Showing posts with label gaya hidup sehat. Show all posts

Lemonilo Pilihan Paula Keluarga Bosque

 Lemonilo Pilihan Paula Keluarga Bosque

Lemonilo menjadi satu brand yang tak asing di telinga saya. Bukan hanya karena sering nongol iklannya di televisi tapi juga karena saya konsumsi juga produk dari brand satu ini.

Lemonilo
Lemonilo Pilihan Paula Kiano

Bukan karena tergiur iklan, saya makan mi lemonilo ya memang karena doyan. Mungkin begitu juga dengan Paula Verhoeven dari Keluarga Bosque yang juga pilih lemonilo sebagai santapan makan malamnya.

Siapa sih yang gak kenal Paula Verhoeven? Ya mungkin banyak sih pembaca #minigekacom yang belum kenal. Tapi saya yakin kalau Baim Wong pasti semua kenal. Nah Paula Verhoeven ini istri dari Baim Wong sekaligus ibu dari si gemes Kiano Tiger Wong.

Tadi saya main-main ke YouTube Keluarga Baim Wong dan kepincut sama postingan Paula lagi nyuapin si Kiano. Duh lucu bin gemesin banget deh. Kiano lahap banget makan malamnya. Paula juga terlihat sangat telaten ngurusin buah hatinya. Saya yang lihat jadi ikutan mangap juga berharap ada yang suapin.

Lemonilo Mi Sehat

Mengasuh anak pasti butuh tenaga banyak. Apalagi di video itu tampak Paula sendirian saja jaga Kiano. Gemes banget. Habis kasih makan Kiano, gantian Paula yang lapar. Enggak dilihatin seperti apa estetika dapur mereka tahu-tahu sudah ada sepiring mi lemonilo terhidang di depan Paula.

Baim Wong

"Aku suka makan mi lemonilo karena praktis, enak dan nyaman," begitu kata Paula dalam unggahan YouTube yang saya tonton. Paula tampak sangat menikmati suapan mi lemonilo. Mungkin karena sudah malam jadinya tampak syahdu.

Suka aja lihat artis yang enggak rewel perkara makanan. Ya tau sendiri banyak artis yang menghindari inilah itulah. Gak bisa makan inilah itulah.

Paula bilang juga suka mi lemonilo karena dia tahu mi ini dibuat dengan cara dipanggang bukan digoreng jadi enggak berminyak pula air rebusannya tetap jernih enggak butek atau keruh macam mi instan kebanyakan.

Karena pengolahan mi lewat dipanggang jadi disyaratkan waktu memasaknya lima menit. Sedikit lebih lama dibanding yang lain. Gak masalah sih ya, toh enggak makan waktu lama. Kita tahulah, masak itu enggak selama waktu makannya. 

Masih dari Paula, dia gak masalah beli mi instan yang lebih mahal dikit asal kualitasnya menjamin dan lebih sehat. Ini mah saya banget. Setelah ngerti gimana pentingnya kesehatan dan ngerti gimana cari duit, maka bayar lebih gak apa-apa untuk hasil yang lebih oke dan maksimal. Belinya bisa di minimarket atau ke aplikasi lemonilo ya.

Saya pribadi belakangan sering worry dengan asupan tubuh. Makan apa saja harus dilihat dulu kandungannya. Kesannya ribet tapi emang iya. Enggak masalah sih kalau aku lihat ingredient dulu dan cari tahu sebelum mengkonsumsinya. Rasanya enggak rela kalau sampai melukai diri sendiri. Saya yakin begitu juga dengan Paula, Ricis atau Nagita yang juga akhirnya beralih haluan ke produk lemonilo.

Keluarga Baim Wong
Paula dan Kiano

Sama seperti Paula yang mengidamkan makanan sehat tanpa pengawet dan pewarna buatan, saya pun juga demikian. Mi lemonilo yang pernah saya jumpai yaitu warna kuning dan hijau. Konon warna kuning mi lemonilo berasal dari kunyit. Serta warna hijau dari sari bayam.  Saya enggak doyan bayam, tapi suka kalau sudah jadi mi. Kebetulan dulu juga makannya mi yang dari bahan alami seperti ini.

Berharap nanti lemonilo bakal mengeluarkan produk olahan mi lagi dengan bahan yang lain. Siapa tahu bakal ada varian bit merah atau wortel oranye. Atau malah ungu sari bunga Telang. Kok ngebayangin saja lucu yekan.

Lemonilo Sehat

Balik ke keluarga Bosque rasanya nyaman tinggal dengan keluarga utuh kompak enggak kekurangan makan. Adanya Kiano yang sebentar lagi berusia satu tahun semakin membuat keluarga itu begitu bahagia. Ya ga apa-apa makannya mi lemonilo, yang penting sehat dan bahagia selalu.

Duh jadi ngiler pingin makan mi lemonilo juga gara-gara lihat Mbak Paula makan dengan lahap. Bisa gak sih makannya enggak usah pakai gaya menggoda, kan mupeng jadinya. Untung stok lemonilo masih ada satu kardus.

Yuk kita seduh lemonilo mumpung cuaca mendukung, hujan dan sepiring lemonilo.

Lemonilo Mi Sehat Keluarga Sultan

Lemonilo
Lemonilo 


Lemonilo Mi Sehat

Seperti yang kita tahu kini telah hadir produk mi instan yang punya klaim sehat dan bisa dinikmati setiap hari. Namanya adalah mi lemonilo.


Kamu sudah pernah belum nyobain mi ini? Kalau saya jujur saja sudah. Beberapa varian rasa baik yang mi goreng atau mi rebus. Seperti halnya saya, ternyata banyak kalangan artis yang juga sudah konsumsi mi ini. Mendadak saya jadi berasa artis juga.

Keluarga sultan macem Raffi Ahmad merupakan salah satu contoh yang sudah konsumsi mi lemonilo. Dalam akun unggahan youtube RANS terlihat kalau Raffi, Gigi dan Rafatar sedang 'berebut' mi lemonilo.

Rafatar
Keluarga RANS di Chanel YouTube mereka


Hidup Sehat Dimulai dari Isi Piring

Pola hidup sehat antara satu orang dengan yang lain pasti beda. Tidak sedikit orang yang menerapkan diet ketat. Yang lain olahraga giat. Tidak sedikit yang memulainya dengan memperhatikan asupan makanannya.

Mie instan kekinian

Saya bukan pemilih makanan. Tapi saya punya cara sendiri dalam membuat makanan. Isi piring makan selalu diusahakan jauh-jauh dari bahan pengawet atau micin buatan pabrik. Cita rasa untuk memanjakan lidah saya dapat dari bawang merah bawang putih berpadu garam.

Saya pecinta mi. Tapi bukan mi instan. Mamak tidak pernah mengajarkan saya konsumsi mi instan. Beda dengan sepupu yang sejak kecil semacam kecanduan mi instan.

Lemonilo Ramah Anak-anak

Saat tahu ada mi lemonilo saya mencobanya. Bumbunya cocok dengan lidah. Tidak terlalu pekat dan eneg. Mungkin karena bahan bumbunya alami. Tekstur mi beda dengan mi instan kebanyakan. Tidak terlalu benyek dan tidak mudah patah. 


Dari yang saya ketahui, mi Lemonilo boleh dikasihkan ke anak-anak. Pantaslah Rafatar dikasih ini, doyan dan minta lebih. Infonya juga tidak masalah dikonsumsi tiap hari. Tapi tetep kalau saya mah jangan berlebihan. Takutnya bosan.

Seperti halnya mi yang lainnya. Mi lemonilo nikmat disantap dengan tambahan sayuran dan telor. 

Beda Lemonilo dengan mi instan lain

Kalau ngomongin beda atau keunggulannya, sudah jelas mi lemonilo dibuat dari bawan alami. Tanpa bahan pengawet buatan. Warna dari pewarna alami. No MSG jadi aman untuk tubuh. Kandungan gluten yang rendah. Lemak trans nol persen. Serta pembuatan mi tidak melalui proses penggorengan melainkan dipanggang dengan oven. Sehat yekan.

Mie sehat


Kalau penasaran seperti apa perkara gaya hidup sehat yang seru dan asik, kamu bisa main-main ke channel Youtube Lemonilo.

 
Tapi kalau penasaran sama produk-produk Lemonilo dan ingin membelinya yuk gas langsung saja lewat website lemonilo.com atau download aplikasinya di  bit.ly/aplikasilemonilo
Ada banyak promo menarik lho!

Lemonilo Bukan Hanya Mi Instan

Lemonilo Bukan Hanya Mi Instan 


Sudah pada tahu belum merek Lemonilo? Sepertinya sih sudah. Secara iklan di televisi sudah sering nongol. Lantas, apa sih yang kamu tangkap saat dengar kata Lemonilo? Lemon? Atau mi instan?
Agaknya yang kedua lebih mendekati.

Lemonilo Mi Instan

Jika kamu berpikir Lemonilo itu sama dengan mi instan sehat dengan harga yang sedikit lebih mahal dibanding mi instan pada umumnya, tenang, kamu enggak sendirian. Dulu, dulu banget aku juga beranggapan hal yang sama. Sejak pertama lihat iklannya di televisi langsung terkonsep jika lemonilo itu merek mi instan baru.
Tapi apakah beneran demikian adanya?

Ternyata tidak. Semakin aku kenal, semakin paham jika lemonilo itu semacam nama brand. Mi instan adalah salah satu produk yang dihasilkan/ ditawarkan ke konsumen. Sama seperti kamu, dulu aku mikirnya ya 'oalah mi instan', eh ternyata bukan. Kalau mau cek websitenya ternyata banyak banget produk keluaran dari brand ini. Aku yang sedikit kepo malahan sudah kesampaian konsumsi beberapa produk lainnya.

Macam-macam Produk Lemonilo

Awalnya memang tahunya cuma mi instan. Itu pun mi goreng saja. Ternyata enggak, mi rebusnya juga ada. Udah gitu varian rasanya juga beragam enggak cuma satu doang. Aku udah pernah rasain beberapa mi rebus dan goreng. Ada juga olahan keripik ubi, rasa balado dan jagung. Dua-duanya enak menurutku. Karena konsep yang diusung adalah makanan instan tanpa micin, maka keripik yang diberi nama Chimi ubi ini rasanya jauh dari micin. Enggak bikin serak atau ada yang nyangkut di leher.
Keripik Ubi Lemonilo

Cemilan yang lain yang sudah aku cobain adalah brownies crispy. Aku bukan influencer ala-ala jadi enggak mungkin review dengan bilang rasanya bikin mampus. Aku cuma cukup bilang kalau rasa brownies crispy ini cocok di lidah aku. Ada sensasi kriuk waktu beradu dengan gigi. Jadi semacam brownies yang dipanggang jadi kue kering. Aku makan ini saat perjalanan dalam kereta. Enggak penting tapi cukup teringat rasanya.
Brownies crispy


Produk lain yang sempat aku coba adalah kopi. What? Lemonilo produksi kopi? Iya. Iya banget. 
Kaget, ya?
Sama. Waktu aku dikirimi kopi dari brand ini juga sempat kaget. Ya karena taunya mi dan keripik itu tadi. Ternyata ada kopinya. Buat yang doyan banget es kopi susu, ini kopi lumayan bisa buat eksperimen. Aku nyobain juga meski bukan penikmat kopi nomer wahid.
Kopi Lemonilo

Yang suka masak ala-ala di dapur, silakan cobain tepung bumbu ayamnya lemonilo. Aku nyobain dan suka banget. Satu kotak isinya dua bungkus. Bisa buat bumbu apa aja. Lidahku yang suka gorengan ini rajin bikin tahu goreng pakai tepung bumbu ini. Kalau pas mau goreng ayam juga bisa pakai karena ini memang terlahir untuk bumbuin ayam. Aku aja yang gemes ingin selimutin tempe pakai bumbu ajaib ini.

Ada juga bubuk kaldu pelezat alami rasa sapi dan bumbu penyedap segala. Yang ini kadang aku pakai buat bumbu sayur sop. Enak aromanya. Rasa kuahnya juga nendang. Ada kerasa rempahnya. Kalau untuk sambalnya ada Chilita yaitu semacam bubuk cabe yang bisa ditaburkan di makanan. Pecinta pedes pasti suka. Aku yang enggak doyan pedes sering juga pakai bubuk cabe ini buat dimakan dengan nasi anget. Haha, pasti bisa dibayangkan deh sepiring nasi anget ditaburi bubuk cabe. Seperti itu kira-kira rasanya.
Bubuk cabai

Produk yang belum aku coba nih dan masih penasaran adalah minyak goreng yang tampilannya persis seperti air mineral. Kecap juga belum nyobain. Soalnya di sini masih susah kalau nyari di minimarket. Dan memang belanja produk ini masih dilayani secara online di website saja.

Pas ramai covid-19 kemarin, hand sanitizer langka, eh lemonilo bikin gebrakan dong. Produksi hand sanitizer dan dijual dengan harga normal wajar demi membantu banyak orang yang kehabisan stok hand sanitizer gara-gara ada oknum yang panic buying.
Hand sanitizer


Nyawa dari Lemonilo

Seperti yang sudah diduga dan diketahui oleh kamu-kamu, lemonilo adalah brand yang mengusung tema makanan sehat. Anti micin. No MSG. Bahkan mengklaim tanpa pewarna dan pengawet buatan. Jadi warna-warna yang dihasilkan dalam produknya merupakan warna dari alam, dari bahan utama penyusun produknya. Misal mi instan warna hijau, itu dari bayem. Warna kuning, itu dari kunyit.

Kemarin tanggal 28 Juli 2020 kebetulan banget aku kepilih untuk ikut acara press compres yang dilakukan secara daring lewat aplikasi zoom.

Seneng banget dong. Acaranya memang cuma sejam tapi cukuplah buat mengulik banyak hal dibalik dapur lemonilo. Menariknya lagi dalam acara itu jumpa dengan Brand Ambassador dari Lemonilo yaitu The Baldys yang merupakan keluarga dari pasangan Baldy Mulia Putra dan Nola B3. Keluarga artis yang memang sudah konsumsi lemonilo sebagai konsumsi harian.

Tentu saja pas acara ini juga sempat dengerin langsung seperti apa proses brand lemonilo tercipta. Lemonilo bisa dibilang startup dimana proses kelahirannya dibidani oleh tiga orang anak muda Indonesia: Johannes Ardiant
(Chief Product & Technology), Ronald Wijaya (Co-CEO) dan Shinta Nurfauzia (Co-CEO).
Lemonilo

Menurut Pak Ronald, misi utama hadirnya Lemonilo adalah ingin menyehatkan bangsa. Semua orang berhak sehat, salah satunya ya dengan konsumsi makanan-makanan sehat bergizi. Maka produk yang mereka hasilnya selalu menjunjung tinggi nilai sehat. Sehat, praktis dan ramah di kantong seperti yang diutarakan Mbak Shinta menjadi kunci atau nyawa dari produk-produk yang mereka hasilkan.


Dari sini semakin paham dong jika lemonilo bukan hanya mi instan semata. Tapi juga produk-produk lain yang dirancang sebagai alternatif produk sehat. 
gadis anggun



Salah Kaprah Disinfektan

Salah Kaprah Disinfektan

Saat tulisan ini ditulis, perkara corona virus belum juga ada gambaran bakal berhenti. Untungnya kabar mereka yang berangsur sembuh mulai bermunculan, semakin hari semakin bertambah. Namun sedih juga dengan kabar semakin banyak pula yang dinyatakan positif corona.
Disinfektan

Berbagai cara dilakukan baik oleh pemerintah pusat, daerah mau pun masyarakat juga individu guna meminimalkan penyebaran virus ini. Salah satunya adalah penyemprotan disinfektan.

Hampir mirip dengan hand sanitizer, disinfektan juga mulai langka. Selanjutnya orang-orang Indonesia yang terkenal dengan kreativitasnya mulai membuat hand sanitizer dan disinfektan secara mandiri. Cukup berbekal tutorial gratisan dari Youtube atau media lain, masing-masing kita sudah bisa membuat disinfektan.


Hanya saja kadang cukup was-was tentang takaran/ ukuran pasnya sebuah bahan. Pula bahan-bahan dasarnya. Kadang kala bahannya diganti dengan bahan lain yang seadanya karena memang kemungkinan di pasar bahan utamanya sudah tidak ada lagi atau langka. Hal-hal yang seperti ini hendaknya perlu mendapat perhatian lebih. Belum lagi penggunaannya tidak sebagai mana mestinya.

Pernah dengar ada orang yang harus basah kuyub masuk ke sebuah gang karena di pintu gang harus ‘mandi disinfektan’? Atau pernah dengar keluhaan abang ojol atau abang tukang paket yang memilih untuk tidak masuk gang dibanding harus rela disemprot disinfektan? Atau pernah melihat/ mendengar hadirnya ‘kotak semprot disinfektan’ yang khusus untuk menyemprot orang-orang yang lewat di sekitarnya? Pasti sudah pernah baca berita ini. Atau malah mengalami sendiri.

Padahal disinfektan ini adalah zat kimia, yang oleh sebagian kita dibuat dari campuran pemutih baju dan pembersih lantai. Secara logika saja hal ini tentu sangat bahaya jika terkena kulit/ tubuh manusia. Bahkan karena banyaknya yang menggunakan disinfektan untuk ‘memandikan’ orang maka Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan imbauan bahwa disinfektan tidak aman diperuntukkan bagi manusia.

Salah kaprah disinfektan lainnya adalah orang yang bertindak menyemprotkan disinfektan tidak melindungi diri dengan kaos tangan dan alat pelindung diri yang lain. Padahal sudah jelas kalau disinfektan tidak seharusnya kontak langsung dengan tangan.

Kegalauan saya yang begitu panjang akhirnya mendapat jawaban dari seorang kawan yang merupakan relawan PMI cabang Banjarmasin. Ia membagi selembar tulisan yang berisikan ‘Pedoman Disinfektan’. Lega rasanya ada yang ikut prihatin dengan banyaknya pertanyaan dalam benak saya. Rasa-rasanya selembar itu bagaikan penghapus yang mampu membersihkan coretan tak jelas di atas kertas. #halah

Setidaknya dalam lembaran itu saya membaca bahwa wajib bagi seseorang untuk menggunakan sarung tangan sekali pakai saat sedang mebersihkan dan mendisinfeksi permukaan (apa aja). Setelahnya habis pemakaian maka sarung tangan tersebut harus dibuang. Kalau pun memakai sarung tangan yang bisa digunakan berulang kali maka penggunaan sarung tangan itu hanya khusus untuk acara disinfeksi bukan yang lain-lain.

Sampai di sini paham saya. Juga jadi sedikt worry dengan mas-mas yang sering ke rumah untuk semprot-semprot. Tujuannya baik namun ada yang luput. Semoga besok enggak seperti itu lagi dan semoga semua baik-baik saja. Jika corona virus ini lenyap banyak hal yang ingin saya lakukan; salah satunya adalah berkunjung ke ....

Mengenal Covid 19 dan Pencegahannya


Mengenal Covid 19 dan Pencegahannya

Tiket pesawat ke Bali sudah ada di tangan. Terjadwal berangkat awal Maret. Saya akan terbang ke Bali kurang lebih lima hari. Bukan untuk acara piknik tapi semacam tugas negara untuk kemuliaan.

Saya sudah merancang banyak agenda selama di Bali. Ubud, Tanah Lot, Bedugul adalah sekian dari banyak tempat yang harus masuk dalam daftar kunjungan saya kali. Namun tiba-tiba susunan rencana acara saya sedikit berantakan. Pasalnya emak hampir-hampir tidak mengizinkan saya pergi. Ini semua karena berita yang heboh terkait Novel Corona atau dikenal dengan sebutan Covid 19.

Sejujurnya saya juga sempat worry. Virus ini sudah saya dengar kabarnya sejak perjalanan saya sebelumnya ke Madura. Dalam perjalanan itu (Januari) saya bersama kawan dari Hongkong membicarakan virus yang sedang naik daun tersebut. Virus yang lahir dari kota Wuhan yang menggemparkan hampir seluruh dunia.
Saya kehabisan cara untuk memenangkan emak. Maklum emak saya bukan orang kekinian yang akan croscek sesuatu namun lebih memilih untuk langsung menelan segala sesuatu yang disodorkan padanya. Pun termasuk berita tentang corona. Beruntung mamak bukan pengguna WA atau medsos lain jadi kepanikan hanya sebatas dari mendengar kanan kini dan televisi.

Untuk meredam kegelisahan dan ketakukan mamak akan covid 19, maka beberapa hari sebelum berangkat ke Bali  saya menyempatkan diri untuk menghadiri semacam seminar, temu netizen yang diprakarsai oleh Kemenkes RI. Acara ini cukup menarik untuk saya. Di sini saya mencari info sebanyak-banyaknya untuk bekal perjalanan sekaligus memberi ketenangan pada mamak. Saya rela bolos kuliah demi mengikuti sesi semiar yang hampir berjalan selama seharian full. Saya tidak masalah, yang penting ilmu saya terupgrade dan tidak membabi buta atau panik berlebihan dalam menghadapi covid 19.

Corona virus, novel corona, covid 19, apakah ini?
Sebelumnya kita mengenal yang namanya MERS atau istilah medisnya adalah middle east respiratory syndrome. Yaitu merupakan penyakit pernapasan yang penyebab utamanya adalah virus korona jenis baru (novel coronavirus). Penyakit ini sebelumnya ada pertama kali ditemukan di Arab Saudi tahun 2012.
Virus korona sendiri merupakan bagian dari keluarga virus yang bisa menyebabkan penyakit mulai dari penyakit ringan (flu, misalnya) hingga bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah atau serius seperti SARS (severe acute respiratory syndrome).

Yang sedang mewabah saat ini juga adalah masih seputaran virus corona yang awal mulanya terjadi di Wuhan.  Novel corona virus 2019-nCoV masih belum jelas penularannya. Diduga 
selama ini dari hewan ke manusia.

Bagaimana gejala terserang virus corona?
Corona hampir mirip dengan influenza. Gejala umumnya adalah demam lebih dari 80ºC, batuk dan sesak napas. Gejala ini akan semakin berat bagi mereka yang sudah berusia lanjut atau mempunyai riwayat penyakit lainnya. Namun tidak semua yang bercirikan demikian berarti positif terserah virus corona. Harus dicermati dan diperiksa lebih lanjut lagi.

Radang paru dan gejala sakit perut juga sering dialami oleh mereka penderita sakit ini.
Tapi ada juga orang yang terjangkit virus corona namun tidak menunjukkan gejala apa pun. Biasanya mereka akan tidak sengaja terjangkit virus ini karena sebelumnya berinteraksi dengan pasien lain yang positif mengidap virus.

Bagaimana cara penularan virus corona?
Selama ini banyak berita salah yang mengabarkan bahwa virus corona menular melalui handphone atau pakaian. Yang benar adalah virus ini tidak bisa menular melalui benda mati. Namun ia menular lewat perantara cairan tubuh misalnya sperma dan air liur. Maka diwajibkan bagi orang yang sakit untuk menggunakan masker.

Sementara mereka  yang sehat, disarankan untuk tidak perlu menggunakan masker.

Bagaimana cara pencegahan covid 19?
Meski terbilang penyebarannya sangat cepat dan luas, namun virus corona bisa saja dicegah. Beberapa cara pencegahannya adalah dimulai dari diri sendiri dengan membiasakan hidup sehat. Usahakan tubuh untuk selalu dalam kondisi fit/ prima. Terapkan pola makan yang sehat, bergizi dan seimbang. Rajin olahraga fisik dan istirahat cukup. Menghindari begadang dan jika merasa lelah tidak sungkan untuk istirahat. Selalu makan makanan yang dimasak sempurna dan jangan memakan daging dari hewan yang berpotensi menularkaan atau membawa penyakit. Jika muslim selalu ingat untuk makan makanan yang halal. Selalu menjaga kebersihan diri juga lingkungan tempat tinggal. Jika sedang flu/ sakit wajib menggunakan masker dan jika batuk untuk menutupnya dan juga menghindari interaksi dengan orang lain.
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir juga menjadi satu kunci pokok pencegahan penularan virus corona.


Kesiapan Indonesia menghadapi serangan Covid 19
Dari yang saya dengar, pemerintah Indonesia sudah menyiapkan banyak rumah sakit untuk menanggulangi pasien virus corona. Indonesia termasuk negara yang lebih akhir terkena dampak corona namun persiapan terus diberlakukan.
Untuk wilayah Yogyakarta, RSUD dr. Sardjito dan Rumah Sakit Panembahan Senopati Wirosaban adalah dua rumah sakit yang akan menjadi rujukan jika ada pasien yang dirasa terduga terserang virus corona.

Virus ini memang sudah menyebar ke seluruh negara di dunia. Namun bukan berarti kita harus panik. Waspada penting, panik jangan. Selalu update berita terpercaya dan menghindari bepergian jauh rasanya lebih baik. Tidak mengapa sesekali tidak ikut keramaian demi menjaga diri.

Info lebih lanjut mengenai virus corona, pencegahan, sebaran dan himbauan lainnya bisa di cek di akun media sosial kemenkes RI, website sehatnegeriku.kemenkes.go.id  kemenkes.go.id
Jika ada yang mendesak dan butuh pertolongan mengenai virus corona, silakan hubungi kontak berikut:
021 – 5210 411
0812 1212 3119

Bertemu Kiranti di Yoga Festival 2018


Yoga Festival 2018

Hai, Gadis Anggun datang lagi, biar kamunya enggak terlalu menumpuk rindu 😘

Sebenarnya ini Gadis Anggun lagi agak-agak lowbet, kalau diibaratkan ponsel maka sudah setrip merah (bukan positif woe).
Bukan mau bilang sok sibuk, tapi emang awal bulan sampai hari ini banyak acara di luar yang mengharuskan PP Jogja Wonosari. Pergi pagi pulang malem, sudah macem pengukur jalan.
Blogger Jogja Bertemu Kiranti
Tapi tenang, postingan kali ini bukan mau ngomel-ngomel (Gadis Anggun pantang ngomel, julit sering), bukan pula mau curhat tapi mau sedikit (lagi lagi sedikit) membagi cerita tentang acara Yoga Festival 2018 yang berlangsung hari Sabtu kemarin (12/5) di Lapangan Brahmana Prambanan.
Yoga Komunitas

Asli ini baru pertama kalinya Gadis Anggun join ke acara Yoga yang melibatkan ratusan orang dari banyak sudut. Karena ternyata peserta yoga enggak hanya dari warga Yogyakarta sekitar tapi juga luar kota.

Gadis Anggun agak norak saat tahu banyak mas-mas yang membopong  matras dan mengikuti seluruh rangkaian acara yoga. Agaknya mas-mas itu satu komunitas gitu, secara tampak akrab dengan kaos seragam.
Saya jadi ingat  #priaberkacamata yang juga  instruktur Yoga, tinggal di Jakarta. Pria ini sering komentari Gadis Anggun yang punya gaya gak sehat.
Yoga Air, gerakan Yoga di atas air
Melihat area yoga ini menerbitkan niatan untuk hidup lebih sehat lagi dan lagi.

Perempuan, Menstruasi dan Yoga

Sudah banyak peserta yang hadir dan menggelar matras ketika Gadis Anggun tiba di lokasi. Meriah dan menghadirkan keinginan untuk ikut gabung juga. Masalahnya Gadis Anggun belum punya basic yoga sama sekali.

Gadis Anggun seneng banget bisa melihat komunitas-komunitas Yoga  berkumpul di pelataran Prambanan. Beberapa dari mereka melakukan demo yoga di panggung. Salah satunya Omah Yoga Kusuma.
Omah Yoga Kusuma
Yoga meliputi olah raga, olah napas dan olah jiwa. Yoga bisa membuat tubuh lebih rileks sehingga bisa menghilangkan rasa lelah.

Kepikiran katanya Yoga merupakan salah satu gerakan yang pas banget buat perempuan yang sedang datang bulan. Dari sebuah artikel disebutkan bahwa yoga dapat membuat pikiran dan tubuh lebih rileks juga bisa membantu meredakan nyeri saat Menstruasi.
Perfome Omah Yoga Kusuma
Beberapa gerakan sederhana berikut dapat membantu otot perut lebih rileks dan jauh dari nyeri kram saat menstruasi:
1. Child Pose
    Gerakan cukup berlutut dan cium lutut sambil meluruskan kedua tangan ke depan lalu atur napas dengan tenang dan kemasukan pinggul dan pinggang.

2. Knees-to-chest pose
    Gerakan ini cukup terlentang lalu peluk lutut tepat di depan dada. Atur napas selama beberapa detik untuk melancarkan sirkulasi darah di sekitar perut dan punggung bagian bawah.

3. Spine Twist
    Cukup berbaring terlentang lalu posisikan kaki kiri di atas kaki kanan dan wajah menghadap ke kanan.

4. Forward fold
     Berdiri tegak lalu perlahan-lahan raih ujung jari kaki dengan tangan, seperti gerakan mencium lutut dalam posisi berdiri.

5. Cat/ cow pose
     Pose ini hampir mirip pose kucing/ sapi. Bedanya untuk cat pose, punggung dibuat melengkung lebih tinggi seperti kucing yang sedang marah sambil menghembuskan napas. Pose cow, punggung direndahkan lalu tarik napas yang dalam. Gerakan ini baik untuk meredakan nyeri haid dan meregangkan otot perut.

6. Corpse pose
     Tidur terlentang dan pejamkan mata. Atur Napa dan buat pikiran setenang mungkin.
Gerakan Yoga Saat Menstruasi

Kiranti di Yoga Festival

Dari obrolan di panggung, Yoga Ferstival 2018 ini sudah dilakukan di tiga kota. Yogyakarta sebagai kota terakhir dan paling meriah setelah sebelumnya diadakan di Bandung dan Banjarmasin.
Acara ini merupakan acara tahunan dan kali ini Kiranti kembali menjadi salah satu sponsor acara.

Melalui acara Yoga Festival, Kiranti ingin mengajak khususnya para perempuan untuk lebih aktif dan bisa kontrol mood (melawan rasa lelah) saat datang bulan.
Bertemu Kiranti
Setiap perempuan subur biasanya rutin menstruasi, saat keadaan ini datang biasanya rasa lelah dan malas (kadang juga emosian) hingga membuat aktivitas harian terganggu. 
Gadis Anggun pun mengalami hal ini. Biasanya pas datang bulan, bawaannya pingin tiduran aja atau mandi sering sering. Tidak jarang juga mengalami nyeri di beberapa titik. Kalau temen Gadis Anggun biasanya di perut, kalau Gadis Anggun sendiri lebih nyeri ke dengkul.

Konon dengan Yoga dan konsumsi Kiranti adalah kombinasi pas untuk perempuan yang lagi datang bulan.
Acara Minum Kiranti Bareng
Gadis Anggun juga baru tahu kalau Kiranti ternyata enggak hanya diminum pas datang bulan saja melainkan masa sebelum, selama dan sesudah kedatangan bulan.
Cowok pun boleh minum Kiranti. Sebab pada dasarnya Kiranti itu jamu.

Sampai hari ini Kiranti tersedia dalam 3 varian yaitu, Kiranti Sehat Datang Bulan Original dan Kiranti Sehat Datang Bulan Plus Juice serta Kiranti Pegal Linu.
3 varian Kiranti
Pak Harianus Zebua selaku Head of corporate and Marketing Communicator OT Kiranti menjelaskan bahwa Kiranti ini produk jamu yang telah mendapatkan sertifikat CPOTB (cara pembuatan obat tradisional yang baik dan benar) dan Obat Herbal Terstandar (OHT).

Itu artinya Kiranti telah melalui uji pra klinis dan bahan baku serta proses produksinya yang distandarisasi dan terbukti higienis. Bukti bahwa Kiranti adalah pilihan yang sehat dan aman untuk mengurangi masalah datang bulan.

Kiranti itu aman dan halal.
Ngobrol bareng pihak Kiranti



Berhenti Sok Jadi Dokter

seberapa penting sarapan bagi Anda?

Dua tahun lalu menjadi titip balik bagi perjalanan hidup saya. Sebuah fakta mengejutkan dan harus dihadapi dengan apa pun hasilnya.
Air mata bukanlah jawaban dari segala masalah. Ia (air mata) hanyalah salah satu bentuk perasaan yang kadang tidak mampu diutarakan. Bukan sebuah cita-cita, memimpikannya pun tidak, seorang yang sangat dekat---dalam dirinya mengalir darah yang sama---lemah di bangsal rumah sakit.

Kalau ada yang bilang nasi telah menjadi bubur, masa lalu tak bisa lagi diulang; maka alangkah baiknya jika dititik ini melakukan sesuatu yang lebih manfaat, setidaknya buat diri sendiri tanpa sedikit pun mencelakai atau merugikan orang lain.

Hari itu (dua tahun yang lalu) saya membatalkan semua acara yang bahkan sudah saya persiapkan jauh hari sebelumnya. Saya sempat lembur malam malam untuk menunggu hari itu tiba. Nyatanya sebuah panggilan telpon merubah segala rencana hanya dalam hitungan sekian detik.

Telpon itu datang pagi, terlalu dini untuk sebuah kabar kurang menyenangkan. Terlalu mempengaruhi syaraf-syaraf dan segala kewarasan yang saya miliki. Telpon dari luar kota yang awalnya saya tidak yakin itu nomer siapa. Satu-satunya yang saya tangkap adalah kalimat "Mbakmu di rumah sakit. Kamu bisa ke Bekasi hari ini juga?"

Rumah sakit? Bayangan lorong-lorong mencekam dengan aneka mesin peyambung nyawa berkolaborasi dengan aroma karbol, obat-obatan dan tidak sedikit campuran ketakutan. Rumah sakit? Saya tidak pernah berharap bakal masuk lorong ini, meski hanya menjenguk/ mengantar kerabat yang sedang berobat.

Pandangan rumah sakit di otak saya sudah terlalu mengerikan. Tentang orang-orang yang butuh pertolongan tak hanya sekedar sentuhan lembut telapak tangan. Saya sudah pernah menunggui orang sakit di rumah sakit, jika harus disuruh mengulang lagi rasanya terlalu menyesakkan dada. Saya bukan orang kuat yang bisa menahan segala guncangan keadaan. Nyatanya saya ini orang yang banyak tidak percaya dan sering ragu jika dihadapkan pada dunia medis (termasuk dokter, obat dan bahkan rumah sakit). Saya selalu menjauhi hal-hal yang saya anggap mengerikan itu. Tapi hari itu, sebuah telpon yang terlalu dini menyeret saya untuk segera berkemas dan menghampiri lorong rumah sakit yang bahkan jauh dari tanah lahir saya; pula seorang diri.
http://vandjocdja.blogspot.co.id

Perempuan yang harus saya jenguk dan jaga adalah kakak kandung saya. Satu-satunya saudara kandung yang saya miliki.
Saya tiba di ruang inap dini hari (sehari usai terima telpon). Dalam ruangan yang dihuni oleh beberapa orang tersebut saya harus hati-hati dan waspada; kita tidak pernah tahu apa yang ada di rumah sakit (baca: kuman penyakit misal).
Saya tiba di samping ranjang dengan seorang tidur pulas di sana. Saluran infus terpasang dengan pongah seolah hendak berteriak "hai kamu yang enggak percaya padaku, lihat saudaramu membutuhkan aku lebih banyak dibanding kamu."
Saya ingin menangis tapi tangis itu hilang telah dibawa jarak yang panjang.

Saya tidak banyak bertanya selama menunggui kakak yang beberapa jam sebelumnya berjuang (seorang diri) di ruang operasi. saya tidak menyangka keluarga saya (yang jauh dari kata tajir) harus berurusan dengan ruang operasi yang menelan biaya lebih besar dibanding pajak tahunan seluruh kekayaan yang kami miliki.
Saya menahan diri untuk tidak terlalu larut dengan kenyataan yang begitu mencekik leher (juga mencolok mata).

Hingga pada akhirnya kakak saya menceritakan semuanya.

Berawal dari muntah

"Sebelumnya aku nungguin anak-anak yang sedang sakit di rumah sakit. Lalu pagi-pagi aku sakit perut. Muntah beberapa kali. Aku kira masuk angin. Minta dikerikin tapi belum ada yang selo. Aku tahan-tahan sampai enggak kuat dan hampir pingsan. Untung di rumah sakit jadi aku langsung ditolong suster dan masuk ruang penanganan. Aku langsung diperiksa bahkan di USG. Ternyata aku ada usus buntu. Usus buntu inilah yang sering membuatku merasa sakit perut dan ingin muntah setiap saat. Katanya usus buntu di dalam tubuhku sudah parah dan pecah, harus segera dioperasi dan dibersihkan."

Sampai di sini saya merasa ngilu. Saya tidak banyak komentar. Yang saya tahu, usus buntu itu bukan penyakit bahaya dan memang siapa saja bisa kena. Nmaun kalau usus buntu itu sampai pecah? Saya ngeri membayangkan tubuh itu terkontaminasi.

"Saat pembedahan itulah ditemukan kista yang cukup besar."

Kista? Apalagi ini? 
Bukankah ini sesuatu yang selalu ditakuti seluruh perempuan (utama perempuan lajang yang belum pernah menikah dan hamil) di muka bumi?
Kista? Pikira saya langsung ke organ yang hanya dianugerahkan kepada seorang perempuan; rahim.

"Aku ada kista. Sudah besar dan harus diangkat kalau tidak bahaya bagi tubuhku."

Operasi Besar

Jadi hari di mana saya menerima telpon di pagi hari itu, kakak saya sedang berjuang di ruang operasi untuk melakukan operasi besar. Tidak hanya satu operasi untuk usus buntu tapi juga untuk kista yang bersarang dalam tubuhnya.

Dua kenyataan yang membuat saya langsung kehilangan hampir seluruh tenaga. Apalagi setalah saya tahu apa saja efek dari operasi-operasi ini.
Kakak saya tidak akan kembali seperti dulu lagi. Dia harus banyak melakukan kontrok, suntik segala macam hormon dan obat, juga tidak bisa sebebas dulu kala ketika kesehatan masih merajai.

Kakak saya belum menikah dan dia merasa harus benar-benar sembuh dulu untuk bisa menikah. Padahal tidak ada larangan untuknya menikah tahun ini. Namun dia memilih untuk sembuh daripada menikah cepat.

Bagaimana mungkin kami tidak tahu bahwa ada sesuatu yang diam-diam tumbuh dan mengerogoti tubuh kakak saya? Bagaimana bisa?
Sama seperti bagaimana bisa ibu kawan saya tiba-tiba dinyatakan kanker tulang stadium akhir dan tak lama setelah ketahuan fakta ini beliau meninggal?
Kami semua tidak tahu akan hal ini. Kami baru kaget setelah semuanya terjadi.
salad

Salah menyalahkan

Mungkin ini semua berawal dari kesalahan diri sendiri.
Ujungnya salah menyalahkan.
Menyalahkan diri sendiri kenapa tidak sejak awal rajin kontrol atau konsultasi dokter.
Menyalahkan diri sendiri karena keseringan memakan apa saja yang dirasa enak padahal bisa jadi itu adalah seonggok sampah.
Tidak jarang menyalahkan tuhan karena memberi cobaan sedemikian hebat. Meski pada akhirnya kesalahan tetaplah dipikul sendiri. Sudah sakit, merasa bersalah pula.

Seperti kakak saya. Ia merasa bersalah pada dirinya sendiri. Ia selama ini tidak menyadari tanda-tanda jika ada yang tidak beres dengan dirinya. Ia sering mengeluh sakit saat datang bulan, tapi ia merasa itu wajar lebih lebih setelah tahu tidak hanya dirinya yang merasakan sakit saat datang bulan tapi juga teman-temannya. Padahal seandainya dia mau sedikit membuka diri dan konsultasi misal ke bidan atau dokter, bisa jadi hal-hal yang menyerangnya bertahun-tahun ini bisa dicarikan solusi.

Kakak saya adalah mantan atlet lari marathon. Semasa remaja ia sering mengikuti pertandingan. Banyak piagam dan medali ia koleksi. Secara kasat mata kami melihatnya bertubuh sehat karena seorang atlit. Kami tidak pernah mengira jika tubuhnya yang menggendut ternyata digelayuti 'penyakit'.
Kami sama-sama beranggapan bahwa dia gendut karena sudah enggak pernah tanding dan lebih sibuk mengurus kerjaan dan kuliah. Ternyata dibalik itu semua, lemak-lemak jahat sedang berusaha membelit tubuh kakak saya.

Seolah masuk angin Stop Minum Jamu

Sering kakak mengeluh pusing dan mual. Seperti orang yang sedang masuk angin. Jika disuruh berobat dia bilang enggak usah dan hanya memilih dikerokin atau minum obat warung. 
Saya adalah orang yang paling benci dengan obat-obatan. Setidaknya di keluarga saya. Jika dirasa kurang enak badan saya buru-buru minum banyak air putih dan makan bermacam-macam buah. Saya sungguh tidak sudi untuk minum obat.

 Beda dengan Mamak yang pusing sedikit saja langsung pergi ke bidan untuk minta obat (dan ajaibnya obatnya selalu itu itu saja meski apa pun keluhan sakitnya dan simsalabim sakit mamak langsung sembuh).
Sementara kakak lebih memilih obat warung. Yang jelas-jelas itu sangat berbahaya (setidaknya begitu yang sering saya dengar dan baca lewat media).
Bapak tidak kalah dengan kakak dan Mamak, seberapa sering saya bilang untuk stop minum jamu di warung jamu gak jelas maka sesering itu juga dia akan mengulang dan mengulang. Saya akan menolak jika disuruh membelikan jamu, dan dia justru berangkat membeli sendiri. Padahal saya menolak karena saya curiga jamu-jamuan itu tidak tersertifikasi dan kenyataannya memang demikian.

Kini setelah apa yang terjadi di hidup kakak dua tahun lalu, keluarga lebih sering berhati-hati. Tidak sembrono memperlakukan obat dan sering bertanya pada saya sebaiknya gimana. Karena saya malas berurusan dengan rumah sakit maka saya lebih sering menganjurkan agar mereka makan saja makanan bergizi dalam hal ini sayur-sayuran yang ditanam di pekarangan sendiri.
Kebetulan saya mencatat khasiat khasiat tumbuhan yang tersebar di halaman rumah yang memang sengaja ditanam untuk sayur (yang ternyata diam diam mengandung unsur penyembuh).
ciplukan

Berhenti menjadi dokter

Saya sering bilang kepada diri sendiri untuk menjaga kesehatan diri sendiri. Jangan sampai tubuh ini kemasukan obat-obat kimia. Maka hal-hal berikut sering saya terapkan.

1. Banyak minum air mineral mateng dan kurangi gula
    Apa pun dan di mana pun saya harus mengisi tubuh dengan air mineral. sesekali minum kopi atau teh demi terlihat sama dengan teman-teman, namun saya batasi kadarnya pula lebih sering tidak pakai gula. Teman-teman saya memahami jika itu pilihan saya dan mereka tidak usil (meski sebelumnya ada yang mengatai saya sebagai si miskin yang gak bisa beli gula)
mentalfloss.com

2. Sering-sering jalan kaki (kalau perlu lari lari ringan)
    Saya bukan pelari marathon, tapi setidaknya saya puas dengan didikan mamak yang sejak kecil mengajarkan saya untuk jalan kaki bahkan berpuluh kilo. Saat kecil saya suka dengan kegiatan jalan kaki. Namun ketika dewasa (saat ini) agaknya jalan kaki sangat sulit dilakukan; bukan karena malas melainkan cuaca yang kurang mendukung. Panas akan membuat tubuh malas untuk jalan. Demi mensiasati hal ini, saya akan lebih awal bangun tidur dan melakukan jalan kaki keliling dusung, sekitar lima kilo. Cukup jalan kaki di pagi buta, belum ada niatan untuk lari.
menurut sembutopia jalan kaki minimal 10 ribu langkah atau 3,5 kilo perhari

3. Banyak konsumsi sayur dari halaman
    Jika ada yang tanya berapa harga sayur mayur di pasaran, maka saya akan menggeleng sebab memang saya tidak paham. Keluarga saya jarang belanja sayur ke pasar. Pekarangan rumah yang banyak tanahnya sudah kami sulap menjadi kebun sayuran dan obat pribadi. Kami menanam sayuran apa saya yang kiranya bisa dimakan. Kami hampir jarang pergi ke warung bahkan dalam tempo berminggu-minggu. Biasanya kami ke warung demi membeli minyak, gula jawa atau garam.
    Saya lebih mencintai mamasak bahan-bahan yang berserakan di pekarangan rumah. Kelor adalah salah satu tumbuhan yang wajib ada dan selalu dimakan setiap hari. Tidak susah mengolah kelor, kadang kala cukup dengan merebusnya dengan air panas. Sebentar saja di atas api lalu dimakan. Kelor adalah makanan gizi tinggi yang tidak rewel.
berkebum, menanam tanaman organik dan dipanen sendiri

4. Tidak menyetok makanan instan di rumah
    Datanglah ke rumah saya dan lihatlah apa yang kalian temukan di dapur saya. Kalian tidak akan menemukan berbungkus bungkus mi atau kecap atau saus atau mentega atau selai atau yang lainnya. Mungkin satu-satunya yang akan kamu temui adalah motto ukuran kecil (yang mana barang ini bisa awet berbulan-bulan). Saya secara pribadi tidak suka menyetok makanan instann karena hal ini hanya akan membuat Bapak saya rewel untuk minta dimasakkan. Sementara saya paham bahwa makanan instan sangat tidak baik dikonsumsi dalam jangka waktu panjang.
     Kakak saya termasuk yang sering konsumsi mi instan, jadi saya sudah punya alarm sendiri.
     Datanglah ke rumah maka maaf jika tidak ada soda atau sarden atau naget atau apalah makanan kemasan itu. Saya tidak pernah membelinya. Jika pun ada itu pasti hasil dari oleh-oleh atau parcel.

5. Mengurangi makan nasi putih
   Nasi adalah makanan murah bagi keluarga kami. Musim apa pun nasi selalu tersedia sebab kami ini adalah keluarga petani. Mamak setiap hari masak nasi. Bapak sepanjang hidup makan nasi. Saya? makan nasi namun porsinya lebih diatur. Jika dulu bisa makan nasi sampai tiga centong, belakangan saya lebih banyak berhitung dengan sendok dan itu pun mengunyahnya lama.
   Selain nasi, keluarga saya juga rajin memasak singkong. Umbi-umbian adalah barang wajib tanam di keluarga. Kami makan umbi-umbian bukan karena paham jika itu lebih baik dari nasi melainkan karena kami ingin makan yang lain. Setidaknya itu pemahaman saya mengenai umbi-umbian jauh sebelum mengenal ilmu-ilmu kesehatan dan sembutopia.
garut bahan pengganti nasi
6. Tidak merokok dan minum alkohol
    Rokok dan alkohol adalah musuh bagi saya. Saya bisa marah-marah gak jelas jika ada orang merokok di dekat saya. Saya sering menegur orang yang tiba-tiba merokok di tempat umum. Bapak saya berhenti merokok dan merasakan hidupnya lebih enakan dengan tidak merasa sesak.
     Saya tidak mau keriput dini, jadi saya menjauhi rokok dan alkohol.
hellosehat.com


7. Tidur lebih awal dan bangun lebih dini
   Berhenti begadang dan bangun lebih pagi adalah hal yang paling simpel dilakukan oleh sebagian orang namun juga sangat susah dilakukan oleh kebanyakan orang. Padahal jika bisa tidur lebih awal dan bangun lebih pagi makan kulit dan jantung akan semakin sehat (setidaknya ini yang saya baca di banyak artikel). Bukan berapa lama tidur melainkan seberapa berkualitas tidur Anda.

8. Berhenti sok jadi dokter
   ada yang bilang jika tubuh sering mengirim sinyal/ alarm jika terjadi sesuatu (tidak enak badan). Namun tidak jarang banyak yang mengabaikan alarm tersebut. Sudah merasa mual/ pusing namun tetap diam saja dan lebih memilih pergi ke warung untuk beli obat sakit kepala. Ujungnya tidak sembuh-sembuh dan makin parah.
  Padahal jika memang sakit itu sudah dirasa tidak wajar dan susah untuk ditangani dengan makanan bergizi dan minum air mineral, maka boleh jadi ke dokter adalah solusi.

kelor

Banyak yang menyalah artikan atau istilahnya menggampangkan tanda-tanda, seperti kakak saya misalnya, muntah dikira masuk angin nyatanya bukan. Sebab kalau bukan diri sendiri yang peduli, siapa lagi. Berhenti sok jadi dokter bisa dilakukan dengan menghentikan konsumsi obat-obatan warung yang diri sediri tidak tahu komposisi dan takarannya. Lebih baik konsul ke dokter sungguhan untuk hasil maksimal.

Gaya hidup sehat  memang seharusnya dimulai dari diri sendiri. Saya tidak bisa memaksa orang lain, Anda, untuk mengikuti gaya hidup saya yang rajin makan kelor. Namun setidaknya saya sudah membagikan sedikit pengalaman saya. Saya juga banyak belajar dari SEMBUTOPIA. Semoga dengan cerita ini saya bisa ikut kampanye mari sembuhkan Indonesia dengan gaya hidup sehat   dimulai dari diri sendiri detik ini.


Love,
Gadis Anggun