging
Konon ini fungsinya untuk mengencangkan kulit dan menunda penuaan dini.
4.      Naavagreen Natural Skin Facial for Brightening
Facial yang fungsinya untuk mencerahkan kulit. Tapi ya perlu diingat, enggak sekali facial ujug-ujug kulitnya berkilau bagai mutiara.
5.      Naavagreen Natural Skin Facial for Sensitive Skin
Yang ini untuk menjaga kelembaban kulit dan mengurangi reaksi sensitif.

Besok-besok saya akan coba facial lagi di Naavagreen. Katanya jeda waktu yang bagus untuk facial itu antara dua mingguan. Bolehlah dicoba lagi.

Jam Operasional 

Selain facial wajah juga ada peeling. Hampir sama, namun untuk peeling lebih keperemanjaan kulit. Mengelupas sel kulit mati biar wajah tidak kusam. Untuk peeling sendiri harganya di atas facial. Lebih mahal dan hasilnya juga lebih kelihatan.
Fungsi dari peeling itu sendiri (saya ambil dari brosur dan hasil ngobrol sama pihak Naavagreen, iya gaes, enak lho bisa konsultasi langsung) antara lain:
1.      Mengangkat sel kulit mati. Wajah jadi nggak kusem.
2.      Mengurangi keriput. (Mungkin cocok buat emak saya di rumah)
3.      Membuat tampilan kulit lebih halus
4.      Mengurangi pigmentasi
5.      Merangsang pembentukan collagen (untuk yang ini saya belum tanya lebih lanjut soalnya waktu terbatas. Lain kali deh boleh diagendakan nodong konsultasi lagi)

Tentang Red and Bio Light Therapy

Waktu itu saya datang ke Naavagreen bareng temen-temen. Salah satu temen disarankan untuk ikut terapi laser ini. Saya nggak paham itu semacam gimana, yang pasti dijelaskan bahwa sinar laser ini berfungsi untuk membasmi jerawat dan bakteri penyebab jerawat.
“Baiknya terapi ini dilakukan jarak berapa lama?” penasaran saya bertanya di sesi konsul.
“Kalau untuk laser ini justru boleh disarankan sering-sering. Kalau facial jaraknya mungkin dua minggu kalau sinar laser ini bisa dua hari sekali.”
“Untuk harganya sendiri?”
Uwang, gaes, pertanyaan wajib.
“Jika facial biasa mulai 40 ribu, maka bio light therapy dibandrol mulai 85.”

Sewaktu di ruang facial, saya banyak ngobrol sama Mbak Ica (semoga saya tidak salah sebut nama mbak yang sudah merawat wajah saya), beliau bilang jika di Naavagreen ada juga semacam laser CO2. Itu laser yang digunakan khusus untuk membakar daging kecil yang tumbuh di kulit. Konon yang mau menghilangkan tahi lalat juga bisa menggunakan laser ini.
“Nggak sakit?” Iya saya bertanya dengan rasa nyeri yang sangat.
“Enggak.” Mbaknya ketawa. “Kan daging yang mau dimusnahkan itu daging enggak berguna dan cara memusnahkannya dengan bantuan krim jadi nggak akan kerasa.”
“Ooo...” Asli norak saya keluar.

suasana halaman depan klinik Naavagreen

Facial, aman nggak sih?

Habis facial muka saya merah-merah, wajar sih soalnya pembersihan komedo. Tapi enggak lama kok, besoknya juga sudah balik lagi. Mungkin tergantung kulit juga. Kebetulan kulit wajahku enggak bandel amet.
Hari berikutnya usai facial saya mendatangi nikahan temen. Di sana ketemu temen-temen yang lain. Lalu terjadilah pembahasan mengenai saya yang baru pertama ke Naavagreen. Beberapa temen masih seperti kemarin, bilang kalau enggak mau facial karena takut.
Maka saya jelaskan saya bahwa facial itu hanyalah semacam perawatan wajah. Semacam cuci sekaligus pemijatan di wajah. Menurut saya sendiri facial di Naavagreen cukup aman; selain karena ruangan yang bersih nyaman juga didukung oleh pekerja yang berkompeten dan teliti.
Jika mau ini saya kasih tips sedikit untuk memilih tempat facial:
1.      Pilih tempat yang sudah biasa ramai pengunjung/ kondang, naavagreen contohnya. Hal ini sebagai indikator bahwa banyak pengunjung berarti terpercaya.
2.      Tidak perlu tergiur diskonan atau harga sangat miring. Naavagreen pernah ada harga yang sangat miring, tentu dengan syarat dan hari tertentu, misal pas pembukaan cabang baru.
3.      Konsultasi dulu ke pihak ahli dalam hal ini tentu saja dokter kulit. Mintalah rekomendasi perawatan apa yang cocok.
4.      Jika masih kurang yakin, bertanyalah pada kawan yang sudah pengalaman facial.
5.      Jika saat treatment mengalami kesakitan, jangan segan untuk minta berhenti.
6.      Tujuan facial adalah untuk membuat wajah nyaman bukan sebaliknya.

Kapan kapan saya terusin lagi, ini sudah malam, pesan Pak dokter nggak boleh tidur larut agar kulit tetap segar sehat. Oh iya, nanti saya juga akan menulis pengalaman menggunakan CC cream produk Naavagreen. Tungguin ya.

naavagreen Kota Baru