gaya hidup sehat
Berbagai cara dilakukan baik oleh pemerintah pusat, daerah mau pun masyarakat juga individu guna meminimalkan penyebaran virus ini. Salah satunya adalah penyemprotan disinfektan.
Hanya saja kadang cukup was-was tentang takaran/ ukuran pasnya sebuah bahan. Pula bahan-bahan dasarnya. Kadang kala bahannya diganti dengan bahan lain yang seadanya karena memang kemungkinan di pasar bahan utamanya sudah tidak ada lagi atau langka. Hal-hal yang seperti ini hendaknya perlu mendapat perhatian lebih. Belum lagi penggunaannya tidak sebagai mana mestinya.
Pernah dengar ada orang yang harus basah kuyub masuk ke sebuah gang karena di pintu gang harus ‘mandi disinfektan’? Atau pernah dengar keluhaan abang ojol atau abang tukang paket yang memilih untuk tidak masuk gang dibanding harus rela disemprot disinfektan? Atau pernah melihat/ mendengar hadirnya ‘kotak semprot disinfektan’ yang khusus untuk menyemprot orang-orang yang lewat di sekitarnya? Pasti sudah pernah baca berita ini. Atau malah mengalami sendiri.
Padahal disinfektan ini adalah zat kimia, yang oleh sebagian kita dibuat dari campuran pemutih baju dan pembersih lantai. Secara logika saja hal ini tentu sangat bahaya jika terkena kulit/ tubuh manusia. Bahkan karena banyaknya yang menggunakan disinfektan untuk ‘memandikan’ orang maka Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan imbauan bahwa disinfektan tidak aman diperuntukkan bagi manusia.
Salah kaprah disinfektan lainnya adalah orang yang bertindak menyemprotkan disinfektan tidak melindungi diri dengan kaos tangan dan alat pelindung diri yang lain. Padahal sudah jelas kalau disinfektan tidak seharusnya kontak langsung dengan tangan.
Kegalauan saya yang begitu panjang akhirnya mendapat jawaban dari seorang kawan yang merupakan relawan PMI cabang Banjarmasin. Ia membagi selembar tulisan yang berisikan ‘Pedoman Disinfektan’. Lega rasanya ada yang ikut prihatin dengan banyaknya pertanyaan dalam benak saya. Rasa-rasanya selembar itu bagaikan penghapus yang mampu membersihkan coretan tak jelas di atas kertas. #halah
Setidaknya dalam lembaran itu saya membaca bahwa wajib bagi seseorang untuk menggunakan sarung tangan sekali pakai saat sedang mebersihkan dan mendisinfeksi permukaan (apa aja). Setelahnya habis pemakaian maka sarung tangan tersebut harus dibuang. Kalau pun memakai sarung tangan yang bisa digunakan berulang kali maka penggunaan sarung tangan itu hanya khusus untuk acara disinfeksi bukan yang lain-lain.
Sampai di sini paham saya. Juga jadi sedikt worry dengan mas-mas yang sering ke rumah untuk semprot-semprot. Tujuannya baik namun ada yang luput. Semoga besok enggak seperti itu lagi dan semoga semua baik-baik saja. Jika corona virus ini lenyap banyak hal yang ingin saya lakukan; salah satunya adalah berkunjung ke ....
Salah Kaprah Disinfektan
Salah Kaprah Disinfektan
Saat tulisan ini ditulis, perkara corona virus belum juga ada gambaran bakal berhenti. Untungnya kabar mereka yang berangsur sembuh mulai bermunculan, semakin hari semakin bertambah. Namun sedih juga dengan kabar semakin banyak pula yang dinyatakan positif corona.
Berbagai cara dilakukan baik oleh pemerintah pusat, daerah mau pun masyarakat juga individu guna meminimalkan penyebaran virus ini. Salah satunya adalah penyemprotan disinfektan.
Hampir mirip dengan hand sanitizer, disinfektan juga mulai langka. Selanjutnya orang-orang Indonesia yang terkenal dengan kreativitasnya mulai membuat hand sanitizer dan disinfektan secara mandiri. Cukup berbekal tutorial gratisan dari Youtube atau media lain, masing-masing kita sudah bisa membuat disinfektan.
Hanya saja kadang cukup was-was tentang takaran/ ukuran pasnya sebuah bahan. Pula bahan-bahan dasarnya. Kadang kala bahannya diganti dengan bahan lain yang seadanya karena memang kemungkinan di pasar bahan utamanya sudah tidak ada lagi atau langka. Hal-hal yang seperti ini hendaknya perlu mendapat perhatian lebih. Belum lagi penggunaannya tidak sebagai mana mestinya.
Pernah dengar ada orang yang harus basah kuyub masuk ke sebuah gang karena di pintu gang harus ‘mandi disinfektan’? Atau pernah dengar keluhaan abang ojol atau abang tukang paket yang memilih untuk tidak masuk gang dibanding harus rela disemprot disinfektan? Atau pernah melihat/ mendengar hadirnya ‘kotak semprot disinfektan’ yang khusus untuk menyemprot orang-orang yang lewat di sekitarnya? Pasti sudah pernah baca berita ini. Atau malah mengalami sendiri.
Padahal disinfektan ini adalah zat kimia, yang oleh sebagian kita dibuat dari campuran pemutih baju dan pembersih lantai. Secara logika saja hal ini tentu sangat bahaya jika terkena kulit/ tubuh manusia. Bahkan karena banyaknya yang menggunakan disinfektan untuk ‘memandikan’ orang maka Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan imbauan bahwa disinfektan tidak aman diperuntukkan bagi manusia.
Salah kaprah disinfektan lainnya adalah orang yang bertindak menyemprotkan disinfektan tidak melindungi diri dengan kaos tangan dan alat pelindung diri yang lain. Padahal sudah jelas kalau disinfektan tidak seharusnya kontak langsung dengan tangan.
Kegalauan saya yang begitu panjang akhirnya mendapat jawaban dari seorang kawan yang merupakan relawan PMI cabang Banjarmasin. Ia membagi selembar tulisan yang berisikan ‘Pedoman Disinfektan’. Lega rasanya ada yang ikut prihatin dengan banyaknya pertanyaan dalam benak saya. Rasa-rasanya selembar itu bagaikan penghapus yang mampu membersihkan coretan tak jelas di atas kertas. #halah
Setidaknya dalam lembaran itu saya membaca bahwa wajib bagi seseorang untuk menggunakan sarung tangan sekali pakai saat sedang mebersihkan dan mendisinfeksi permukaan (apa aja). Setelahnya habis pemakaian maka sarung tangan tersebut harus dibuang. Kalau pun memakai sarung tangan yang bisa digunakan berulang kali maka penggunaan sarung tangan itu hanya khusus untuk acara disinfeksi bukan yang lain-lain.
Sampai di sini paham saya. Juga jadi sedikt worry dengan mas-mas yang sering ke rumah untuk semprot-semprot. Tujuannya baik namun ada yang luput. Semoga besok enggak seperti itu lagi dan semoga semua baik-baik saja. Jika corona virus ini lenyap banyak hal yang ingin saya lakukan; salah satunya adalah berkunjung ke ....
22 comments: