Kemanusiaan,

Yayasan Dharmais Tangan di Atas

4/26/2017 01:59:00 pm Mini GK 0 Comments


Manusia dan Kesempatan 
Semua yang ada dan kita miliki hanyalah titipan dari Tuhan.
Ada sebagian kebahagiaan orang lain dalam kebahagian yang sedang kita nikmati.

 Hidup ini penuh dengan hal-hal yang tidak kita ketahui. Termasuk orang-orang 'istimewa' yang sejatinya ada di dekat kita namun seolah tidak kelihatan atau kita yang pura-pura tidak melihatnya. Padahal orang-orang 'istimewa' ini boleh jadi adalah sosok yang dikirim Tuhan untuk menegur kita yang 'biasa saja' ini agar terus bersyukur dan lebih melembutkan hati.

Kelembutan hati adalah kekayaan yang sulit mendapatkan tandingan.

Belum lama ini saya tersentuh oleh kebaikan Yayasan Dharmais. Sebelumnya saya tidak begitu kenal dengan yayasan yang berdiri pada tanggal 8 Agustus 1975 ini. Satu-satunya yang saya tahu adalah bahwa yayasan ini ada kaitannya dengan Mantan Presiden Indonesia ke tiga.

Yayasan dan postingan kali ini tentu tidak akan membahas dunia politik.

Terus terang otak saya kurang begitu telaten untuk mengurusi dunia politik, jadi biarkan saja saya bercerita apa adanya tentang dunia sosial yang jauh dari aroma politik.

Jika sesuatu itu baik, kenapa harus dipermasalahkan?

Katarak dan Bibir Sumbing
Saya sering mendengar cerita orang-orang dengan kondisi mata tidak lagi sehat. Katarak salah satu contoh penyakit yang sering dikeluhkan banyak orang, utamanya kawula senja yang merasa hidupnya sudah tidak lagi bewarna. Padahal hay, katarak bisa kok disembuhkan. Operasi menjadi salah satu cara untuk menghilangkan katarak. Sayangnya operasi ini tidak bisa dikatakan mudah. Utamanya untuk orang-orang dalam golongan ekonomi menengah ke bawah pula lanjut usia.

Tidak heran orang lebih memilih menunggu masa rapuh dengan tetap mempertahankan katarak dibanding harus menyusahkan sanak keluarga.

Begitu pun dengan bibir sumbing, hampir sama khasiat, orang-orang jarang yang mau melakukan 'perbaikan' baca operasi karena terkendala biaya.
Kawan dekat saya adalah salah satu penderita bibir sumbing. Untungnya keluarga dia tabah, tetep sayang dan berusaha memberi pengobatan termasuk operasi sekian kali untuk membantu 'perbaikan' dirinya. Banyak penderita bibir sumbing kesulitan untuk bicara atau bisa bicara namun kurang pas layaknya orang normal.

Kadang kala kondisi inilah yang membuat orang-orang khususnya anak anak penderita bibir sumbing malu dan tidak mau bergaul (kurang percaya diri) dan cenderung menutup diri. Padahal sesungguhnya setiap pribadi punya kelebihan.

Di sekitar kita (Indonesia) banyak keluarga yang masih menganggap bahwa keluarga dengan bibir sumbing adalah keburukan. Tidak segan-segan mereka menyembunyikan anggota keluarganya yang menderita bibir sumbing alih-alih menghibur dan mencarikan pengobatan.

Lebih mengejutkan lagi, ternyata khasus bibir sumbing itu sendiri bisa terjadi karena banyak sebab. Diantaranya adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan gizi imbang yang dibutuhkan anak/ calon anak yang masih dalam kandungan.

Tidak ada manusia yang ingin terlahir dengan kondisi 'berbeda'.

Yayasan Dharmais
Yayasan yang didirikan oleh Soeharto, Sudharmono dan Bustanil Arifin pada 8 Agustus 1975 ini bertujuan memberikan bantuan bidang sosial dan kemanusiaan kepada masyarakat yang membutuhkan.

Dibawah binaan Hj. Siti Hardiyanti Hastuti Rukmana, Yayasan Dharmais telah melakukan banyak penyaluran bantuan. Antara lain bantuan kepada panti asuhan yang dilakukan secara rutin baik berupa dana untuk biaya makan dan kesehatan para penghuninya. Lalu ada bantuan paket pakaian, bantuan berupa pesantren singkat pelatihan usaha produktif, bantuan anak asuh juga perpustakaan.

Ada pun untuk bantuan kemanusiaannya Yayasan ini biasa melakukan operasi katarak dan Bibir sumbing.

Sepertinya yang dilaksanakan hari Minggu (23/4) kemarin, Yayasan ini berkerjasama dengan kampus UAD dan Rumah Sakit Khusus Bedah Ringroad Selatan dan Rumah Sakit Holistika Medika Maguwo mengadakan acara operasi katarak dan Bibir sumbing secara gratis bagi pasien yang kurang mampu (dan sebelumnya telah terdaftar).

Untuk operasi katarak, Yayasan Dharmais bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) sejak tahun 1986 sampai dengan hari ini. Dimana kurang lebih telah menyentuh 132.833 pasien. 

Sementara untuk bibir sumbing baru dilakukan sejak tahun 1997 sampai dengan sekarang dengan bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Ahli Bedah Plastik Indonesia (PERAPI). Sedikitnya telah ada 6.721 penderita yang dibantu.

Semua ini dilakukan demi memberi pertolongan kepada mereka yang membutuhkan terutama kaum tidak mampu.

Untuk info lebih lanjut mengenai Yayasan Dharmais bisa diakses di laman http://www.yayasandharmais.or.id atau bisa berkunjung langsung dengan alamat;
Yayasan Dharmais
Gedung Granadi Lantai 5
Jl. HR. Rasuna Sa'id Kav. 8-9 Kuningan Jakarta Selatan 12950
Telp. 021-2522745 fax. 021-2521625

Melihat Mereka Tersenyum
Adalah sebuah kebahagiaan tersendiri jika kita terlahir menjadi penyebab senyum orang lain.
Hari ini boleh jadi Tuhan menggerakkan kita untuk membantu mereka yang kurang beruntung. Namun siapa yang akan tahu esok hari? Bisa saja orang yang kita tolong hari ini kelak juga jadi bagian tangan di atas yang menjadi penyebab senyum orang lain.

Saya tidak sedang membicarakan berlomba menumpuk pahala. Ini hanya sedang mencoba berbagi dan sedikit mengindahkan alangkah mulianya tangan di atas untuk membantu sesama. (Min)

0 comments:

Cantik,

Aneka Perawatan Naavagreen Natural Facial

4/20/2017 04:41:00 pm Mini GK 17 Comments



Naavagreen Natural Facial

“Minum air putih cukup?”
“Cukup.”
“Asupan sayuran?”
“Lumayan cukup, Dok.”
“Pasti sering tidur malam?”
“Ya begitulah, Dok.” (Dokter kok tahu?)

Dokter kulit yang saya temui di salah satu ruang konsultasi di klinik Naavagreen sedang mencatat hasil penerawangan kesehatan kulit saya. Percakapan ringan itu terus berlanjut hingga beberapa menit kemudian. Dokter yang baik, ramah dan lumayan sering memberi senyum itu lalu kembali berucap, “Kalau penulis mesti begadang sampai malam-malam, ya?”

Dengan malu-malu saya menjawab, “Ya lumayan, Dok. Tapi saya baru-baru ini aja tidur malam. Dulu-dulu sore aja sudah tidur.”

Setelah obrolan bersahabat itu, dokter memberi saya pilihan mau sekedar facial atau perawatan dengan krim Naavagreen atau sekalian dua-duanya. Karena disuruh memilih diantara tiga pilihan, maka dengan berat hati saya memilih facial saja untuk sementara. #halah


Tentang treatment Naavagreen

Kalau dibilang perdana, iya, ini memang kunjungan pertama saya ke Naavagreen. Namun begitu, sejujurnya saya sudah kenal klinik ini jauh sebelum hari ini. Tepatnya karena seorang kakak tamvan ada di klinik ini. ;)

Sabtu kemarin saya berkunjung ke Naavagreen daerah Kota Baru. Saya datang sedikit lebih pagi dibanding pengunjung yang lain. Baru ada beberapa orang yang antri nunggu beli krim. Saya ikut antri nunggu giliran dipanggil. Karena datang lebih awal maka saya tidak perlu antri panjang. Pelayanan yang diberikan cepat dan ramah. Ini yang selalu saya suka.

Enaknya datang lebih awal adalah tidak perlu antri panjang, karena siangan sedikit sudah pasti banyak saingan. Dulu saya hanya melihat parkiran penuh, sekarang saya tahu bahwa di dalam pun tidak kalah sesak. Untuk banyak bangku-bangku empuk yang bisa dipakai senderan. Ada bapak-bapak yang sampai terlelap nunggu istrinya facial.

Sebagian teman saya masih merasa takut untuk melakukan perawatan wajah, entah itu facial atau penggunaan krim. Konon alasan mereka facial bisa menipiskan kulit. Yang ini saya tidak tahu pasti kebenarannya, yang jelas emang sesudah facial biasanya kulit akan terasa lebih tipis, ya itu kan karena efek komedo dan kotoran yang nempel di kulit wajah dicerabut paksa.

Saya tidak pernah keberatan dengan facial. Apalagi facial di Naavagreen. Mbak-mbaknya asyik diajak ngobrol. Bahkan memberi saran agar/ tidak begini begitu.
Intinya saya puas dengan treatment yang Naavagreen berikan.

Saya juga baru tahu jika di Naavagreen itu ada beberapa perawatan facial. Ini baru saya tahu ketika membaca katalog yang tersedia di dekat pendaftaran/ kasir.
Berikut perawatan kulit berupa facial yang bisa diambil di Naavagreen (sebagian saya cuplik dari katalog) :
1.      Naavagreen Natural Skin Facial
2.      Naavagreen Natural Skin Facial for Acne
Ini yang kemarin saya pilih. Facial yang berfungsi mengangkat komedo, jerawat, sel kulit mati dan mengurangi kadar minyak di wajah.
Wajah saya sih enggak berminyak, hanya saja banyak komedo. Jadi ketika ditawarin facial jenis ini ya saya langsung okey.
3.      Naavagreen Natural Skin Facial for Anti Aging
Konon ini fungsinya untuk mengencangkan kulit dan menunda penuaan dini.
4.      Naavagreen Natural Skin Facial for Brightening
Facial yang fungsinya untuk mencerahkan kulit. Tapi ya perlu diingat, enggak sekali facial ujug-ujug kulitnya berkilau bagai mutiara.
5.      Naavagreen Natural Skin Facial for Sensitive Skin
Yang ini untuk menjaga kelembaban kulit dan mengurangi reaksi sensitif.

Besok-besok saya akan coba facial lagi di Naavagreen. Katanya jeda waktu yang bagus untuk facial itu antara dua mingguan. Bolehlah dicoba lagi.

Jam Operasional 

Selain facial wajah juga ada peeling. Hampir sama, namun untuk peeling lebih keperemanjaan kulit. Mengelupas sel kulit mati biar wajah tidak kusam. Untuk peeling sendiri harganya di atas facial. Lebih mahal dan hasilnya juga lebih kelihatan.
Fungsi dari peeling itu sendiri (saya ambil dari brosur dan hasil ngobrol sama pihak Naavagreen, iya gaes, enak lho bisa konsultasi langsung) antara lain:
1.      Mengangkat sel kulit mati. Wajah jadi nggak kusem.
2.      Mengurangi keriput. (Mungkin cocok buat emak saya di rumah)
3.      Membuat tampilan kulit lebih halus
4.      Mengurangi pigmentasi
5.      Merangsang pembentukan collagen (untuk yang ini saya belum tanya lebih lanjut soalnya waktu terbatas. Lain kali deh boleh diagendakan nodong konsultasi lagi)

Tentang Red and Bio Light Therapy

Waktu itu saya datang ke Naavagreen bareng temen-temen. Salah satu temen disarankan untuk ikut terapi laser ini. Saya nggak paham itu semacam gimana, yang pasti dijelaskan bahwa sinar laser ini berfungsi untuk membasmi jerawat dan bakteri penyebab jerawat.
“Baiknya terapi ini dilakukan jarak berapa lama?” penasaran saya bertanya di sesi konsul.
“Kalau untuk laser ini justru boleh disarankan sering-sering. Kalau facial jaraknya mungkin dua minggu kalau sinar laser ini bisa dua hari sekali.”
“Untuk harganya sendiri?”
Uwang, gaes, pertanyaan wajib.
“Jika facial biasa mulai 40 ribu, maka bio light therapy dibandrol mulai 85.”

Sewaktu di ruang facial, saya banyak ngobrol sama Mbak Ica (semoga saya tidak salah sebut nama mbak yang sudah merawat wajah saya), beliau bilang jika di Naavagreen ada juga semacam laser CO2. Itu laser yang digunakan khusus untuk membakar daging kecil yang tumbuh di kulit. Konon yang mau menghilangkan tahi lalat juga bisa menggunakan laser ini.
“Nggak sakit?” Iya saya bertanya dengan rasa nyeri yang sangat.
“Enggak.” Mbaknya ketawa. “Kan daging yang mau dimusnahkan itu daging enggak berguna dan cara memusnahkannya dengan bantuan krim jadi nggak akan kerasa.”
“Ooo...” Asli norak saya keluar.

suasana halaman depan klinik Naavagreen

Facial, aman nggak sih?

Habis facial muka saya merah-merah, wajar sih soalnya pembersihan komedo. Tapi enggak lama kok, besoknya juga sudah balik lagi. Mungkin tergantung kulit juga. Kebetulan kulit wajahku enggak bandel amet.
Hari berikutnya usai facial saya mendatangi nikahan temen. Di sana ketemu temen-temen yang lain. Lalu terjadilah pembahasan mengenai saya yang baru pertama ke Naavagreen. Beberapa temen masih seperti kemarin, bilang kalau enggak mau facial karena takut.
Maka saya jelaskan saya bahwa facial itu hanyalah semacam perawatan wajah. Semacam cuci sekaligus pemijatan di wajah. Menurut saya sendiri facial di Naavagreen cukup aman; selain karena ruangan yang bersih nyaman juga didukung oleh pekerja yang berkompeten dan teliti.
Jika mau ini saya kasih tips sedikit untuk memilih tempat facial:
1.      Pilih tempat yang sudah biasa ramai pengunjung/ kondang, naavagreen contohnya. Hal ini sebagai indikator bahwa banyak pengunjung berarti terpercaya.
2.      Tidak perlu tergiur diskonan atau harga sangat miring. Naavagreen pernah ada harga yang sangat miring, tentu dengan syarat dan hari tertentu, misal pas pembukaan cabang baru.
3.      Konsultasi dulu ke pihak ahli dalam hal ini tentu saja dokter kulit. Mintalah rekomendasi perawatan apa yang cocok.
4.      Jika masih kurang yakin, bertanyalah pada kawan yang sudah pengalaman facial.
5.      Jika saat treatment mengalami kesakitan, jangan segan untuk minta berhenti.
6.      Tujuan facial adalah untuk membuat wajah nyaman bukan sebaliknya.

Kapan kapan saya terusin lagi, ini sudah malam, pesan Pak dokter nggak boleh tidur larut agar kulit tetap segar sehat. Oh iya, nanti saya juga akan menulis pengalaman menggunakan CC cream produk Naavagreen. Tungguin ya.

naavagreen Kota Baru

  

17 comments:

Film

Nonton Bareng Film Kartini

4/19/2017 02:22:00 pm Mini GK 0 Comments


Film Kartini

Sudah sejak lama saya ingin banget mendapat kesempatan premier nonton film Kartini yang dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo.
Berkali-kali saya buka instagram untuk cek dimana saja acara premier bakal di gelar, pula dimana bisa beli dan berapa harga tiket. Ketemu. Ternyata pembelian tiket bisa dari asmatPro.

Saya belum beli tiketnya hingga seorang teman bilang, "Ini ada tiket jika kamu mau?"
Saya sambut dong tawaran tersebut. "Gimana caranya?"

Lalu teman saya itu memberi tahu gimana saya bisa mendapat tiket premier film Kartini dengan mudah.

both Bank Mandiri

Film Kartini dalam Jiwa Dian Sastro

Senang sekali sebelum nonton film, saya bisa punya kesempatan ikutan meet and great bareng pemain film; antara lain Dian Sastrowardoyo, Denny Sumargo, Ayushita sekaligus ketemu produser dan sutradaranya Mas Rony dan Mas Hanung Bramantyo.

"Film Kartini ini ditujukan untuk semua orang, tidak hanya wanita. Laki-laki pun sangat dianjurkan untuk melihat film ini. Tujuan dari membuat film ini selain untuk mengingat sejarah juga untuk menanamkan rasa menghargai kepada setiap wanita," tutur sutradara film, Mas Hanung.

"Sudah sejak lama saya ingin membuat film jenis ini. Dian Sastro sendiri tertarik dan menawarkan diri untuk ikut terlibat. Dia (Dian) sempat bilang kepada saya bahwa dia berperan jadi siapa pun tidak masalah asalkan bisa ikutan main. Lalu saya mikir apa iya kalau Dian jadi ibunya Kartini saja? Sebab yang namanya Kartini kala itu masih remaja sementara Dian sudah ibu-ibu usia 30an." 

Terdengar gelak tawa dari para hadirin.
Saya masih sibuk mengamati satu persatu para pemain. Terutama Kak Denny Sumargo, ya iyalah siapa yang enggak tertarik dengan Kangmas Slamet kakaknya Kartini ini.

Ngobrolin film langsung dengan ahlinya memang lebih asyik dibanding hanya meraba-raba.

suasana ruang bioskop sebelum film Kartini diputar

Film Kartini menyedot perhatian penonton

Saya ucapkan terima kasih kepada Bank Mandiri yang sudah mengajak saya dan beberapa nasabahnya untuk ikut nonton bareng.
Beberapa kali saya nonton film di biokop yang penontonnya hanya beberapa gelintir orang atau hanya beberapa bari saja. Namun kemarin saat nonton Film Kartini isi bioskop penuh. Hampir tidak ada kursi kosong. Ini membuktikan bahwa banyak masyarakat yang menanti adanya film beraroma sejarah.

Film Kartini dan warna di dalamnya

Rumah saya jauh dari kota. Jika saya ingin ke bioskop maka butuh waktu kurang lebih satu setengah jam.
Saya datang ke acara premier film kartini sejak pukul 17.00 sementara pintu teater pertama tempat saya mau nonton baru dibuka bukul 20.10, sebegitunya saya demi tiket nonton Film Kartini.

Seorang teman bertanya, "Gimana dengan film Kartini?"
Saya selalu susah untuk menjawab pertanyaan yang demikian, bukan apa-apa, cuma saya punya sudut pandang berbeda dengan orang lain. Apa yang saya bilang bagus belum tentu bagus bagi orang lain. begitu pun sebaliknya.

Yang dapat saya bilang, film Kartini ini ada bagian-bagian yang membuat saya berurai air mata; misal saat Kardinah (adik Kartini) harus dinikahkan secara paksa dengan laki-laki yang tidak diinginkannya hanya karena demi status. Berurai air mata pula saat ibu Kartini dan Kartini saling bicara dari hati ke hati. Masih beruarai air mata ketika akhirnya Kartini menerima pinangan Bupati Rembang dan tiga hari setelah menikah ternyata proposal beasiswanya ke Belanda diterima. Ini nyesek banget, andai Kartini belum menikah, bisa jadi ia berangkat ke Belanda.

Saya juga dibuat tertawa, bukan hanya saya tapi hampir seisi bioskop dibuat ketawa saat adegan Kartini dipingit bareng adik-adiknya yaitu Kardinah dan Roekmini. Kartini merasa senior dan dia mengerjai kedua adiknya. Di film ini banyak sekali adegan-adegan yang membuat saya kaget dan bertanya, "begitukah Kartini?".

Kehadiran Reza Rahardian, iya memang hanya beberapa cuplikan saja, sekilas hanya mirip figuran, cukup menyita perhatian. Bukan karena Reza Rahardiannya (saya bukan fans Reza) tapi karena akting beliau yang CUKUP PAS. Dialog yang dibawakan Reza (yang berperan sebagai kakak Kartini yang tinggal di Belanda) cukup membuat saya terhenyak.

"....Kamu tidak bisa sendirian."
"....Ini kunci, masuklah kamarku di sana ada pintu yang bisa membawamu keluar dari pingitan."
Dan ternyata pintu yang dimaksud adalah lemari isi buku-buku.

pertanyaan saya mendadak muncul, misal Kartini tidak punya kakak seperti dia jangan-jangan dia tidak akan semahsyur hari ini atau bagaimana nasibnya???

0 comments: