Showing posts with label catatan mini. Show all posts

Wangi Scarlett Brightening Shower Scrub

Kado Ulangtahun

Februari selalu berarti untuk saya. Sebab di bulan ini sekian tahun yang lalu, saya lahir ke bumi ini. Dari kecil sampai Segede ini, Februari selalu berkesan. Berkesan serupa wangi Scarlett brightening shower scrub. Selain alasan bulan lahir, hal yang membuat cinta dengan Februari adalah karena bulan ini terkenal dengan bulan kasih sayang.

Bulan kasih sayang selalu identik dengan tukar hadiah atau kado. Ya semacam perayaan. Membayangkan membuka kotak kado, rasanya manis sekali.

Ulangtahun kali ini berasa istimewa karena dapat hadiah spesial dari kawan. Pas buka itu kado, aduh senang banget. Dapat kado sesuatu yang kita butuhkan di waktu yang tepat. Produk Scarlett woe. Daebak.


Yang udah kenal  dan follow sosial media @minigeka pasti paham kalau sudah sejak lama saya jatuh hati sama produk-produk Scarlett. Sampai pernah posting juga di blog ini.

Selain rangkaian face care, rangkaian body care juga enggak kalah istimewa. Kalau tempo hari sempat beli dan pakai shower scrub aroma kopi, eh yang sekarang kadonya ternyata produk terbaru; jolly, freshy, charming.

Senang sih dengan kado ini. Seorang yang baik memberi kado ini yakin deh ingin saya wangi sepanjang waktu.

Maklum aktivitas saya lumayan padat, banyak di luar ruangan juga. Apalagi kalau weekend, hampir-hampir selalu di luar rumah. Jadi butuh sebuah sentuhan yang bisa awet sepanjang hari. Males banget kan kalau ada yang menjauh hanya karena kita kurang wangi. Semoga hal ini enggak pernah terjadi dalam perjalanan hidup kita.

Scarlett Brightening Shower Scrub

Sudah pada paham ya kalau saya ini suka banget dengan aroma wewangian. Cuma emang enggak semua aroma cocok. Kalau pas dapat yang gak sesuai, hidung yang sensitif akan mengirimkan sinyal gak enak. Ujungnya bisa mabok. Iya, pernah saya itu mabok gara-gara cium parfum.

Aktivitas yang padat tentunya bukan halangan untuk melewatkan momen mandi dong. Justru karena saking padatnya kegiatan, mandi bagi saya adalah terapi. Mau mandi air hangat atau biasa pokoknya judulnya mandi. Makin intens lagi kalau mandinya bareng produk Scarlett brightening shower scrub. Mau varian apa saja enggak masalah, tapi berhubung ini punya stok varian baru, lest go mari kita coba dan rasakan.

Akan seperti apa sensasi mandi dengan aroma menyejukkan ini?

Kali ini saya akan bahas beberapa shower scrub produk baru dari Scarlett. Ini murni dari pengalaman saya aja. Mungkin pengalaman orang lain beda. Bisa jadi karena wangi yang kami suka beda.

Kalau saya sampai detik ini masih aman dan suka sama Scarlett. Shower scrub yang ada tidak lengket saat penggunaan. Aromanya awet dan berasa meresap di kulit. Kalau gosok hidung pasti tercium aromanya. Padahal pakainya cuma dikit. Haha dasar saya ini seringnya terlampau hemat padahal stok juga banyak.

Masih seperti yang aroma kopi kemarin, produk ini juga mengandung glutathione dan vitamin E.



Glutathione dan Vitamin E

Selain scrub yang bisa mengangkat kulit kusam, shower scrub ini juga menyegarkan karena kandungan vitamin E. Pas menyentuh kulit ada sensasi lembut, butiran scrub juga membantu banget dalam aktivitas mandi. Maklum mohon maklum, ini ngakunya Gadis Anggun tapi main ke sawah juga hampir tiap hari. Petani modern ceritanya.

Dari yang saya tahu, glutathione ketemu vitamin E mengandung banyak manfaat. Sebagiannya adalah:

✓ Membantu mengembalikkan kelembaban kulit tubuh.

✓ Membantu mecerahkan kulit tubuh.

✓ Menutrisi kulit tubuh dengan kandungan terbaiknya.

✓ Menyegarkan dan memberi keharuman tahan lama.

Siap Tampil Maksimal

Enggak penting berapa banyak mandi dalam sehari, yang paling penting itu maksimal dan efektivitas selama di kamar mandi. Mandi berkualitas penting untuk siap tampil maksimal. Walau cuma kelas online depan komputer, mandi dan wangi bisa menjadi pondasi awal untuk tahan berjam-jam ikut kelas. 

Kalau masuk kelas di jam-jam rawan ngantuk, saya akan mandi dulu untuk menyegarkan kulit dan juga pikiran. Aroma dari Scarlett yang Jolly enak, agak strong tapi enggak mencolok hidung. Yang terjadi justru kamar mandi ikutan wangi setelahnya.

Saya kurang setuju sama teman yang berprinsip mandi hanya untuk yang kotor. Mandi itu bagian dari kepentingan. Saya bahkan belakangan ketagihan mandi sebelum tidur malam. Mungkin karena kebawa sama aroma Scarlett yang charming. Emang seenak itu di hidung.

Tapi saya menolak untuk mandi saat sedang keringetan. Saya akan leha-leha sampai suhu badan normal baru setelahnya cus mandi. Kalau dari bepergian apa lagi jarak tempuh jauh dan terik, mandi adalah penyejuk jiwa. Selapar apa pun kalau belum mandi belum nikmat makannya.

Yang paling tersiksa dengan kebiasaan mandi saya tentu saja orang yang harus antre kamar mandi. Saking nyamannya mandi jadi bisa lama dan betah. Padahal awal untuk ngumpulin niat mandi itu susah.

Emang kalau sudah kecemplung pasti ketagihan gini. Gak ada ceritanya Gadis Anggun masuk kamar mandi kurang dari sepuluh menit, paling cepat ya lima belas menitlah.

Terima Kasih Februari 2022

Kalau habis mandi dengan Scarlett berasa makin bersih dan berkilau. Siap untuk tancap gas. Bangun pagi mandi biar harinya menyenangkan. Sore hari balik kerja, mandi lagi biar pikiran fress. Malam jelang tidur jika butuh ya mandi lagi. Pokoknya suka-suka ajalah. Yang penting temannya Scarlett brightening shower scrub.

Mau yang charming, Jolly atau freshy, pokoknya mana saja oke.
Kalau kamu misal tertarik juga, mungkin bisa coba aroma charming. Enak.


Pada akhirnya, terima kasih untuk Februari yang hangat dan menyenangkan. Terima kasih untuk kado spesialnya. Tentu juga terima kasih Scarlett sudah menghadirkan produk dengan wangi yang menenangkan.


Doanya semoga harga Scarlett tetap stabil. Untuk harga 75K, Scarlett emang cocok untuk segala kalangan. Buat kado juga enggak kalah menarik. Mewah. Yang utama dong, fungsinya the best.



 

22022022

 Tanggal 22022022

22022022 hari ini merupakan hari di tahun terakhir usia ini, esok hari insyaallah sudah berganti tahun. Agaknya terima kasih saja tidak cukup. Sudah terlalu banyak yang terjadi, Alhamdulillah selalu bertahan, selalu kuat dan semoga begitu terus sampai tahun-tahun yang entah nanti. Kalau memang terima kasih terasa klise, biasa saja dan kurang cukup, maka berdoa dan berbuat baik lebih banyak semoga bisa menggantikan yang kurang.

Mini GK

Maaf Jika Menyakiti

Saya memahami jika entah sengaja atau tidak kadang telah berbuat salah. Tidak jarang menyakiti yang lain. Meski jujur saja tidak ada niat sama sekali merugikan atau mencari masalah dengan yang lain. Tapi ya namanya manusia, ego saya pun sering melonjak. Sedikit kecipratan yang enggak enak, lagaknya ingin balas. Pokoknya gayanya sok banget. Selalu ingin membela diri biar tidak tampak lemah. Sayangnya yang tampak justru galak. Sama sekali enggak ada anggun atau elegannya. Membuat gambaran gadis Anggun sedikit rusak, banyak yang harus mendapat perbaikan.

Selamat Ulangtahun Mini 

Ulangtahun, begitu insyaallah yang akan saya jalani esok hari. Ulangtahun, setumpuk doa harapan dan cinta. Yang katanya tambah tua, berkurang jatah hidup, dan wajib bertambah dewasa.

Selama ini saya tidak begitu perhatian dengan banyak hal. Termasuk ulangtahun. Tidak ada perayaan, ya begitulah. Ulangtahun bukan budaya dalam keluarga saya. Tepatnya keluarga yang saya tinggali tidak banyak mengenal kebiasaan seperti kebanyakan keluarga lain. Tapi kenapa seringnya ada yang sok ingin membandingkan hidup saya dengan orang lain. Kan gak tepat perbandingan itu. Lagian untuk apa membandingkan orang satu dengan yang lain?

Tumpeng Nasi Kuning dan Lilin

Tentang tumpeng nasi kuning lengkap dengan ayam goreng, tolong jangan banyak berharap. Sekotak cake dan lilin menyala? Aduh itu jauh dari harapan. Tidak pernah ada sejarahnya dalam hidup saya menemukan hal itu di hari ulangtahun. Kalau mau nasi kuning, ya saya usaha sendiri, masak sendiri, makan sendiri.

Di usia yang semakin senja, cita-cita saya semakin menggunung. Doa dan harapan terus mengalir. Air mata seolah hilang padahal dia sudah mengeras entah di sudut yang mana. Menutup mata dan telinga semakin sering saya lakukan. Bukan karena iri dengki tapi semata-mata malas untuk ikut campur dengan yang lain.

Reboisasi Hati dan Pikiran

Jiwa sosial saya seolah longsor dengan sendirinya. Perlu banyak reboisasi jika menginginkan saya yang lembut seperti beberapa tahun lalu. Sedih memang dengan perubahan diri yang seolah baru mencari jati diri atau justru kehilangan jati diri. Saya sempat tidak bisa membedakan mana yang sedih dan mana cobaan.

Saya menua dengan segala cerita. Mulai memilah dan memilih segala hal. Tetap tidak banyak menginginkan yang sama dengan orang lain. Satu-satunya yang tersisa; tidak mudah terpengaruh. Heran juga, semua orang kerja lembur bagai kuda, saya justru sering rebahan tapi banyak berharap.

Meski ego kadang liar tapi menahan marah adalah prestasi yang saya miliki. Saya bisa meledak dalam satu waktu, setelahnya tidak akan membahas lagi alias cukup sudah. Bagi saya marah-marah adalah sebuah kesia-siaan. Kalau ada makhluk yang memicu kemarahan, mending langsung menghindar. Saya butuh ruang untuk bahagia.

Pertanyaan Tentang Bahagia

Sementara bicara bahagia, saya pun masih tidak punya pandangan jelas tentang hal ini. Seperti halnya membicarakan pernikahan. Jika banyak orang seusia saya telah menikah atau merencanakan menikah, saya justru masih sibuk mengurus diri sendiri. Setiap hari coba memperbaiki diri tapi lupa ajaran yang kemarin. Begitu terus sampai bosen sendiri lalu merasa bersalah.

Ketika orang-orang sibuk dengan pekerjaan juga status, saya hanya menjelma parasit yang ikut jajan jika ada traktiran. Memalukan, memang. Benci dengan keadaan ini tapi juga bingung harus berbuat apa.


Sungguh Allah itu Maha Baik. Sebegitu banyak yang saya minta, sebegitu banyak pula yang telah terkabul. Sehat dan bahagia adalah yang paling utama. Bagaimana pun kondisi ekonomi, percaya saja kalau cukup. Tidak perlu Maruk, tapi cukup segalanya. Biar gak terus bikin malu.

Percaya Allah Maha Baik

 Lalu ketika malam-malam datang rasa cemas, itu wajar tapi juga patut segera musnah. Siapa sih di dunia ini yang enggak pernah cemas? Rasanya semua pernah merasakannya. Beban dan tingkatannya saja yang beda level.

Jika esok memang tahun baru buat saya, doakan semua berjalan bahagia dan begitu indah. Jangan biarkan ada kesedihan atau sengsara untuk siapa pun. Doa saya menggunung dari hari ke hari, dari tahun ke tahun. Cinta saya juga semakin menumpuk, untuk diri sendiri juga untuk mereka yang selalu mencintai saya. Harapan cukup Allah dengan segala upaya yang bisa saya lakukan, meski kebanyakan mager.

Jurnal Harian Untuk Berkisah

Harusnya saya mencatat pencapaian-pencapaian selama setahu sebelumnya, tapi saya ini pemalas. Semoga tahun besok lebih rajin lagi. Rajin juga cari cuannya.


Kalau ternyata nanti setelah usia ini bertambah ternyata saya ketemu orang yang tepat, saya akan menerimanya. Iya, saya akan baik-baik saja. Saya akan sabar dan lebih sabar sembari menunggu punya rumah, mobil dan kerjaan tetap. 

Perempuan Mandiri Itu Mini GK

Sebagai perempuan, saya tidak yakin apakah saya ini wonder women atau bukan. Yang jelas, tagihan listrik, pajak motor, kebutuhan harian, pajak ini pajak itu, jajan dan banyak hal: saya bayar dengan uang sendiri. Bukan pamer tapi cuma mau bilang jika memang sebegitu saya menghidupi diri dengan uang yang tidak seberapa itu.


Siapa pun yang kelak jadi bagian dari sisa hidup saya maka dia harus tahu seperti apa saya, luar dalam. Banyak mimpi dan cita-cita tergantung tinggi di ujung sana. Saya tidak mau memindah cita-cita itu ke tempat rendah, saya akan terus naik dan naik untuk mewujudkannya. Apa pun itu.

Mengawali dan Mengakhiri Dengan Doa

Doakan saya semoga selalu sehat bahagia, semakin manfaat, semakin cuan, semakin hangat, selalu anggun dan pokoknya semua doa yang baik-baik dan halal.

Ini ocehan akhir tahun yang begitu gak jelas. Hanya asal menulis tapi dengan harapan dan doa yang tidak pernah bohong.

Semoga kamu yang membaca tidak bosan. Tidak apa-apa jika saat ini belum jadi apa-apa, saya berdoa yang terbaik juga untuk kamu; selalu yang terbaik.


Salam sehat selalu, 

Luv, #MiniGK


Mohon Maaf Adalah Kunci

Minggu, 9 Januari 2022

Assalamualaikum wr. wb.  Hai kesayangan Gadis Anggun, mohon maaf karena ternyata saya belum bisa menepati janji. Maaf belum bisa konsisten berkabar di sini. Saya harap kalian tidak kecewa dan masih terus menanti. Seperti saya yang juga terus menanti senyum manis kalian. Mungkin seperti ini juga yang tanah rasakan saat menanti hujan pertama.


Maaf memaafkan adalah kunci untuk kita selalu bertahan. (Mini GK 2022)

Surat Izin Mengemudi

Sudah hari ke sembilan tapi hari ke delapan kemarin belum sempat update. Sebelum lupa, saya mau bilang jika kemarin itu rasanya seperti bukan saya. Dari pagi sudah banyak agenda. Dengan sadar mengendarai motor tapi sampai malam merasa bahwa itu tidak sepenuhnya saya. Ceritanya janjian sama sepupu, si Mispah, untuk perpanjangan SIM. Tahulah ya apa itu surat izin mengemudi? 

Zaman saya perpanjangan dulu itu mudah. Bayarnya juga murah, sekitar 75K doang. Nah kemarin itu agak belibet gitu ceritanya. Jauh hari saya sudah tanya ke teman, sebut namanya Eka. Dia juga habis perpanjangan SIM tapi lewat mobil layanan keliling. Dari dia saya tahu kalau untuk keperluan perpanjangan SIM butuh surat keterangan sehat dari dokter, fotokopi KTP dan SIM lawas, dan juga surat hasil psikotes.

Rincian biaya beda-beda setiap daerah. Nah sepupu ini habis 35K untuk KIR dokter. Padahal umumnya cuma 25K di tempat saya. Tapi gak masalah untuk ini, beres aman. Yang agak galau itu waktu datang ke polres, tahunya di sana enggak ada layanan psikotest. Beda sama di mobil layanan keliling yang sudah ada. Maka mengikuti arahan mbak-mbak polisi di depan pintu masuk, akhirnya saya dan sepupu menuju ruko yang konon katanya lokasi psikotes.

Ruko-ruko Yang Entah Bagaimana

Ruko pertama. Saya kira di situ tempat psikotes karena tampak banyak orang dan ada semacam timbangan badan. Ealah ternyata bukan. Di situ tempat cari KER dokter. Keterangan sehat tadi. Tapinya kok gak ada dokternya? Gak ada plang nama dokternya? Dan lain sebagainya. Saya agak ragu tapi masuk juga.

Di ruko inilah saya dapat info kalau SIM itu belum bisa perpanjangan kalau belum mendekati hari expired. Karena masih tanggal 8 Januari, sementara SIM bakal mati tanggal 1 Februari, kami mendapat saran untuk menunda dulu. Ya mohon maaf, apakah saya percaya? Akhirnya balik lagi naik motor ke kantor polisi. Pada mbak-mbak polisi yang awal tadi bertanya syaratnya. Mbaknya bilang kalau belum bisa perpanjangan kalau belum mepet kadaluarsa.


Saya balik lagi ke ruko jemput sepupu, lalu memberikan kabar apa yang terjadi. Eh tapi mohon maaf sebelumnya, sepanjang bolak balik berkendara itu tadi saya belum makan. Sepupu juga belum. Baru beneran minum air putih segelas doang. Mana jam 11 nanti saya ada ujian.

Karena sudah terlanjur di ruko-ruko gak jelas itu akhirnya kami sepakat untuk buat surat psikotes sekalian. Ya biar sekalian jalan maksudnya. Jadi misal besok tanggal 22 atau 29 mau ngajuin perpanjangan SIM enggak perlu ribet lagi cari surat-surat. Sepupu setuju dan kami minta arah kemana harus tes psikologi.

Bapak di ruko menunjukkan jalan kalau ruko paling ujung lokasinya. Ya dalam hitungan kurang dari semenit (karena naik motor) kami sampai ruko paling ujung. Sudah tanya macam-macam, kirain mau dapat pelayanan eh tahunya bapak-bapak di ruko kedua ini menunjukkan lokasi ruko ketiga.

Weh mohon maaf, ini kok berasa lempar sana lempar sini. Sumpah kesel banget. Mana belum makan, mikir ujian dan harus putar otak karena sepupu bakal balik Semarang. Buat SIM cepet tujuannya karena dia enggak tinggal di Gunungkidul gitu. Jadi biar aman buat sekarang karena jarang balik. Ealah tahunya mendapat penolakan dan suruh ngurus SIM baru di Semarang saja.


Okelah, akhirnya saya pasrah dan menuju ruko ketiga. Agak kaget dong karena ruko ketiga ini berasa familiar lokasinya. Ternyata sebelahan sama toko kosmetik rades yang biasa saya kunjungi. Jadi ini ceritanya seolah saya menyusuri dan muteri ruko-ruko yang biasa saya kunjungi. Ya salam, mau sedih tapi ngakak. Sampai di sini konsentrasi saya sudah berantakan parah. Sedih banget dengan kekacauan ini. Makin sedih belum makan. Iya lho makan itu penting. Mohon maaf buat yang berpedoman sarapan bukanlah kebutuhan.

Berbekal lima puluh ribu rupiah akhirnya sepupu bisa mendapat surat hasil psikotes. Murah gak murah sebenarnya. Soal-soalnya standar tes psikologi cuma saya herannya manfaatnya sampai mana. Yes, saya masih belum memahami konsep psikologi dengan baik jika mendapat fakta di lapangan masih banyak calo.

Tentang Calo dan Calo

Saking banyaknya calo, kami sampai enggak sadar sudah berapa kali berpasangan dan mereka selalu bertanya hal sama. "Baru atau perpanjang?", "Urus sendiri atau dibantu?", "Syaratnya sudah lengkap?".  Aduh dari para calo ini saya belajar kegigihan yang terus terulang. Artinya mengulangi hal yang sama untuk sekian waktu dan enggak bosan. Ya saya mana tahan begituan.

"Sudah beres, Pak." Adalah jawaban paling simpel, praktis dan langsung bisa menjauhkan para calo. Pokoknya cukup dengan gestur yakin meyakinkan maka para calo itu bakal pergi. Lalu datang lagi lah, tentu saja. Calo yang sama menghampiri saya lebih dari empat kali dengan pertanyaan sama.

Mengsedih banget gak sih? Sudah lapar, kesel karena muterin ruko, gak dapat SIM, eh ketemunya calo lagi calo lagi.

Mohon Maaf Duhai Konsentrasi

Pada akhirnya berburu SIM gak dapat maka kami lanjut ke kampus. Ada ujian Hukum Acara Perdata yang menanti. Jujur karena banyak muter dari pagi dan sarapan telat, konsentrasi saya ambyar. Saya malah merasa kurang dari 60%. Jadi pas mengerjakan soal itu berasa gak nyantol. Untung beberapa soal berasal dari tema-tema yang sebelumnya sudah saya kembangkan. Bagian paling menyenangkan saat presentasi itu adalah ketika hasil karyamu banyak untuk rujukan orang lain. Maka dari itu usahakan maksimal apa yang sudah kamu mulai.

Meski konsentrasi saya pecah-pecah (mohon maaf ini aslinya jarang terjadi) tapi sebisa mungkin tetap tenang. Bagaimana pun juga, ketenangan itu penting untuk menguasai keadaan. Sepanjang hari dari pagi ya ketenangan yang saya punya. Konsentrasi boleh ambyar, lari ke sana sini boleh gak ada hasil. Tapi ketenangan harus terus terjaga.

Kuota, Filsafat dan Hukum

5 Januari 2022

Apa yang sebaiknya saya ceritakan hari ini? Dua kucing yang baru jadi penghuni atau tentang emaknya Akbar yang beberapa hari lalu suntik kawin? Akbar itu nama sapi, omong-omong. Tapi masak cerita sapi. Macam gak ada cerita lain saja. Ini sudah Januari hari kelima lho. Apa cerita tentang kebutuhan hampir semua orang, yaitu kuota.



Baiklah, mending cerita random sajalah. Tapi untuk kucing dan sapinya pending dulu. Random kali ini masih berhubungan dengan kampus, dosen dan komunikasi. Sepertinya sudah saatnya makin banyak terbuka tentang perkuliahan. Biar besok-besok gak perlu press release kalau lulus dan siapa tahu jadi jaksa. Aamiin. Calon jaksa kehabisan kuota. Menarik juga.

Hukum Keluarga Islam Bahagia

Seperti yang sudah teman-teman tahu, saya secara sadar masuk ke kelas prodi Hukum Keluarga Islam. Di kelas mah asyik-asyik saja. Enggak pernah merasa yang tertekan atau gimana. Paling cuma beberapa kali saja meledak saking keselnya. Waks, meledak kok tiap semester.

Sebenarnya saya bukan orang cekatan, tapi ternyata teman-teman percaya kalau saya bisa jadi jembatan penghubung dengan dosen. Dosen juga berpikiran demikian (mungkin). Jadilah tiap ada something orang yang pertama dapat kabar ya saya. Baru setelahnya forward ke teman atau sebaliknya ke dosen.

Awal-awal dulu semuanya lancar. Sebelum ponsel butut saya ini ngambek. Bulan-bulan akhir di 2021 kemarin ponsel sudah mulai gak waras. Bisa terima pesan tapi gak bisa kirim pesan. Kalau ada telpon masuk, berdering doang tapi gak ada keterangan siapa yang telpon dan tombol angkat telpon. Astaga sedih banget lho. Makin sedih ternyata tiap habis restart ponsel baru ketahuan kalau yang telpon adalah dosen.

Filsafat Hukum Islam

Semester lima ini saya ada mata kuliah filsafat hukum islam. Bayangkan, sudah filsafat, tambah hukum, Islam pula, lengkap pokoknya level beratnya. Filsafat saja sudah membingungkan, apalagi tambah hukum plus Islam. Menikmatinya adalah yang bisa saya lakukan. Termasuk menikmati ponsel yang entah kenapa tidak bisa angkat telpon dosen filsafat hukum Islam tersebut.



Tidak usah sebut nama, pokoknya pak dosen ini keren. Latarbelakang beliau cukup meyakinkan meski saya tidak kenal banget. Pokoknya dari cara beliau bicara pertama kali, saya sudah meyakini bakal ketemu hal seru dan beda. Ternyata benar begitu adanya. Saya suka cara beliau mengajar dan memberi soal-soal. Ya emang metode mengajarnya ceramah tapi ceramahnya itu seringnya sambil macem orang cerita atau curhat gitu. Jadilah kuliah tapi berasa dengar teman ngomong.

Saking semangatnya sering itu waktu begitu cepat. Teman-teman saya senang karena kelasnya cepat selesai. Saya sendiri juga senang kalau kelas cepat tapi berkualitas. Sayangnya kelas filsafat ini kadang santai tapi berat. Agak susah menceritakannya. Teman-temanya sebenarnya sudah familiar, cuma begitu tertuang dalam teori jadi ambyar. Kalau suruh hapalan, emang lemah saya tuh. Pak dosen juga masih terlalu sering mengulang apa yang sudah tersampaikan. Mungkin karena kelasnya cuma kulit luar maka bahasannya itu itu terus.

Beli Kuota Murah dan Angkat Telpon

Hehe, Januari dan saya masih belum bisa beli ponsel baru. Insyaallah kalau uangnya mah sudah ada, maksudnya ada tabungan. Tapi bukan prioritas untuk beli ponsel. Masih sebatas mimpi ada ponsel baru. Semboyan saya kan kalau masih bisa kenapa harus pensiun. Ya meski susah banget kalau ada telpon.



Dosen filsafat hukum Islam ini termasuk yang sering telpon dan enggak keangkat gara-gara ponsel saya mleyot. Jika sudah demikian saya akan kepikiran. Merasa gak enak hati dan buru-buru kirim chat. Takut kalau ada yang bilang kurang sopan.

Saya mengira dengan mengirim chat akan beres. Belum cuint. Dosennya kadang lama balas malah kadang enggak balas sampai berhari-hari. Lalu telpon lagi dan enggak saya angkat lagi. Lalu minta maaf lewat chat lagi lalu gak ada tanggapan lagi. Wuih capek kan jadinya. Makin was-was jangan-jangan saya salah besar.

Tapi begitu besoknya ada balasan, saya langsung bahagia. Itu artinya saya masih bisa jadi komunikator yang baik. Masih bisa jadi jembatan yang bisa tanggap. Dan jelas masih bisa dosen percaya. Sedih lho kalau sampai kehilangan kepercayaan. Maka komunikasi itu penting.

Karena Kuota Saya Ada

Dari kemarin siang, saya kehabisan kuota. Maka jelas mereka yang menghubungi saya akan kesusahan. Begitu tadi siangan dapat kuota, astaga kagetlah tahu kalau pak dosen telpon tapi gak nyambung.

Mulai was-was lagi. Mulai bersalah lagi. Mulai ngechat balik lagi. Sudah Januari hari kelima dan masih gitu terus. Hamdalah tadi dosennya langsung jawab dan terus ada obrolan.

Alhamdulillah ternyata masih bisa jadi jembatan.

Memang ya kuota itu termasuk dalam kebutuhan primer.  Zaman now tanpa kuota duh berasa tinggal di gua. Tapi ada juga ding komentar yang sedikit nyelekit: buat makan aja susah ngapain beli kuota.

Padahal kan kebutuhan orang beda-beda. Siapa yang mengira jika cara beberapa orang untuk dapat makan ya dari postingan sosial media. Kan kuota itu enggak hanya buat stalking atau sakadar hahahihi tapi banyak yang memakainya untuk kebutuhan kerjaan. Saya sendiri demikian. Buat hubungi dosen misalnya. Ehe

Balon Gas, Novel dan Catatan Pendek

Balon Gas 

Belum lama ini saya dapat sebuah nasehat dari kawan yang pernah study di Cairo. Nasehatnya sih simpel, tapi efeknya berimbas ke hati. 

“Jangan bangga menjadi balon gas. Ia mungkin bisa terbang tinggi dan tinggi. Tapi sesungguhnya di dalamnya hanyalah kosong. Jika gasnya habis, maka hancurlah balon tersebut.”

Simpel. Balon gas.

Saya sedikit tersentak seperti ditusuk peniti tajam. Ungkapan ‘jangan seperti balon gas’ tak ubahnya kata lain dari ‘jangan sombong’. Boleh jadi kita sekarang sedang di atas, namun kita tidak sadar bahwa itu semua berkat sesuatu, dan sesuatu itu kelak akan ada masa kadaluarsanya.
Novel Romantis


Minggu pertama di ramadhan ini saya mendapat undangan mengisi acara di sebuah butik yang juga merupakan galeri seni. Awalnya bingung juga mau ngisi dengan materi apa. Berbicara di depan banyak orang memang sudah menjadi hobi saya. Bukan sesuatu yang melelahkan justru menyenangkan. Namun untuk menemukan materi baru agar orang yang mendengarkannya tidak bosan kadang tidak mudah. Hal ini membuat saya harus berpikir ekstra.

Kalau Anda pikir saya seorang komika maka jawabannya salah. Saya bukan komika melainkan hanyalah seorang yang kebetulan sangat menggilai dunia tulis menulis dan akhirnya berhasil menerbitkan novel dan kebetulan yang sangat manis berkat hal tersebut ada saja komunitas atau perorangan yang meminta saya untuk mengisi kelas yang mereka buat.

Begitu Tirana House—nama butik dan galeri seni—mengontak saya untuk tampil ditempatnya, saya langsung mengatur strategi. Mulai saya pikirkan apa yang harus saya bawakan di hadapan hadirin yang nanti datang. Lalu tercetuslah ide untuk membuat acara dengan tema #ngaBUKUrit, merupakan perpaduan dari ngabuburit ditemani buku.

Novel dan Catatan Pendek


Kebetulan banget beberapa bulan sebelum ramadhan, novel saya yang berjudul ‘Pameran Patah Hati’ terbit. Rasanya kok menarik kalau sambil ngisi waktu menjelang buka puasa diadakan bedah novel sekalian pembacaan beberapa halaman dari novel tersebut.

Ide itu langsung saya utarakan ke pemilik Tirana House dan langsung disetujui.

“Ilmu dibagi tidak akan habis justru akan semakin bertambah.” 

Kesempatan ini saya pakai untuk membagikan pengalaman dan sedikit ilmu yang saya dapat dari dunia kepenulisan. Seperti kata kawan saya tadi, jangan hanya jadi balon gas. Lewat acara #ngaBUKUrit tersebut teman-teman yang hadir diperbolehkan bertanya apa saja yang ingin mereka tahu tentang dunia kepenulisan dan saya kebagian jatah untuk menjawab semampu saya.
Cerita Pendek

Dengan dibantu pihak penerbit saya juga bisa berbagi novel gratis kepada teman-teman yang datang. Itu semua untuk menghargai mereka yang sudah bersedia meluangkan waktu dan tenaga, karena ternyata hadirin tidak hanya dari Jogja (tempat acara berlangsung) tapi juga ada yang dari Surabaya dan Malang.

Karena waktu #ngaBUKUrit hanya pendek, bahkan pendek sekali, rasanya saya belum puas. Lebih-lebih karena agenda pembacaan karya hanya dapat beberapa halaman saja.

Saya berharap ramadhan mendatang atau kesempatan lain (waktu diluar ramadhan) masih ada yang mengundang saya untuk membuat acara serupa ini. Semakin sering bertemu banyak orang maka akan semakin banyak ilmu baru yang didapat. Sehingga saya tidak akan berakhir hanya jadi serupa balon gas kehabisan gas. [MIN

*Catatan pendek 2015