Secangkir Teman Hangat Untuk Harapan Baru

10/17/2018 10:03:00 pm Mini GK 11 Comments

"Jika tidak bisa menanam 1000 pohon maka setidaknya saya harus menanam 10 pohon sebelum mati."

Mungkin terdengar terlalu muluk atau tidak masuk akal, tapi begitulah biasa saya menyampaikan motto hidup di hadapan khalayak umum.

Jatuh cinta saya kepada kebaikan alam boleh dibilang terlambat (meski orang bilang tidak ada yang terlambat untuk sebuah kebaikan). Saya baru terbiasa menanam pohon / tumbuhan di saat orang lain sudah memanen hasil tanamannya.


Bukan pekerja kantoran bukan pula bawahan apalagi atasan, saya nyata-nyata hanya gadis biasa yang terlalu gigih dalam bermimpi (realita kapan-kapan). Meski begitu saya tidak pernah ada niatan untuk kabur dari kenyataan.
Hanya saja tidak bisa dipungkiri kenyataan kadang lebih kejam dari ibu tiri.

Sari Jahe teman sepanjang waktu

Pekerjaan yang saya geluti bukan  pekerjaan yang bisa dipastikan kapan, berapa lama dan berapa besar ganjarannya. Namun sudah dipastikan tingkat kelelahannya.

Bertemu orang hampir setiap hari menuntun saya untuk harus tampil segar dan hangat (layaknya secangkir wedang jahe).
Saya tahu diri, mood bisa berubah sewaktu-waktu sesuai faktor pemicunya.

Tepat waktu dan selalu hangat kepada setiap orang menjadi salah satu indikator teman menyenangkan. Untuk itu saya selalu berusaha memelihara kebiasaan ini.
Sayangnya tidak jarang harapan saya luruh jungker balik semacam daun maple di musim gugur disebabkan terlambat. (bisa saya atau pihak lain yang terlambat, tetap ujungnya mood saya  kacau).

Kalau sudah mengalami ini biasanya akan  konsentrasi seharian jadi terganggu.
Butuh sentuhan baru untuk bisa kembali semangat.


Sudah hampir sepekan ini saya tinggal jauh dari kampung halaman untuk sebuah misi masa depan. Jauh dari pelukan keluarga dan obrolan hangat di depan televisi.
Memang saya suka bepergian, tapi bukan berarti saya selalu siap jika sewaktu-waktu ada panggilan untuk jalan.

Bekal harus cukup untuk menjaga diri agar tidak mudah galau atau ketakutan. Seriusan, di tempat baru jika tidak cukup bekal akan membuat nyali ciut.

Di rumah saya disayang keluarga. Di perantauan harus bisa menyayangi diri sendiri lebih dari sebelumnya.

Di rumah banyak yang bersedia kerepotan demi menyiapkan minuman menyegarkan untuk saya. Pekarangan rumah juga sudah disulap jadi kebun tanaman bahan minuman tradisional. Jahe, temulawak, serai, lidah buaya dan banyak lainnya ditanam dan tumbuh subur. Bisa dipanen sewaktu-waktu jika dibutuhkan.

Keluarga saya adalah petani yang menganut tradisi bahwa alam telah menyediakan segala yang dibutuhkan manusia.

Kemajuan zaman tidak lantas membuat keluarga saya hijrah gaya. Utamanya dalam gaya makan.

Mamak itu serupa polisi yang selalu menjaga dan pertama mengetahui sebuah ketidak beresan. Jika saya sakit biasanya mamak akan lebih curiga dengan makanan/ minuman yang menyentuh lidah dan lambung saya. 

Itu sebabnya di rumah kondisi badan dan asupan gizi saya terpenuhi. Mau minum teh/ susu jahe tinggal meracik sendiri.

Begitu sepekan di Bekasi, saya kebingungan sebab tidak punya semua bahan yang dibutuhkan untuk membuat minuman herbal pula waktu yang terlalu sibuk mengejar kemacetan. 
Padahal minuman herbal dari bahan-bahan alami sangat berkhasiat untuk menenangkan syaraf dan perasaan.

Sudah lebih dari dua windu saya tidak mengenal obat. Saya ragu dengan obat-obatan. Jika badan berasa kurang fit, langkah pertama saya adalah istirahat dan minum/ makan olahan tumbuhan obat.


Kemarin sore akhirnya ada kesempatan sekian menit untuk jalan ke supermarket. Dengan semangat penuh saya datangi rak tempat minuman serbuk/ sachet/ kemasan. Semua demi mencari aroma kampung halaman.

Bersama tenggelamnya Surya, saya meyakinkan diri harus mendapat minuman ekstrak jahe. Selain demi mengobati rindu kampung juga sudah barang tentu untuk mengembalikan kewarasan; setidaknya lidah saya bisa terhibur dengan menyentuh minuman jahe.

Beruntung ada  herbadrink sari jahe nongol cantik serupa teman udah lama kenal dan langsung menyapa.
Tidak harus menunggu semenit, sekotak sari jahe langsung pindah ke keranjang belanjaan. 
Dari Jahe Herbadrink jadi ingat kampung
Sejujurnya ini kali pertama saya bertemu dengan herbadrink (utamanya sari jahe rasa rumahan) dan langsung menerimanya.

Seperti perkiraan, seduhan sari jahe herbadrink dalam secangkir air panas cukup membuat hidung saya joget bahagia.

Aroma jahenya kuat persis seperti buatan di rumah. Begitu menyentuh lidah langsung kerasa jahenya dan begitu masuk lambung; hangat minuman mijitmijit.

Kesimpulannya; saya suka produk herbadrink yang ternyata setelah saya lihat komposisinya merupakan racikan bahan-bahan alami.

Seperti diketahui jahe punya banyak khasiat, beberapanya ;
- mengurangi mual, itu artinya herbadrink bisa dijadikan teman perjalanan mereka yang suka mabuk
- membantu masalah pencernaan
- baik untuk kulit
- melegakan tenggorokan; herbadrink cukup ampuh membuktikan ini
- dll

Herbadrink ini minuman herbal bukan obat. Saya mampu menerimanya menjadi teman baru.



Macam-macam minuman serbuk Herbadrink
 #Herbadrink

Banyak yang beranggapan jika minuman herbal dari tanaman (liar) itu pahit. Sebagian yang lain bilang membuat minuman dari rempah atau tanaman hanya akan menghabiskan energi (tenaga untuk mendapat bahan sampai meramu).
Pula tidak sedikit yang memilih enggak peduli dengan minuman berbahan alami sebab sudah terbiasa dengan minuman bersoda/ berkafein atau yang mengandung susu.

Kalau saya sih asli lebih memilih minuman racikan empon-empon atau tanaman dibanding harus konsumsi soda.

Herbadrink rasanya cukup mengerti kebutuhan orang semacam saya. Herbadrink terlampau cerdik. Tidak hanya 'menerbitkan' minuman dalam bentuk serbuk yang mudah dibawa dan dinikmati kapan saja,  tapi juga sekaligus melengkapinya dengan varian rasa yang sesuai dengan ''tradisi' Indonesia. Sari Jahe, Sari temulawak dan lidah buaya cukup mewakili kebutuhan saya.

Saya paling suka menghidu aroma yang menguar di udara saat serbuk herbadrink bertemu dengan terjangan air panas dari teko/ termos. Aroma itu akan bertahan beberapa lama dan otomatis membuat orang yang mencium aromanya perlahan mulai rileks.

Saya sudah cobak herbadrink sari jahe, esok saya akan meminta herbadrink lidah buaya menjadi teman menembus kemacetan dan panasnya Bekasi.


11 comments: