kedai kopi,

Menikmati Keromantisan Kopi Tirana Kitchen

11/18/2017 12:29:00 pm Mini GK 0 Comments





Segenggam cerita

"Apa sih yang kamu dapat dengan ikut kumpul kumpul bahkan dari jauh?"

Sudah terlalu sering saya menerima pertanyaan dengan redaksi serupa.

Kopi dan Saya

Jika ditanya tentang ritual ngopi, maka saya bisa bercerita panjang panjang.

Kopi adalah sebuah cerita. Saya memang bukan penggila kopi tapi hanya seorang gadis yang sesekali mencicip kopi dengan berisik. Yoha, saat mencicip kopi maka mulut saya akan terus-terusan bertanya ini itu pada barista yang sedang melayani.

Jika ingat hal itu, kadang kala saya merasa bersalah; udah banyak tanya, minum kopinya yang paling murah. #ehe

Untungnya barista di Tirana Kitchen sabar dan ramah-ramah, sambil senyum mereka meracik pesanan sekaligus bercerita banyak hal tentang yang saya tanyakan.

Nongkrong Cantik

Jadi ceritanya saya sedang ingin refreshing karena habis sakit. Kebetulan banget, teman teman ngajakin nongkrong cantik di sebuah kedai kopi yang baru saja buka di Jalan Suryodiningratan. Saya kenal banget dengan kedai kopi ini. Tepatnya saya sudah sering main ke kedai kopi ini sejak zaman masih menjadi butik. Sekarang memang masih ada butiknya, dan ditambahin kedai kopi. 

Enak banget deh, sambil belanja baju bisa sekalian ngopi cantik.

Saya tiba di Tirana Kitchen satu jam dari jadwal janjian. 

Begitu pintu dibuka, tercium aroma kopi yang serta Merta membawa saya pada suasana melankolis. Entah apa sebab yang jelas aroma kopi selalu menerbitkan keromantisan.
Sembari menunggu teman teman, saya ngobrol sama Mbak Nunuk dan Abel; owner Tirana Kitchen. Kami ngobrol berbagai hal karena memang sudah saling kenal.

Percayalah, seharian di Tirana Kitchen pasti betah. Entah sendiri atau bersama teman, suasana mendukung. Jika bosen ngobrol, kita bisa baca baca buku yang ada di rak khusus buku. Atau mungkin nonton pameran yang sedang berlangsung. Iya, selain rumah fashion dan kedai kopi, Tirana juga merupakan tempat seni. Berbagai acara seni sering digelar di sini.
Saya tidak pernah keberatan dengan sajian kopi, malah saya berharap bisa meroasting dan menggiling kopi sendiri suatu hari nanti.
Teman teman datang sedikit terlambat dari waktu janjian. Tapi tidak apa apa, saya jadi punya kesempatan untuk menjelajah Tirana Kitchen semakin dalam.

Dari penjelajahan itu saya menemukan beberapa fakta menarik. Salah satunya adalah bahwa Tirana Kitchen menggunakan 'barang bekas' untuk beberapa hiasan dan gelas minumnya. Mbak Nunuk membenarkan jika Tirana Kitchen memang sengaja memanfaatkan 'barang bekas' menyulapnya menjadi barang baru dan berdaya guna.

"Iya gelas ini recycle botol bekas. Kami sengaja pesan botol khusus dari hotel hotel di Bali. Jadi meski 'barang bekas' sejatinya botolnya tidak sembarangan. Yang jelas higienis."

Selain gelas yang menarik, saya juga tahu ternyata menu menu yang ada di Tirana Kitchen bukan hanya kopi, tapi ada berbagai cemilan ringan dan teh.

Menu di Tirana Kitchen

Bagi saya, racikan kopi di Tirana Kitchen cukup untuk menyenangkan lidah. Kebetulan saya mencicipi beberapa kopi; saya memang enggak bisa diam kalau sudah ketemu kopi.


You Might Also Like

0 comments: