Film
Nonton Bareng Film Kartini
![]() |
Film Kartini
Sudah sejak lama saya ingin banget mendapat kesempatan premier nonton film Kartini yang dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo.
Berkali-kali saya buka instagram untuk cek dimana saja acara premier bakal di gelar, pula dimana bisa beli dan berapa harga tiket. Ketemu. Ternyata pembelian tiket bisa dari asmatPro.
Saya belum beli tiketnya hingga seorang teman bilang, "Ini ada tiket jika kamu mau?"
Saya sambut dong tawaran tersebut. "Gimana caranya?"
Lalu teman saya itu memberi tahu gimana saya bisa mendapat tiket premier film Kartini dengan mudah.
![]() |
both Bank Mandiri |
Film Kartini dalam Jiwa Dian Sastro
Senang sekali sebelum nonton film, saya bisa punya kesempatan ikutan meet and great bareng pemain film; antara lain Dian Sastrowardoyo, Denny Sumargo, Ayushita sekaligus ketemu produser dan sutradaranya Mas Rony dan Mas Hanung Bramantyo.
"Film Kartini ini ditujukan untuk semua orang, tidak hanya wanita. Laki-laki pun sangat dianjurkan untuk melihat film ini. Tujuan dari membuat film ini selain untuk mengingat sejarah juga untuk menanamkan rasa menghargai kepada setiap wanita," tutur sutradara film, Mas Hanung.
"Sudah sejak lama saya ingin membuat film jenis ini. Dian Sastro sendiri tertarik dan menawarkan diri untuk ikut terlibat. Dia (Dian) sempat bilang kepada saya bahwa dia berperan jadi siapa pun tidak masalah asalkan bisa ikutan main. Lalu saya mikir apa iya kalau Dian jadi ibunya Kartini saja? Sebab yang namanya Kartini kala itu masih remaja sementara Dian sudah ibu-ibu usia 30an."
Terdengar gelak tawa dari para hadirin.
Saya masih sibuk mengamati satu persatu para pemain. Terutama Kak Denny Sumargo, ya iyalah siapa yang enggak tertarik dengan Kangmas Slamet kakaknya Kartini ini.
Ngobrolin film langsung dengan ahlinya memang lebih asyik dibanding hanya meraba-raba.
![]() |
suasana ruang bioskop sebelum film Kartini diputar |
Film Kartini menyedot perhatian penonton
Saya ucapkan terima kasih kepada Bank Mandiri yang sudah mengajak saya dan beberapa nasabahnya untuk ikut nonton bareng.
Beberapa kali saya nonton film di biokop yang penontonnya hanya beberapa gelintir orang atau hanya beberapa bari saja. Namun kemarin saat nonton Film Kartini isi bioskop penuh. Hampir tidak ada kursi kosong. Ini membuktikan bahwa banyak masyarakat yang menanti adanya film beraroma sejarah.
Saya datang ke acara premier film kartini sejak pukul 17.00 sementara pintu teater pertama tempat saya mau nonton baru dibuka bukul 20.10, sebegitunya saya demi tiket nonton Film Kartini.
Seorang teman bertanya, "Gimana dengan film Kartini?"
Saya selalu susah untuk menjawab pertanyaan yang demikian, bukan apa-apa, cuma saya punya sudut pandang berbeda dengan orang lain. Apa yang saya bilang bagus belum tentu bagus bagi orang lain. begitu pun sebaliknya.
Yang dapat saya bilang, film Kartini ini ada bagian-bagian yang membuat saya berurai air mata; misal saat Kardinah (adik Kartini) harus dinikahkan secara paksa dengan laki-laki yang tidak diinginkannya hanya karena demi status. Berurai air mata pula saat ibu Kartini dan Kartini saling bicara dari hati ke hati. Masih beruarai air mata ketika akhirnya Kartini menerima pinangan Bupati Rembang dan tiga hari setelah menikah ternyata proposal beasiswanya ke Belanda diterima. Ini nyesek banget, andai Kartini belum menikah, bisa jadi ia berangkat ke Belanda.
Saya juga dibuat tertawa, bukan hanya saya tapi hampir seisi bioskop dibuat ketawa saat adegan Kartini dipingit bareng adik-adiknya yaitu Kardinah dan Roekmini. Kartini merasa senior dan dia mengerjai kedua adiknya. Di film ini banyak sekali adegan-adegan yang membuat saya kaget dan bertanya, "begitukah Kartini?".
Kehadiran Reza Rahardian, iya memang hanya beberapa cuplikan saja, sekilas hanya mirip figuran, cukup menyita perhatian. Bukan karena Reza Rahardiannya (saya bukan fans Reza) tapi karena akting beliau yang CUKUP PAS. Dialog yang dibawakan Reza (yang berperan sebagai kakak Kartini yang tinggal di Belanda) cukup membuat saya terhenyak.
"....Kamu tidak bisa sendirian."
"....Ini kunci, masuklah kamarku di sana ada pintu yang bisa membawamu keluar dari pingitan."
Dan ternyata pintu yang dimaksud adalah lemari isi buku-buku.
pertanyaan saya mendadak muncul, misal Kartini tidak punya kakak seperti dia jangan-jangan dia tidak akan semahsyur hari ini atau bagaimana nasibnya???
Film Kartini dan warna di dalamnya
Rumah saya jauh dari kota. Jika saya ingin ke bioskop maka butuh waktu kurang lebih satu setengah jam.Saya datang ke acara premier film kartini sejak pukul 17.00 sementara pintu teater pertama tempat saya mau nonton baru dibuka bukul 20.10, sebegitunya saya demi tiket nonton Film Kartini.
Seorang teman bertanya, "Gimana dengan film Kartini?"
Saya selalu susah untuk menjawab pertanyaan yang demikian, bukan apa-apa, cuma saya punya sudut pandang berbeda dengan orang lain. Apa yang saya bilang bagus belum tentu bagus bagi orang lain. begitu pun sebaliknya.
Yang dapat saya bilang, film Kartini ini ada bagian-bagian yang membuat saya berurai air mata; misal saat Kardinah (adik Kartini) harus dinikahkan secara paksa dengan laki-laki yang tidak diinginkannya hanya karena demi status. Berurai air mata pula saat ibu Kartini dan Kartini saling bicara dari hati ke hati. Masih beruarai air mata ketika akhirnya Kartini menerima pinangan Bupati Rembang dan tiga hari setelah menikah ternyata proposal beasiswanya ke Belanda diterima. Ini nyesek banget, andai Kartini belum menikah, bisa jadi ia berangkat ke Belanda.
Saya juga dibuat tertawa, bukan hanya saya tapi hampir seisi bioskop dibuat ketawa saat adegan Kartini dipingit bareng adik-adiknya yaitu Kardinah dan Roekmini. Kartini merasa senior dan dia mengerjai kedua adiknya. Di film ini banyak sekali adegan-adegan yang membuat saya kaget dan bertanya, "begitukah Kartini?".
Kehadiran Reza Rahardian, iya memang hanya beberapa cuplikan saja, sekilas hanya mirip figuran, cukup menyita perhatian. Bukan karena Reza Rahardiannya (saya bukan fans Reza) tapi karena akting beliau yang CUKUP PAS. Dialog yang dibawakan Reza (yang berperan sebagai kakak Kartini yang tinggal di Belanda) cukup membuat saya terhenyak.
"....Kamu tidak bisa sendirian."
"....Ini kunci, masuklah kamarku di sana ada pintu yang bisa membawamu keluar dari pingitan."
Dan ternyata pintu yang dimaksud adalah lemari isi buku-buku.
pertanyaan saya mendadak muncul, misal Kartini tidak punya kakak seperti dia jangan-jangan dia tidak akan semahsyur hari ini atau bagaimana nasibnya???
0 comments: