Kemanusiaan,
Yayasan Dharmais Tangan di Atas
Manusia dan Kesempatan
Semua yang ada dan kita miliki hanyalah titipan dari Tuhan.
Ada sebagian kebahagiaan orang lain dalam kebahagian yang sedang kita nikmati.
Hidup ini penuh dengan hal-hal yang tidak kita ketahui. Termasuk orang-orang 'istimewa' yang sejatinya ada di dekat kita namun seolah tidak kelihatan atau kita yang pura-pura tidak melihatnya. Padahal orang-orang 'istimewa' ini boleh jadi adalah sosok yang dikirim Tuhan untuk menegur kita yang 'biasa saja' ini agar terus bersyukur dan lebih melembutkan hati.
Kelembutan hati adalah kekayaan yang sulit mendapatkan tandingan.
Belum lama ini saya tersentuh oleh kebaikan Yayasan Dharmais. Sebelumnya saya tidak begitu kenal dengan yayasan yang berdiri pada tanggal 8 Agustus 1975 ini. Satu-satunya yang saya tahu adalah bahwa yayasan ini ada kaitannya dengan Mantan Presiden Indonesia ke tiga.
Yayasan dan postingan kali ini tentu tidak akan membahas dunia politik.
Terus terang otak saya kurang begitu telaten untuk mengurusi dunia politik, jadi biarkan saja saya bercerita apa adanya tentang dunia sosial yang jauh dari aroma politik.
Jika sesuatu itu baik, kenapa harus dipermasalahkan?
Katarak dan Bibir Sumbing
Saya sering mendengar cerita orang-orang dengan kondisi mata tidak lagi sehat. Katarak salah satu contoh penyakit yang sering dikeluhkan banyak orang, utamanya kawula senja yang merasa hidupnya sudah tidak lagi bewarna. Padahal hay, katarak bisa kok disembuhkan. Operasi menjadi salah satu cara untuk menghilangkan katarak. Sayangnya operasi ini tidak bisa dikatakan mudah. Utamanya untuk orang-orang dalam golongan ekonomi menengah ke bawah pula lanjut usia.
Tidak heran orang lebih memilih menunggu masa rapuh dengan tetap mempertahankan katarak dibanding harus menyusahkan sanak keluarga.
Begitu pun dengan bibir sumbing, hampir sama khasiat, orang-orang jarang yang mau melakukan 'perbaikan' baca operasi karena terkendala biaya.
Kawan dekat saya adalah salah satu penderita bibir sumbing. Untungnya keluarga dia tabah, tetep sayang dan berusaha memberi pengobatan termasuk operasi sekian kali untuk membantu 'perbaikan' dirinya. Banyak penderita bibir sumbing kesulitan untuk bicara atau bisa bicara namun kurang pas layaknya orang normal.
Kadang kala kondisi inilah yang membuat orang-orang khususnya anak anak penderita bibir sumbing malu dan tidak mau bergaul (kurang percaya diri) dan cenderung menutup diri. Padahal sesungguhnya setiap pribadi punya kelebihan.
Di sekitar kita (Indonesia) banyak keluarga yang masih menganggap bahwa keluarga dengan bibir sumbing adalah keburukan. Tidak segan-segan mereka menyembunyikan anggota keluarganya yang menderita bibir sumbing alih-alih menghibur dan mencarikan pengobatan.
Lebih mengejutkan lagi, ternyata khasus bibir sumbing itu sendiri bisa terjadi karena banyak sebab. Diantaranya adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan gizi imbang yang dibutuhkan anak/ calon anak yang masih dalam kandungan.
Tidak ada manusia yang ingin terlahir dengan kondisi 'berbeda'.
Yayasan Dharmais
Yayasan yang didirikan oleh Soeharto, Sudharmono dan Bustanil Arifin pada 8 Agustus 1975 ini bertujuan memberikan bantuan bidang sosial dan kemanusiaan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Dibawah binaan Hj. Siti Hardiyanti Hastuti Rukmana, Yayasan Dharmais telah melakukan banyak penyaluran bantuan. Antara lain bantuan kepada panti asuhan yang dilakukan secara rutin baik berupa dana untuk biaya makan dan kesehatan para penghuninya. Lalu ada bantuan paket pakaian, bantuan berupa pesantren singkat pelatihan usaha produktif, bantuan anak asuh juga perpustakaan.
Ada pun untuk bantuan kemanusiaannya Yayasan ini biasa melakukan operasi katarak dan Bibir sumbing.
Sepertinya yang dilaksanakan hari Minggu (23/4) kemarin, Yayasan ini berkerjasama dengan kampus UAD dan Rumah Sakit Khusus Bedah Ringroad Selatan dan Rumah Sakit Holistika Medika Maguwo mengadakan acara operasi katarak dan Bibir sumbing secara gratis bagi pasien yang kurang mampu (dan sebelumnya telah terdaftar).
Untuk operasi katarak, Yayasan Dharmais bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) sejak tahun 1986 sampai dengan hari ini. Dimana kurang lebih telah menyentuh 132.833 pasien.
Sementara untuk bibir sumbing baru dilakukan sejak tahun 1997 sampai dengan sekarang dengan bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Ahli Bedah Plastik Indonesia (PERAPI). Sedikitnya telah ada 6.721 penderita yang dibantu.
Semua ini dilakukan demi memberi pertolongan kepada mereka yang membutuhkan terutama kaum tidak mampu.
Untuk info lebih lanjut mengenai Yayasan Dharmais bisa diakses di laman http://www.yayasandharmais.or.id atau bisa berkunjung langsung dengan alamat;
Yayasan Dharmais
Gedung Granadi Lantai 5
Jl. HR. Rasuna Sa'id Kav. 8-9 Kuningan Jakarta Selatan 12950
Telp. 021-2522745 fax. 021-2521625
Melihat Mereka Tersenyum
Adalah sebuah kebahagiaan tersendiri jika kita terlahir menjadi penyebab senyum orang lain.
Hari ini boleh jadi Tuhan menggerakkan kita untuk membantu mereka yang kurang beruntung. Namun siapa yang akan tahu esok hari? Bisa saja orang yang kita tolong hari ini kelak juga jadi bagian tangan di atas yang menjadi penyebab senyum orang lain.
Saya tidak sedang membicarakan berlomba menumpuk pahala. Ini hanya sedang mencoba berbagi dan sedikit mengindahkan alangkah mulianya tangan di atas untuk membantu sesama. (Min)
0 comments: