kuliner,
Mamahke Jogja Bolehkah Saya Bercerita Tentang Kamu dan Teman-temanmu?
Mamahke Jogja
Dua potong cake telah
sukses berpindah dari nampan ke mulut lantas melaju ke dalam perut. Nyaris
tidak ada sisa kecuali coklat yang entah sengaja atau minta perhatian lebih
sampai-sampai harus nempel di bibir dan hampir ke seluruh jemari tangan.
Belepotan dan sama sekali tidak terlihat anggun.
Saya sudah mencoba
memakannya dengan khusyuk ala-ala Miss Univers, namun tetap gagal, remah-remah
kue berhamburan ke rok. Alamak.
Itu yang terjadi
dengan saya beberapa hari lalu saat diundang untuk mencicipi menu dari dapur
keluarga Mas Hanung dan Mbak Zaskia.
Pagi jelang siang yang
terik, saya sampai tidak bisa membedakan mana sekumpulan anak-anak berlatih
karate dengan air mancur. Sungguh terlalu pengelihatan saya hari itu. Tepat di
selatan Tamansari atau di jalan Tamanan, dapur Mas Hanung berdiri. Belum begitu
sempurna ketika saya datang. Masih dalam tahap renovasi.
Saya dan teman-teman
diundang untuk memcicipi sekaligus memberi masukan pada menu yang sedang digarap.
Konon menu itu akan menjadi menu andalan yang kelak akan meramaikan dunia
kuliner Yogyakarta.
Oleh Mas Hanung dan
keluarga jajanan yang sedang mereka gadang-gadang menjadi salah satu alternatif
oleh-oleh itu diberi nama “Mamahke Jogja”.
Tolong ya jangan salah
mengeja; mamahke Jogja, bukan mamah ke Jogja. Karena mamahke di sini diambil
dari bahasa Jawa berasal dari kata mamah
(mengunyah), mamahke bisa berarti
mengunyahkan. Beuh, repot bener pakai acara dikunyahkan segala. Kujadi ingat balita
atau anak burung yang sering makannya dimamahke dulu sama orangtua mereka.
Mamahke dan selebriti Tanah Air
Saya sudah mencoba
beberapa jajanan yang konon dikelola atau dimiliki oleh selebriti negeri ini.
Enggak usah disebut ya jajanan siapa-siapa saja, dunia juga sudah tahu kalau
saya ini doyan makan.
Karena saya ini
orangnya enggak bisa diam, maka ketika ketemu langsung sama selebritinya pasti
saya tanya-tanya dong kenapa dan mengapa akhirnya terjun di dunia kuliner dan
memilih daerah (maksudnya bukan di Ibu Kota).
“Karena aku ingin jika
pulang ke Jogja maka punya kegiatan. Aku ini perempuan yang enggak bisa diem.
Di Jakarta setiap hari ngurus anak-anak, rumah dan segala macem. Kalau pas
balik ke Jogja mendadak aku enggak punya kerjaan apa pun karena malah aku dilayani
mertua. Kan akunya jadi enggak enak. Jadi buka usaha Mamahke ini berharap nanti
bisa punya kesibukan,” tutur Mbak Zaskia sambil menawarkan produk Mamahke ke
teman-teman.
Konon Mamahke ini juga
memakai resep yang diturunkan dari Ibundanya Mas Hanung. Itu yang membuatnya
beda dengan panganan yang lain.
Sambil mencoba
mengira-ira apa saja bahan yang dicemplungkan dalam adonan cake itu (dengan
cara mengunyah sambil sok-sok menelaah) saya mendengar tuturan selanjutnya dari
Mas Hanung tentang mengapa mereka buka tempat oleh-oleh berisikan jajanan.
“Tujuannya ingin
memberikan alternatif oleh-oleh jika ada temen main ke Jogja. Kalau membuat
film itu sudah pekerjaan biasa. Bisnis kuliner ini baru bagi kami dan masih
meraba-raba. Maka dari itu mohon teman-teman bisa kasih masukan agar nanti
Mamahke ini benar-benar kerasa banget. Aku sendiri ingin tempatnya nanti nuansa
Jogja banget. Pakai ornamen dan perabot kayu-kayu jati.”
Sejujurnya saya iri banget dengan
‘kemujuran’ yang dialami para selebriti Tanah Air tercinta ini. Selalu saja
apa-apa bisnis yang mereka jalankan pasti laris manis. Sementara saya jualan
buku Le Mannequin dan Pamaren Patah Hati saja sungguh gerilya
dari subuh sampai subuh. *anggap saja begitu* Namun hasilnya ya gitu-gitu ajah.
Jangankan pada antri pakai nomer antrian, sehari laku sepuluh biji saja
alhamdulilah banget.
Pertanyaannya apa iya
seorang Mini GK harus jadi selebriti dulu biar karya-karyanya laris
manis dan subur sepanjang masa bagai lumut di kelembapan??
“Aku enggak ngerti
gimana cara marketing kuliner,” Mbak Zaskia seolah-olah baru saja membaca apa
yang saya pikirkan. Mungkin batok kepala
saya transparan hingga bisa terbaca dengan mudah.
“Aku konsultasi sama
Irwansyah. Dan dia yang siap membantu marketing Mamahke. Jadi usaha ini
kerjasama dengan Bella, Irwansyah, Zaskia Sungkar dan Teuku Wisnu.”
Tuhan, mungkin lain
kali saya juga perlu join kerjasama dengan Mas Wisnu Nugroho, Kang Pepih, Mas
Iskandar Zulkarnaen, lalu minta bantuan Abang Rizky Saragih dan Kak
Kevinalegion biar karya yang saya ciptakan meledak-ledak di Bumi Pertiwi.
Antara Mamahke, Sate Klathak dan Bakpia
“Kenapa milihnya roti
bukan soto, sate atau makanan berat lain karena....” Mas Hanung menjelaskan
dengan semangat juang seorang owner, “karena aku kesulitan untuk mencari
pencuci mulut jika selesai makan berat. Juga aku inginnya biarlah orang-orang
seperti sediaka kala jika sate klathak ya ingatnya sama Pak (sebut nama), jika
makan soto ingatnya sama (sebut nama).”
Dari sini dapat
saya simpulkan bahwa Mamahke berdiri tidak untuk menyaingi macem kuliner yang
sudah ada melainkan ikut mewarnai dan memberi alternatif aneka kuliner.
Harapan Mamahke
Seperti halnya sebuah
hubungan, seseorang memutuskan untuk menjalin kasih dengan yang lain dengan
harapan menemukan kebahagian hakiki. #tsah
Maka begitu pun dengan
Mamahke, dari Mbak Zaskia saya mendengar bahwa Mamahke semoga bisa menjadi
harapan baru bagi penduduk sekitar untuk mengais rejeki. “Bisa membuka lapangan
pekerjaan baru bagi orang lain bagiku alhamdulilah banget,” tutur Mbak Zaskia
berbinar-binar. “Belum kepikiran bagaimana nanti untung atau pendapatan
Mamahke, berharap bisa bantu banyak orang.”
Beuh Mbak Zaskia nanti
kalau butuh media patner atau bloger atau hanya sekedar model cakep boleh lho kontak saya di @minigeka atau www.minigeka.com pasti dengan senang hati akan saya
tindaklanjuti.
Kata mereka tentang oleh-oleh khas....
Karena saya ini
orangnya sangat-sangat selo bertolak belakang sekali dengan hati saya yang
super riuh penuh keributan ngalah-ngalahin suporter bola, anggap yang ini serius, maka sebelum bobok pada suatu malam yang
syahdu saya bertanya pada beberapa temen-teman melalui chat WA. Begini pertanyaan
saya;
Teman-teman, apa sih yang ada di benak kalian ketika
seorang selebriti tiba-tiba buka usaha kuliner di daerah (bukan ibu kota) lalu
memberi embel-embel ‘kuliner khas
daerah....’
Sebelum benar-benar
terbawa mimpi, saya menerima beberapa jawaban:
“Seleb mah bebasss, mau bikin kripik krupuk, salep, sampo gambarnya mereka mah sekarang bebas. Kalau pakai gambar kita malah nista.”*padahal saya udah siap lho jadi model sabun colek*
“Menurutut selebriti bisnis kuliner sah-sah saja. Tapi ya kalau beneran khas daerah situ ya gak apa-apa, Beb. Yang jadi masalah kalau sebenarnya makanan bukan khas daerah situ tapi mereka memposisikan diri sebagai oleh-oleh wajib daerah situ.”*saya semakin nggak sabar mendadak jadi artis top biar apa apa sah*
“Berarti artisnya ‘mletik’ itu. Artisnya mampu mencari peluang dibalik ‘khas’ itu tadi. Kenapa kita enggak mencontoh mereka? Misal truk kita ditempeli stiker produk lokal Gunungkidul. Di satu sisi menghasilkan pendapatan buat kita disisi lain Gunungkidul makin mendapat nama di mana-mana.”
“Kalau aku sih biasa saja, Min. Karena aku enggak mengidolakan selebriti dan enggak nonton sinetron apalagi infotaiment.”*mungkin sesekali kamu perlu deh kenalan sama aku yang artis lokal ini, beuh*
“Mereka itu bikin usaha kuliner kompakan lho.”*sebenarnya jawaban di sini nyebut nama nama dan merk tapi sengaja tidak ditampilkan demi kenyamanan perut saya yang akan mendadak lapar*
“Kalau kulinernya memang khasnya situ sih enggak apa-apa namun jangan diada-adain. Nanti jadi aneh.”
“Kalau buat aku enggak apa-apa. Wong usaha-usaha dia kok. Ngapain kita yang ribut ngrecoki.”
“Bagus dong. berarti selebritinya punya pandangan lebih. Mau usaha dan mau memberi pekerjaan ke orang lain.”
Ada beberapa lagi
jawaban namun belum sempat saya tuliskan alasan utamanya karena obrolan itu
melebar bukan menjawab pertanyaan yang saya lempar melainkan justru membahas
aneka makanan yang sudah barang tentu membuat lidah saya kehilangan kendali dan
gigi gemeretuk ingin mengunyah sesuatu. Semoga tidak khilaf.
Titip pesan buat Mas
Hanung dan Mbak Zaskia, itu jawaban teman-teman saya monggo dipelototi, kalau
butuh kontak mereka lewat saya saja dijamin lancar.
Selamat untuk
pembukaan Mamahke esok 20 Mei 2017, jangan lupa saya Mini GK #gadisAnggun teman
perjalanan yang bisa dikontak sewaktu-waktu untuk sekedar diajak mencicipi kue
dan menikmati secangkir teh madu. #sedap
0 comments: