catatan mini

Mohon Maaf Adalah Kunci

1/09/2022 08:00:00 pm Mini GK 0 Comments

Minggu, 9 Januari 2022

Assalamualaikum wr. wb.  Hai kesayangan Gadis Anggun, mohon maaf karena ternyata saya belum bisa menepati janji. Maaf belum bisa konsisten berkabar di sini. Saya harap kalian tidak kecewa dan masih terus menanti. Seperti saya yang juga terus menanti senyum manis kalian. Mungkin seperti ini juga yang tanah rasakan saat menanti hujan pertama.


Maaf memaafkan adalah kunci untuk kita selalu bertahan. (Mini GK 2022)

Surat Izin Mengemudi

Sudah hari ke sembilan tapi hari ke delapan kemarin belum sempat update. Sebelum lupa, saya mau bilang jika kemarin itu rasanya seperti bukan saya. Dari pagi sudah banyak agenda. Dengan sadar mengendarai motor tapi sampai malam merasa bahwa itu tidak sepenuhnya saya. Ceritanya janjian sama sepupu, si Mispah, untuk perpanjangan SIM. Tahulah ya apa itu surat izin mengemudi? 

Zaman saya perpanjangan dulu itu mudah. Bayarnya juga murah, sekitar 75K doang. Nah kemarin itu agak belibet gitu ceritanya. Jauh hari saya sudah tanya ke teman, sebut namanya Eka. Dia juga habis perpanjangan SIM tapi lewat mobil layanan keliling. Dari dia saya tahu kalau untuk keperluan perpanjangan SIM butuh surat keterangan sehat dari dokter, fotokopi KTP dan SIM lawas, dan juga surat hasil psikotes.

Rincian biaya beda-beda setiap daerah. Nah sepupu ini habis 35K untuk KIR dokter. Padahal umumnya cuma 25K di tempat saya. Tapi gak masalah untuk ini, beres aman. Yang agak galau itu waktu datang ke polres, tahunya di sana enggak ada layanan psikotest. Beda sama di mobil layanan keliling yang sudah ada. Maka mengikuti arahan mbak-mbak polisi di depan pintu masuk, akhirnya saya dan sepupu menuju ruko yang konon katanya lokasi psikotes.

Ruko-ruko Yang Entah Bagaimana

Ruko pertama. Saya kira di situ tempat psikotes karena tampak banyak orang dan ada semacam timbangan badan. Ealah ternyata bukan. Di situ tempat cari KER dokter. Keterangan sehat tadi. Tapinya kok gak ada dokternya? Gak ada plang nama dokternya? Dan lain sebagainya. Saya agak ragu tapi masuk juga.

Di ruko inilah saya dapat info kalau SIM itu belum bisa perpanjangan kalau belum mendekati hari expired. Karena masih tanggal 8 Januari, sementara SIM bakal mati tanggal 1 Februari, kami mendapat saran untuk menunda dulu. Ya mohon maaf, apakah saya percaya? Akhirnya balik lagi naik motor ke kantor polisi. Pada mbak-mbak polisi yang awal tadi bertanya syaratnya. Mbaknya bilang kalau belum bisa perpanjangan kalau belum mepet kadaluarsa.


Saya balik lagi ke ruko jemput sepupu, lalu memberikan kabar apa yang terjadi. Eh tapi mohon maaf sebelumnya, sepanjang bolak balik berkendara itu tadi saya belum makan. Sepupu juga belum. Baru beneran minum air putih segelas doang. Mana jam 11 nanti saya ada ujian.

Karena sudah terlanjur di ruko-ruko gak jelas itu akhirnya kami sepakat untuk buat surat psikotes sekalian. Ya biar sekalian jalan maksudnya. Jadi misal besok tanggal 22 atau 29 mau ngajuin perpanjangan SIM enggak perlu ribet lagi cari surat-surat. Sepupu setuju dan kami minta arah kemana harus tes psikologi.

Bapak di ruko menunjukkan jalan kalau ruko paling ujung lokasinya. Ya dalam hitungan kurang dari semenit (karena naik motor) kami sampai ruko paling ujung. Sudah tanya macam-macam, kirain mau dapat pelayanan eh tahunya bapak-bapak di ruko kedua ini menunjukkan lokasi ruko ketiga.

Weh mohon maaf, ini kok berasa lempar sana lempar sini. Sumpah kesel banget. Mana belum makan, mikir ujian dan harus putar otak karena sepupu bakal balik Semarang. Buat SIM cepet tujuannya karena dia enggak tinggal di Gunungkidul gitu. Jadi biar aman buat sekarang karena jarang balik. Ealah tahunya mendapat penolakan dan suruh ngurus SIM baru di Semarang saja.


Okelah, akhirnya saya pasrah dan menuju ruko ketiga. Agak kaget dong karena ruko ketiga ini berasa familiar lokasinya. Ternyata sebelahan sama toko kosmetik rades yang biasa saya kunjungi. Jadi ini ceritanya seolah saya menyusuri dan muteri ruko-ruko yang biasa saya kunjungi. Ya salam, mau sedih tapi ngakak. Sampai di sini konsentrasi saya sudah berantakan parah. Sedih banget dengan kekacauan ini. Makin sedih belum makan. Iya lho makan itu penting. Mohon maaf buat yang berpedoman sarapan bukanlah kebutuhan.

Berbekal lima puluh ribu rupiah akhirnya sepupu bisa mendapat surat hasil psikotes. Murah gak murah sebenarnya. Soal-soalnya standar tes psikologi cuma saya herannya manfaatnya sampai mana. Yes, saya masih belum memahami konsep psikologi dengan baik jika mendapat fakta di lapangan masih banyak calo.

Tentang Calo dan Calo

Saking banyaknya calo, kami sampai enggak sadar sudah berapa kali berpasangan dan mereka selalu bertanya hal sama. "Baru atau perpanjang?", "Urus sendiri atau dibantu?", "Syaratnya sudah lengkap?".  Aduh dari para calo ini saya belajar kegigihan yang terus terulang. Artinya mengulangi hal yang sama untuk sekian waktu dan enggak bosan. Ya saya mana tahan begituan.

"Sudah beres, Pak." Adalah jawaban paling simpel, praktis dan langsung bisa menjauhkan para calo. Pokoknya cukup dengan gestur yakin meyakinkan maka para calo itu bakal pergi. Lalu datang lagi lah, tentu saja. Calo yang sama menghampiri saya lebih dari empat kali dengan pertanyaan sama.

Mengsedih banget gak sih? Sudah lapar, kesel karena muterin ruko, gak dapat SIM, eh ketemunya calo lagi calo lagi.

Mohon Maaf Duhai Konsentrasi

Pada akhirnya berburu SIM gak dapat maka kami lanjut ke kampus. Ada ujian Hukum Acara Perdata yang menanti. Jujur karena banyak muter dari pagi dan sarapan telat, konsentrasi saya ambyar. Saya malah merasa kurang dari 60%. Jadi pas mengerjakan soal itu berasa gak nyantol. Untung beberapa soal berasal dari tema-tema yang sebelumnya sudah saya kembangkan. Bagian paling menyenangkan saat presentasi itu adalah ketika hasil karyamu banyak untuk rujukan orang lain. Maka dari itu usahakan maksimal apa yang sudah kamu mulai.

Meski konsentrasi saya pecah-pecah (mohon maaf ini aslinya jarang terjadi) tapi sebisa mungkin tetap tenang. Bagaimana pun juga, ketenangan itu penting untuk menguasai keadaan. Sepanjang hari dari pagi ya ketenangan yang saya punya. Konsentrasi boleh ambyar, lari ke sana sini boleh gak ada hasil. Tapi ketenangan harus terus terjaga.

You Might Also Like

0 comments: