Showing posts with label Perempuan. Show all posts

Saya Perempuan dan Saya Buruh

Saya perempuan dan saya buruh

Meski tidak bertahan lama, saya pernah tercatat sebagai salah satu buruh di sebuah pabrik garmen. Karier sebagai buruh sudah saya tempuh jauh hari bahkan sebelum menginjak kepala dua.

Ketika teman-teman SMA sibuk mengurus rencana pendidikan selanjutnya, saya harus legowo hati untuk sejenak mengubur mimpi meraih gelar sarjana. Kondisi ekonomi keluarga tentu jadi faktor utama.

Ketika yang lain melangkah menuju halaman universitas, saya justru melangkah ke sebuah pabrik usang nan ganas. Itulah pertama kalinya saya benar-benar resmi mengenal dunia buruh.
Tidak butuh persyaratan sulit, sekali wawancara langsung diterima. Namun syarat utama yang sesungguhnya adalah sebelum kerja harus mau mengikuti 'kelas training'.

Saya diterima di pabrik garmen pakaian dalam. Yang belakangan saya tahu bahwa pabrik seperti ini banyak sekali di Indonesia.
Selama sebulan mengikuti training tanpa dibayar dan justru harus bayar kos dan makan. Bodohnya saat itu saya iya iya saja, namanya gak paham.
Belum lagi pas masuk jadi karyawan (buruh) ternyata kerjanya berat, agak kurang sebanding dengan target yang diharapkan pabrik. Kerjanya juga semacam kerja rodi.

Pengalaman saya zaman masih jadi buruh diikuti oleh sepupu. Bedanya, sepupu kerja di pabrik baru dan dia tekun jadinya kelihatan nyata hartanya (hasilnya). Sepertinya pabrik zaman sekarang sudah mulai sadar untuk menerapkan UMR non kaleng-kaleng. Beda zaman saya dulu.
Lagi, upah lembur lebih manusiawi. Sayangnya jatah istirahat (libur) masih tak ada bedanya dengan zaman kolonial dulu. Sepupu bahkan tidak bisa balik sebulan sekali. Libur hanya hari Minggu itu kadang juga kemakan jadwal lembur.
Iya sih, uang lembur itulah yang kadang bisa bikin kaya. Kalau enggak ngambil lembur, jangan harap bisa kredit rumah. Ehe.

Dari pengalaman yang pernah tercipta dalam sejarah hidup, tidak heran jika sekarang setiap hari buruh nasional banyak para pekerja yang melakukan demo. Tujuannya sama saja, mencari keadilan dan kesejahteraan. Ya meski sering harus 'menelan' kecewa.

Perkara buruh memang tidak bisa selesai dalam setahun dua tahun. Adalah PR panjang bagi pemimpin-pemimpin negeri. Buruh, seperti halnya saya tidak bisa kalau hanya mengandalkan 'kekuatan' sendiri.
Terlalu banyak regulasi yang harus didobrak. Bagaimana pun tidak ada orang yang sudi untuk terus jadi 'budak'.

Hari buruh nasional yang diperingati setiap tanggal 1 Mei menjadi momentum sekaligus pengingat, masih banyak ketidakberesan dalam dunia tenaga kerja.
Undang-undang perlindungan tenaga kerja butuh dikaji lebih lagi. Agar bisa melindungi kaum buruh bukan mereka pada jutawan. Agar tidak lagi terjadi diskriminasi.

Motivasi

Mengingat zaman menyedihkan kala jadi buruh saya mendadak  sedikit menyesal. Harusnya saya pilih melanjutkan sekolah saja dibanding sok daftar jadi buruh. Toh nyatanya saya dan buruh tidak pernah cocok. Tepatnya, saya adalah orang yang ogah kalau harus tunduk dan mengikuti aturan semena-mena.

Kalau saja saat itu saya punya motivasi atau orang yang mendukung pendidikan saya, paling tidak menyemangati, mungkin saat ini saya sudah 'jadi orang'. Mungkin ya, mungkin.

Tapi apapun ceritanya pada akhirnya saya hanya bisa menerima. Kalau menyalahkan masa lalu, kok ya kelihatan banget gak bersyukur.
Toh meski  pernah jadi buruh dan sekarang kerja seenaknya saja (bukan serabutan, sebut saja freelance) saya tetaplah perempuan mandiri. Perempuan yang masih kuat menantang kekejaman dunia. Pula tidak pernah tergantung pada pihak lain.

Perkara Mandi Parfum Hingga Memilih Jodoh

Sebagai Gadis Anggun lajang diusia mendekati kepala tiga, rasanya banyak banget yang memandang kasihan kepada saya. Dari tatapan dan ucapan orang-orang di sekitar, bisa disimpulkan bahwa mereka menganggap keadaan saya begitu menyedihkan. Seolah saya ini makhluk yang kurang kasih dan sayang.

Tidak jarang nasehat (baik yang diucapkan secara santun mau pun terkesan menghakimi) sering datang menghampiri. Rasanya ada saja yang bisa mereka omongkan tentang saya.

Saya yang kesepian. Saya yang tidak punya teman. Saya yang introver. Saya yang sangat nelangsa. Saya yang terpuruk. Saya yang tidak bahagia. Saya yang belum bisa membahagiakan orangtua. Saya yang menua tanpa pendamping. Saya yang dibilang tidak laku. (Mendadak ingin jualan sesuatu).

Bukan hanya kaum old, mereka yang seumuran dengan saya rajin sekali bertanya. Mengorek segala macam hal. Mending kalau sekali dijawab udah, lha ini semacam kejar-kejaran.
Udah melebihi wartawan saja. Padahal wartawan yang selama ini mewawancarai saya biasa aja gak pernah tanya kapan saya bakal nikah. Ehe

Oh, baik lah. Masih banyak yang lain lagi. Saya tidak dan kadang bertanya apakan ini  ujian atau candaan yang dikirim Tuhan agar saya selalu bisa tertawa sekaligus berjuang menghadapi suara-suara dari kanan kiri?

Apa pun judulnya, saya  mencoba terbiasa dengan situasi ini. Bahkan lebih dari itu, saya mulai menikmatinya. Seolah sedang menikmati  gelato di siang nan terik.

Usia saya sudah bukan masanya usia emosian. Bukan pula usia galauan. Bagaimana nasibnya saya kalau sebentar-sebentar galauan? Padahal hampir setiap hari ada saja 'tatapan kasihan' untuk saya.

Belum lagi saya malas kalau harus muncul kerutan di wajah. Sia-sia dong rutinitas skin care dan mandi parfum yang tiap hari saya jalani. Oh tidak, saya tidak perlu mengeluarkan energi untuk menanggapi ocehan kanan kiri.


Dulu sekali memang saya sempat menargetkan diri untuk nikah di tahun 2020. Nyatanya di bulan ketiga tahun 2020 ini saya justru santai, jangankan mikirin nikah. Saya malah main-main dengan diri sendiri. Menantang diri sendiri untuk ini itu. Rasanya akan banyak hal yang kelak akan susah saya lakukan jika sudah menikah.

Lagian, di tahun ini saya kembali menjomblo dan masuk dalam barisan jomblo jomblo bahagia. Jadi pikiran untuk nikah segera tersingkir diganti dengan rencana rencana memanjakan diri sendiri. Mandi parfum, rebahan santuy, masak-masak, dan lirik sana sini. *Ampun ratjun memang

Bukan maksud abai dengan warning kepala tiga.  Saya hanya berkeyakinan kalau untuk mencintai orang lain maka pertama-tama yang harus dilakukan adalah mencintai diri sendiri dulu.

Orang-orang yang kenal saya lebih dari satu dekade akan beranggapan saya ini orangnya pemilih. Padahal sebenarnya tidak juga. Saya bukannya pemilih. Tapi saya ini sering banyak enggak cocoknya. *Apa sih kalimat ini membingungkan sekali.

Intinya, saya ini orangnya kelewat pasrah. Tidak banyak menuntut. Namun jika ada satu hal yang enggak saya suka, ambyar sudah semuanya. Kadang saya menganggap diri sendiri terlalu tega. Terlalu jahat.
Udah ketemu orang baik-baik sesuai kriteria, eh begitu tahu ada  satu saja kebiasaan yang enggak saya banget, langsung lambaikan tangan: bhay.
Semudah itu bilang 'enggak'.

Perkara Jodoh


Katanya, jodoh kita adalah cerminan dari diri kita.
Ya sudah maka saya harus mencintai diri sendiri agar pasangan saya nanti juga seorang yang juga mau mencintai dirinya sendiri.
Simpel! Atau ribet?

Orang-orang yang mencintai diri sendiri biasanya enggak akan mudah merusak diri sendiri pun menyakiti orang lain. (Mini GK 2020)

Penting tahu siapa calon kita sebelum beneran mengikat hubungan yang akan dijalani sepanjang sisa hidup ini.
Ditahap ini asli saya masih gelap abu-abu. Nyali pun masih kembang kempis. Hari ini hayuk, besoknya nanti-nanti. Emang iya ini anaknya susah keluar dari zona nyaman. Tolong jangan dicontoh!

Pernah saya ketemu orang, baik banget, tapi suatu hari saya putuskan kalau orang ini enggak cocok dengan saya usai jamuan makan malam. Why? Kenapa bisa? Saat makan malam itu saya baru tahu kalau dia suka menyisakan makanan. Ini enggak benar. Ini enggak cocok buat saya.

Saya sangat mencintai makanan, maksudnya jika ada makanan di piring maka saya akan berusaha menghabiskannya.
Saya bukan orang yang berlebihan dalam makan pun dalam belanja. Selain karena hemat juga karena ingat gimana rasanya zaman pernah kelaparan. Susahnya ampun. Maka kalau sekarang bisa makan, yuk makan dengan bijak.
Gaya hedon, big no.

Saya juga tidak cocok dengan orang yang makannya berantakan. YaLord, beneran lihat orang dewasa makan dengan berantakan itu bikin stress. Okelah kalau makan sendiri di rumah sendiri tanpa orang lain. Kalau di tempat umum? Ah, tidak. Saya tidak cocok.

Daripada saya mengerutkan kening setiap hari, mending sudahi saja yang belum terlampau jauh.
Lebih damai dan nyaman.

Bagaimana dengan perokok?
Saya tidak pernah cocok dengan asap rokok. Gak ada zamannya bisa temenan sama satu ini. So, meski setampan apa pun laki-laki di depan saya, jika dia ketahuan hobi merokok, auto mundur alon-alon.

Saya baru akan sedikit merespon jika ada orang yang gaya komunikasinya asyik. Jika ngobrol bisa meluas sampai mana-mana pula tidak suka menghakimi. Saya tidak butuh orang yang sok jenius sok pinter sok maha tahu. Tapi butuh orang yang bisa mempertanggungjawabkan apa yang sudah diucapkannya.

Katanya dari mata turun ke hati. Okelah, jujur penampilan fisik kadang masih jadi hal pertama yang saya lihat. Ya iyalah, mana bisa menilai kadar keimanan seseorang padahal baru sekali jumpa. Udah pastilah fisik yang mudah diindera.
Bukan perkara dia glowing atau tinggi menjulang bak oppa-oppa Korea atau macem Orlando Bloom. Bukan, bukan yang gituan. Meski kalaupun ada yang gituan, bolehlah.

Fisik di sini lebih ke dia yang mencerahkan mata. Yang nyenengin dipandang. Enggak butek.
Punya tampilan yang rapi. 
Saking saya sukanya sama laki-laki rapi, sampai saya juga ikut-ikutan merapikan diri sendiri dulu. Malu oe kalau ketemu laki-laki rapi tapi sebagai Gadis Anggun malah saya terlihat semrawut.
Tolong dicatat, rapi yes, bukan glamor atau penuh dengan branded.

Penting juga laki-laki itu harum. Saya akan auto males kalau ketemu sama orang yang apek (baukkk). Hidung pesek ini terlalu sensitif untuk aroma-aroma.
Wangi bukan berarti harus guyur parfum sebotol juga, yes. *Saya pernah ketemu laki yang beginian, sungguh diluar ekspektasi

Yang standar kualitas super saja. Gak bau ketek. Rajin sampoan. Pakai parfum.
Nah demi mendapat someone yang demikian, maka saya mendukung diri dengan macak demikian adanya.
Saya juga haruslah wangi.
Kadar cinta saya  pada diri sendiri akan naik saat tubuh dalam keadaan wangi harum semerbak.

Saya sampoan minimal dua hari sekali. Mandi harus, meski kadang males parah.
Iya oe, demi dapat jodoh yang wangi saya harus rela pula mandi sering-sering.

Tapi kata teman, kalau sudah masuk kamar mandi maka saya akan lama keluarnya.
Ya gimana ya, mandi itu memulainya memang susah tapi kalau sudah nyentuh air maka akan susah buat udahan.
Demi menunjang keharuman paripurna saya stok body wash yang cocok.

Vitalis Perfumed Moisturizing Body Wash adalah satu merek body wash yang harumnya cocok untuk saya. Aromanya menenangkan dan enggak norak. Bagai mandi parfum jika sudah menyentuh lembut sabunnya.
Saya koleksi tiga jenis Vitalia body wash;
1. White Glow (Skin brightening) dengan kandungan Licorice dan Susu membantu mencerahkan kulit.
2. Fresh Dazzle (Skin refreshing) dengan kandungan Jeruk Yuzu dan Teh Hijau memberikan kesegaran saat mandi dan membuat mood lebih baik.
3. Soft Beauty (Skin nourishing) dengan kandungan Alpukat dan Vitamin E membantu menutrisi kulit dan menjadikannya lembap.

Sebenarnya saya sudah lama berhenti memakai sabun pabrikan. Itu karena salah satu teman mencoba produksi sabun sendiri. Saya lihat mulai dari cari bahan dan alat (termasuk beli susu) sampai pembuatannya. Jadi saya aman pakai sabun darinya.
Kasusnya beda lagi dengan Vitalis ini. Packaging cute. Botolnya tidak yang gede banget jadi bisa dipakai kalau mau jalan-jalan. Pula bukan botol kecil banget yang mulai saya hindari.

Pilihan mencoba mandi parfum dengan Vitalis tentu saja karena aroma. Saya suka wanginya. Hidung saya mudah luluh kalau ketemu aroma yang asyik. Dan auto ngomel kalau ketemu bau tak sedap.
Saat menyentuh kulit, sabunnya begitu lembut. Ada sensasinya saat dibalurkan ke kulit lalu dipijat sebelum diusap dan dibilas.
Ya semenarik ini ritual mandi saya, wajar kalau sering lama sampai membuat teman senewen.
Gak ada ceritanya mandi kok cuma lima menit. Ya mending gak usah mandi.
Lima menit itu cuma cukup buat cuci muka sama tuang sabun doang.

Selain wangi Saya juga akan merasa cocok dengan laki-laki penyuka buku.  Saya bisa berlama-lama dekat dengan orang yang punya hobi baca dan suka dongeng. Meski suara saya tidak terlalu seksi, tapi saya suka mendongeng. Jadi akan satu rasa jika ketemu orang yang bisa mencintai dongeng.

Jadi  teman-teman yang baca postingan ini, jikalau kalian menemukan ada laki-laki lajang cerdas dengan riwayat pekerja keras, good looking dengan keharuman paripurna sedang mencari jodoh, boleh berkabar ke Gadis Anggun.
Yah, namanya usahakan suka-suka, boleh-boleh saja.

Glowing Bareng Jogja Medical Center


Sampai hari ini saya masih sering sebel sama orang-orang yang nyinyirin para penghamba lipstik dan pensil alis (baca: bermake-up).

Apa coba hak mereka nyinyir sama kita-kita yang hobi mainan make-up? Wong beli kebutuhan make-up dengan uang sendiri enggak pakai pinjam apalagi minta ke pihak lain.

Paling sebel lagi, udah nyinyir ngata-ngatain bahkan sampai mengharamkan ini itu tapi dibalik itu semua sangat suka melirik curi pandang ke mbak-mbak cantik dengan make-up. 
Ingin marah tapi takut keriput. 💆
Jujur saya bukan penggila make-up. Hanya saja saya suka melihat orang-orang tampil asyik dengan hiasan make-up. Bagi saya make-up sama dengan art. Seni menghias wajah.
Saya enggak heran sih sama orang yang rela keluar uang banyak demi mendalami dunia make-up. Salut malahan.

Sebagian orang menganggap make-up sama dengan merusak kulit. Benarkah?

Jogja Medical Center

Kebetulan tempo hari saya berkesempatan menghadiri #ZWomenTalk yang diadakan di Jogja Medical Center. Acaranya cukup seru. Akan saya bahas dalam postingan kali ini.

Acara  dihadiri oleh lebih dari 15 orang beauty influencer yang sebagiannya tergabung dalam Jogja Bloggirls. Saya bangga dan semangat menjadi bagian keseruan acara ini. Bersama perempuan perempuan cantik berkostum pink pink merona, selama dua jam saya mendapat ilmu baru tidak hanya dunia make-up tapi juga skincare. 
Skincare; hal penting yang dibutuhkan setiap perempuan.
Sebenarnya laki-laki juga butuh ding 🙊

Zwomentalk ini sekaligus memeriahkan launching Jogja Medical Center satu hari sebelumnya (13/4).

Dokter Milka Anisya selaku co founder JMC adalah salah satu pengisi acara dalam bincang siang hari itu. Dokter Milka menjelaskan kepada para hadirin tentang hal penting dalam merawat diri; dimulai dari double cleanser.  Membersihkan muka/ kulit adalah  dasar dalam merawat kecantikan.

Saya yang sangat awam sedikit kagok saat dijelaskan bahwa harusnya membersihkan  muka itu meliputi dua langkah: pertama-tama  oil based baru dilanjutkan dengan water based
Ternyata selama ini langkah saya salah.

Selain dokter Milka, hadir pula Mbak Futri Zulya selaku founder Z Glow Clinik dan  founder Jogja Medical Center. Mbak Futri tidak hanya mengajak hadiri untuk lebih mengenal kulit wajah tapi juga memberi demo make-up. Sekaligus melayani tanya jawab seputar kesehatan kulit.

"Pernah dengar make-up enggak nempel? Nah itu biasanya disebabkan oleh pemakaian skincare yang kurang tepat. Basic make-up harus kuat. Kalau basicnya sudah bagus, pakai make-up tipis atau sering-sering juga enggak masalah."

Benar yang saya dengar selama ini kalau skincare itu maha penting. Gak heran kalau harganya  selangit.

Family Clinik; klinik keluarga nyaman

Selesai acara bincang-bincang kecantikan, JMC memberi kesempatan kepada saya dan teman-teman untuk keliling klinik. Senang banget deh bisa hadir di klinik kecantikan yang punya konsep family clinik. JMC tidak hanya khusus membuka klinik kecantikan tapi juga ada poli gigi, poli umum dan juga klinik tumbuh kembang anak. Satu paket untuk keluarga.

Saat tanya berapa jumlah dokter di sini, mereka jawab ada dua dokter yang siap melayani. Para pegawainya ramah-ramah dan tempatnya juga menyenangkan (bahkan cocok untuk area spot foto).

Saya kepikiran nanti-nanti mau perawatan kulit di sini. Saya punya kulit sensitif jadi harus dikasih perawatan khusus.

Kenapa saya tertarik untuk mencoba perawatan, semua karena 'kompor' dari dokter Milka. Beliau menerangkan bahwa di JMC perawatan kulit tidak perlu sakit. Tidak ada kulit yang harus mengelupas bahkan tanam benang cukup pakai krim gak harus pembedahan.

Kebetulan saya dapat contekan treatment apa saja yang tersedia di ZGlow (JMC) yang merupakan perpaduan bahan-bahan kecantikan (ala Korea) dengan teknik teknologi modern.
Macam-macam treatment yang disediakan, yaitu:

Laser Glowing

Laser Glowing menggunakan teknologi Laser NdYAG terbaik dari Korea yang berfungsi meremajakan kulit, mengatasi warna kulit yang tidak merata, mengecilkan pori-pori dan kerut halus. Pula mengaktifkan kolagen wajah.

IPL REJUVENATION 

ini semacam treatment untuk menjaga keremajaan kulit. Tujuannya untuk menghambat penuaan dengan menjaga kondisi kulit sehat optimal dalam waktu panjang.

PRP (Platelet Rich Plasma)

Inilah treatment yang memberi efek peremajaan kulit, meningkatkan tekstur dan warna kulit sekaligus mengurangi kerutan dan menambah kolagen.

HOLLYWOOD PEEL

Treatment ini cocok untuk yang mempunyai masalah dengan kulit berminyak. Sebab selain mencerahkan wajah dan mengecilkan pori-pori, perawatan ini juga berfungsi untuk mengurangi kadar minyak di wajah.

SKIN BOOSTER

Perawatan ini lebih kepada pemberian serum yang mengandung Hyaluronic Acid (HA) yang dilakukan dengan teknik suntik. Perawatan ini bertujuan mengembalikan elastisitas dan kesegaran kulit.

MICRODERMABRASSION

Perawatan ini memanfaatkan mycro crystal aluminium tri oksida atau Al (OH) 3 yang bertujuan mengikis sel kulit mati.

V LINE

Untuk yang ingin tampil dengan wajah lebih tirus terutama bagian pipi dan double chin, maka treatment satu ini boleh dicoba. Lemak jahat disekitar pipi bisa dikurangi dengan treatment ini.

INFUSE VITAMIN C WHITE GLOW

Perawatan ini dilakukan dengan cara memasukkan suplemen yang mengandung vitamin C, antioksidan, glutathione melalui infus dengan dosis tepat.

OXYGENEO

Salah satu treatment yang ingin saya coba. Sebuah perawatan kulit untuk proses brightening, anti-aging, rejuvenating dengan cara cepat dan aman.

HIFU

Memanfaatkan metode ultrasound perawatan ini berfungsi untuk meningkatkan kekenyalan dan mengencangkan kulit di sekitar mata dagu dan leher.

PEELING

Treatment ini menjadi salah satu treatment dasar untuk menjaga kulit agar terhindar dari kusam dan jerawat. Konon peeling baiknya dilakukan rutin.

RADIO FREQUENCY

Saya termasuk yang takjub dengan metode kecantikan ini. RF adalah perawatan teknologi baru memanfaatkan gelombang radio frekuensi untuk menembus lapisan kulit dalam dan membantu pembentukan kolagen.

IPL HAIR REMOVAL

Buat yang ingin menghilangkan bulu ketiak atau bulu di wajah maka perawatan ini boleh dicoba. Treatment ini bertujuan untuk menonaktifkan pertumbuhan rambut sampai akar.

THESERA L

Treatment ini berfungsi mengangkat, mengencangkan, memperbaiki tekstur kulit dan mengurangi kerutan serta garis halus.

ZGlow juga melayani botox dan filler.
Cantik itu gak bisa instan tapi bisa alami pula tanpa perlu menyakiti. Agaknya ini yang bisa saya simpulkan dari jalan-jalan saya di Jogja Medical Center.

Saya juga baru tahu kalau di sini juga jual skincare yang kalau dicobain terasa ringan, adem dan meresap di kulit.
Buat yang udah baca postingan ini dan ingin tahu di mana alamat ZGlow Jogja Medical Center baca sampai tuntas.

ZGlow sebenarnya sudah ada di beberapa kota (Bekasi, Kemang, Depok, Duren Sawit dan Yogyakarta.

🏠  ZGlow and Jogja Medical Center
Jl. Gondangraya, Condong Catur, Depok
Sleman, Yogyakarta
☎️ (0274) 2830919
📱 081282656334
🌐 www.zglow.id  || @z_glow.id  || YouTube: zglow


Launching dan Perkenalan Lacoco Skincare

Jogja Blog Girls

Lacoco Brand Lokal

Saya selalu semangat setiap ada undangan berbau dunia 'perempuan, kecantikan, kesehatan, buku'. Maka begitu kemarin saya mendapat undangan untuk join ke acara launching sebuah produk skincare baru, saya langsung antusias untuk mengiyakan hadir.

Saya janjian dengan teman teman Blogger lainnya untuk langsung ketemu di tempat acara; yang kali ini ada di ballroom Eastparc hotel.
OOTD

Saya datang sedikit lebih awal di banding yang lain, namun ternyata di lokasi acara saya lihat banyak banget orang. Saya sempat bertanya dalam hati: hmmm bener gak sih di sini tempatnya?

Tanya saya terjawab setelah acara dibuka oleh Kakak MC kondang sejagat raya; Kakak Tio.
Oalah ternyata undangan Minggu (15/4) itu bukan hanya untuk beautyinfluencer atau beauty blogger saja, tapi juga untuk member dan distributor Lococo.

Sarah Ayu dan dr. Boy


Okey, semakin banyak kenalan deh.

Acaranya cukup seru dan banyak hal baru yang menarik untuk dibahas.
Apalagi bintang tamunya kece badai. Pertama si cantik SarahAyu idola para penghamba makeup, kedua dr. Boy Abidin idola para pemirsa setia dokter OZ Indonesia.

PT. Natural Nusantara

Lacoco Peduli Konservasi Alam dan Hewan


Untuk Lacoco saya baru tahu brand ini. Dan memang ternyata ini brand lokal Indonesia yang berada di bawah PT. Natural Nusantara. 

Lacoco merupakan produk skincare ramah lingkungan. Tidak menggunakan uji coba dengan hewan. Menurut Direktur PT. Natural Nusantara kehadiran Lacoco juga merupakan salah satu cara peduli dengan konservasi alam dan hewan.

Produknya terbuat dari bahan alami yang mempunyai khasiat untuk kesehatan kulit.
Produknya banyak macam, tidak hanya untuk kulit wajah namun juga kulit area Miss V perempuan.

Lacoco untuk perlindungan kulit wanita
Ini pertama kalinya saya jumpa dengan Dokter Boy. Pemaparan beliau sangat menarik dan penting bagi saya (perempuan).

Suasana Launching



Calon Pengantin Harus Tahu 1000HPK


Perempuan dan Kesehatan


Sebagai gadis jelang tiga puluh, saya selalu berusaha menjaga apa apa yang hendak masuk mulut. Bukan gaya-gayaan namun sudah saatnya perhatian pada diri sendiri. Konon katanya sebelum memperhatikan orang lain maka wajib untuk memperhatikan diri sendiri. Sebelum menjaga orang lain, apa salahnya mencoba menjaga diri sendiri lebih dulu.

Ada kisah kurang menyenangkan tentang kesehatan, itu terjadi di keluarga saya. Kakak perempuan saya, dua tahu lalu harus menjalani operasi besar karena dokter berkata ada kista dalam rahimnya.
Bagaimana kami enggak panik. Selain karena sakitnya luar biasa, biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.

Sejak itu saya selalu menjaga diri sendiri agar tidak jatuh sakit, sekali pun itu hanya sakit kepala. Saya yang masih gadis dan bercita-cita  memiliki anak tujuh atau lima selalu cerewet dalam urusan kesehatan.
Saya selalu semangat mendatangi acara yang membahas kesehatan terutama kesehatan reproduksi.

Kemarin berkat acara Nutrisi Untuk Bangsa (sari Husada) alhamdulilah saya bisa ketemu dan mendapat pemaparan langsung tentang kesehatan dari seorang dokter anak dan bidan. Sungguh ini anugerah yang sangat besar bagi saya.


Nutrisi Untuk Bangsa dan talkshow 1000 Hari Pertama Kehidupan

Apa itu #1000HPK?
Jujur ini pertama kalinya saya mengikuti talkhsit tentang seribu hari pertama kehidupan. 1000HPK ternyata di hitung sejak pertama kali janin ada dalam rahim hingga nanti berusia 2 tahun.

Fase #1000HPK adalah fase emas penentu kebahagiaan/ kesehatan seseorang di masa mendatang. Pemenuhan gizi hendaknya sudah terjadi sejak masa ini.
Untuk mencetak generasi emas dibutuhkan perjuangan bahkan sejak dalam kandungan.

Pada masa ini diharapkan seorang ibu bisa mempersiapkan segalanya dengan baik.

Maka sesungguhnya #1000HPK itu hendaknya dipersiapkan bahkan sebelum seseorang merencanakan kehamilan. Cocok bagi seorang calon pengantin atau gadis dewasa seperti saya.

Itu kenapa ibu hamil dilarang stress. Pula diwajibkan memakan banyak aneka makanan bergizi dan tidak mengandung zat bahaya. Sebab janin yang ada dalam kandungan juga ikut merasakan apa yang dirasakan ibunya, ikut juga mengkonsumsi apa yang dikonsumsi si ibu.

Asam folat adalah salah satu yang wajib dikonsumsi oleh seorang ibu hamil. Hal ini demi mempersiapkan pembentukan tulang bagi si calon bayi.

Pengetahuan tentang #1000HPK wajib diketahui oleh banyak orang, tidak hanya perempuan atau calon ibu tapi juga laki-laki dan calon ayah.
Seorang ayah juga punya peran penting dalam proses kehamilan istri.


Bidan adalah kawan bagi ibu hamil
Zaman ini bidan memiliki peran besar dalam sebuah proses kehamilan hingga melahirkan. Bidan di Indonesia tersebar bahkan sampai pelosok dusun.

Orang Indonesia sudah sadar bahwa kesehatan ibu hamil dan proses persalinan itu sesuatu yang psikolog dan harus ditangani dengan serius. Maka sudah banyak yang sadar untuk mengkontrol kesehatan selama kehamilan pula memilih lahiran di bidan (yang mana sebelumnya banyak yang memilih dukun beranak). Hal ini sebuah kemajuan, bisa menekan angka kematian ibu dan anak.

Bidan adalah sahabat bagi ibu hamil. Tempat untuk bertukar pikiran dan keluh kesah tentang kehamilan.

Memilih Makanan 

Makanan yang kita makan adalah investasi masa depan.

Sebagai Gadis Anggun, saya sependapat dengan cuitan tersebut.

Apakah makanan menyehatkan selalu mahal? Mungkin iya.
Mahal di sini bukan berarti nominal rupiahnya besar, melainkan perjuangan untuk mendapatkan dan mempertahankannya.
Sebab banyak orang yang rela mengeluarkan uang banyak demi makan malam mewah yang mana belum tentu gizi yang ada dalam makanan tersebut memenuhi, pula ketidaktahuan akan zat-zat kimia yang terkandung di dalamnya.

Berkat Sari Husada, Nutrisi Untuk Bangsa akhirnya saya bisa bertemu dengan seorang yang ngerti banget tentang makanan dan cara pengolahannya.

Chef Rissa adalah bintang tamu yang hadir kemarin. Saya secara khusus menemui beliau di akhir acara untuk bertanya lebih lanjut tentang bahan makanan, utamanya kelor.
Kenapa saya begitu berharap bisa dapat jawaban?
Karena saya adalah penggila kelor. Saya sedang berusaha untuk setia untuk ngemil kelor. Biasanya saya rebus. Berkat Kak Rissa pengetahuan saya bertambah, bahwa kelor bisa dijadikan teh dan jika mau bisa juga untuk masker.

Sudah cantik, sehat lagi. 💋

 Rumah saya sudah semacam kebun gak jelas. Tanaman tanaman yang kiranya enak dimakan dan bersifat obat ditanam di halaman. Kelor dan katu adalah salah satu tanaman yang cukup cepat hidup dan mengenyangkan sekaligus sebagai bahan obat.



Make Up Elegan di Hari Raya


Sebagai #gadisAnggun aku udah biasa tampil polosan. Jadi begitu ada tantangan dari temen temen @jogjabloggirls @balibeautyblogger @bandungbeautyblogger aku langsung merapat ke #teamrendang. 

Masalahnya mendadak aku kesusahan mengeksplor muka sendiri. Bagian mana dari wajah ini yang harus dibold? Titik fokus tentu jatuh ke mata, bibir dan pipi. 

Hanya saja bagi yang terbiasa tampil nude ala #teamopor ya agak kagok saat mainin kuas. Tapi demi lebaran yang beda baru dan seru akhirnya main juga dengan pewarna wajah. Asyik kok tempel sana tempel sini, tabur warna tabrak warna.

 Dan inilah hasilnya. 


Untuk dandanan ala ala ini aku pakai produk dari #face2facecosmetics @f2f.cosmetics yang aku tahu adalah produk lokal. 

Warnanya bagus. Kebetulan banget aku pilih warna kombinasi yang cocok sama kulit aku. Dia sifatnya ringan, nyaman dipakai. 
Aku pribadi cenderung pilih pilih sih untuk makeup dan produk ini aku jatuh hati. Yang paling juwarakkkk ya lipstiknya, matte tapi lembut banget. Dioles tipis aja udah okey. Pakai lipstik berasa polos karena emang halus. Warnanya juga awet dan bikin kesemsem (semoga kamu makin kesemsem lihat senyumku, kak) 😗 

Eyelinernya aku suka karena dia gampang dibentuk dan mudah dibersihin. Enggak bikin ribet. Untuk blush-on sama eyeshadow pigmented, towel dikit udah merona. 
BB creamnya lembut dan enggak bikin kulit berasa tebel. 
Oh iya, produknya cocok kok buat makeup pengantin. Ini testimoni dari kerabat yang habis lihat karya di muka aku (dan ikutan nyoba produknya 😅) 

Buat yang mau tahu muka aku ini ditempeli apa aja, ini nih listnya (semua produk )
 1. Eye liner liquid black (biar makin tajam) 

2. Eyeshadow sweet cocoa (untuk membuat mataku makin penuh aura)

 3. Whitening BB Cream beige (sesuai warna kulit aku)

 4. Blush-on orange after glow (biar makin bewarna pipinya) 

5. Xoxo matte lipstik no.09 carrot cake (warna wortel yang mengenyangkan) 

Udah sih itu doang, tambahin paling bedak sama pensil alis aja. Simpel. Dandan gini gak lama kok. Cobain aja nanti pas lebaran.


 #F2FxBSxBBBxJBBxSBBxBdgBB #perjalananMini #makeup #beauty #beautiesquad #makeuplokal #indobeautyblogger #bloggirls #perfect #glamour #famous www.minigeka.com perempuan teman perjalanan buku dan kamu 👠

Cantik Sejati atau Sekedar Sandiwara?


Sulamin Bibir Saya, dong!

Percakapan pada suatu hari...

“Mbak, alisnya mau dirapikan?”
Sebuah pertanyaan muncul dari mbak-mbak klinik kecantikan saat saya pertama kali mencoba facial di sana. Pertanyaan serupa sering saya terima, sering, bahkan bisa dipastikan setiap saya didandani (entah untuk pager ayu atau yang lain) periasnya bertanya demikian.
“Enggak.” Ini menjadi jawaban ampuh dari mulut saya. Semakin sering orang ingin merapikan alis saya maka semakin kuat saya untuk menolaknya.
Alis saya memang tidak serupa ulat bulu, ia hanya selarik hitam yang samar-samar, tidak begitu rapi atau pun lebat. Tapi saya menyukainya apa adanya. #halah

Forum Aktor Yogyakarta

Drama Kecantikan
Pengetahuan saya tentang kecantikan sangat minim. Saya perempuan yang jarang mengikuti perkembangan zaman. Apa yang saya rasa nyaman maka itu yang saya pertahankan. Apa pun bentuknya saya masih menyukai apa-apa yang membuat saya nyaman.
Masalahnya ternyata tidak simpel. Hidup butuh orang lain. Butuh berkelompok, bersosial saling mendengarkan, memberi dan menerima masukan. Hingga sampailah saya pada kesimpulan bahwa cantik itu tidak semata-mata hadir dari pandangan diri sendiri tapi melibatkan orang lain.
“Cantik itu bukan hanya wajah yang bersinar tapi juga hati yang lapang penuh kebijakan.”
Well, sering ya dengar obrolan seperti itu? Lalu benarkah seperti itu?
Saya pikir iya kecantikan dari dalam hati lebih utama. Tapi tidak bisa dipungkiri kalau cantik fisik juga sangat berpengaruh besar dalam kehidupan. Sebagai contoh; perempuan-perempuan dengan fisik berkilau kadangkala lebih gampang mendapatkan pasangan atau kerjaan dibanding dengan perempuan dengan fisik jauh dari kata berkilau. Padahal belum tentu perempuan berfisik berkilau itu punya kecerdasan lebih dibanding perempuan berfisik jauh dari harapan. #duhmuter
Di sinilah drama-drama kecantikan mulai bergentayangan. Menghantui bahkan tidak jarak meneror. Entah bermula dari mana, pokoknya cantik fisik menjadi sesuatu yang dielu-elukan banyak orang. Pun yang terjadi dalam hari-hari saya. Puluhan tahun saya ini tidak membiasakan diri dengan pulasan gincu mau pun percikan parfum. Namun begitu masuk ke lingkungan lebih luas dengan teman-teman lebih banyak dari segala bidang, mau tidak mau saya harus ke kasir untuk menukar rupiah dengan sebatang ginju, bedak, minyak wangi dan kadang kala pensil alis. Saya termakan kata-kata mereka yang bilang bahwa perempuan akan lebih terlihat jika berdandan.
Tidak hanya masalah dandanan, urusan berat badan juga menjadi obrolan serius menyangkut sebuah definisi kecantikan. Diet ketat dan olahraga keras menjadi salah satu cara yang ditempuh banyak orang untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal.
Terus terang saya termasuk yang mengagumi orang-orang dengan bentuk badan ideal ini. Meski yang saya maksud ideal kadang kala tidak sesuai dengan harapan orang-orang. Bagi saya ideal itu enak dilihat, enggak ngebosenin dan bisa membuat teringat sepanjang waktu. #duhdek
Selain masalah wajah, bentuk badan juga ada hal lain yang membuat kecantikan itu menjadi bahan kajian yang tak akan berkesudahan yaitu tentang lingkar dada, perut dan bokong. Yang ini sungguh membuat saya pusing. Selalu saja ada alasan orang untuk mencari celah (kurang) dari definisi kecantikan tersebut.
Cantik memang terlalu drama. Selalu menjadi polemik diantara kesemrawutan hidup yang lain. Drama kecantikan saya pikir tidak akan pernah menemui kata tamat.

Sulamin Bibir Saya, dong!
Pengetahuan saya tentang drama, teater, dunia panggung sangatlah minim. Seminim pengetahuan saya tentang kecantikan. Namun Jumat malam (21/04/2017) kemarin menjadi salah satu malam yang sulit untuk dilupakan.
Seorang kawan dari Forum Aktor Yogyakarta (FAY) mengontak saya jauh hari untuk ikut melihat pertunjukan teater mereka. Sudah saya bilang bahwa pemahaman saya tentang teater sangat buruk meski di SMP dulu saya juga gabung grup teater, namun teman tersebut tetap mengajak saya dengan alasan agar ada masukan atau review dari seorang awam teater. Dan okey, saya pun datang dengan senang hati lebih-lebih saat tahu bahwa pementasan teater itu menyinggung tentang perempuan dan kecantikan. Lalu abaikan bahwa di FAY ada kakak tamvan yang saya idolakan.
Saya baru tahu ternyata pertunjukan teater dengan judul Sulamin Bibir Saya, dong! ini awalnya berawal dari obrolan perempuan-perempuan yang ada dalam FAY tentang mitos kecantikan. Lalu dilakukanlah riset panjang hampir satu tahun. Mulai dari membaca buku riset pustaka hingga terjun ke lapangan langsung berhadapan dengan tokoh-tokoh yang berpengaruh utamanya dalam dunia kecantikan.
Butuh banyak sumber guna meminimalisir adanya judgement ‘benar’ atau ‘salah’ dari pola pikir setiap individu tentang definisi cantik. Karena setiap orang punya penilaian sendiri tentang cantik, dan tidak boleh seorang yang lain menyalahkan atau membenarkannya. Seperti yang di awal saya bilang; cantik itu penuh drama, dia tidak mudah, rumit dan akan sukar menemukan kata tamat.


Teater dan Penonton
Saya merasa kurang saat para pemain berkumpul di depan penonton dan membungkuk memberi salam hormat yang artinya penampilan mereka telah usai. Saya kecewa pada detik ini.
Saya masih berharap ada kelanjutan dari pertunjukannya.
Seperti saya bilang, saya tidak terlalu paham dan jarang nonton teater, tapi kali ini saya merasa bahagia sejak pertama berdiri di depan pintu teater menunggu pintu di buka.
Teater Sulamin Bibir Saya, dong! dikonsep serupa talkshow sebuat televisi. Ada studio, pembawa acara, co-host, bintang tamu, kru, produser pelaksana dan penonton. Ya sekali lagi penonton, kami yang menonton dalam studio juga dilibatkan langsung dalam drama.
Ini baru pertama kalinya saya mengalami. Okey, saya memang beberapa kali melihat pertunjukan dari FAY namun baru kali ini ikut terlibat main meski hanya seolah-olah jadi penonton bayaran di deretan penonton. Tidak apa, saya bahagia dan cukup puas.
Saya kagum dengan akting para pemainnya. Sebetulnya saya juga takjub dengan pemilihan tema mereka tentang perempuan dan kecantikan tepat di hari Kartini.
Urusan panggung, ya sudah tidak usah diragukan lagi, tim artistiknya sudah bekerja dengan sempurna. Panggung LIP yang begitu adanya bisa disulap bimsalabim menjadi studio televisi nasional. Ini kreatif sekali. Masalah pencahayaan dan properti; saya tidak tahu harus komentar apa karena bagi saya ini sudah hidup.
Para aktor dan aktris bermain dengan penuh penjiwaan. Saya pernah melihat mereka dengan bergaya sebagai tokoh lain di drama lain dan itu benar terlihat perbedaannya. Mereka benar-banar menguasai peran meski saya tahu bahwa mereka baru mulai latihan sejak akhir Desember lalu.
Yang sedikit mengganjal bagi saya adalah ending dari cerita. Saya masih berharap Sara Medina punya konflik lain setelah bermanis-manis dengan ibunya. Atau mungkin si Adelia Zara dan Katrina Sulistyawati, sungguh saya berharap konflik keduanya semakin memanas dan sedikit membuat keributan di studio.

Perempuan dan cantik
Saya berterima kasih sudah diundang untuk menyaksikan teater Sulamin Bibir Saya, dong! dimana ini merupakan ruang untuk mengungkapkan kecantikan dalam berbagai versi. Tidak ada yang salah dan benar itulah cantik.
Perempuan hidup dan berproses membangun identitas secara berkesinambungan. Termasuk mengenai bagaimana perempuan menjadi cantik dan mengapa dinilai cantik oleh orang lain.
Terima kasih kepada Nesia P. Amarasthi selaku sutrada yang sudah mau saya wawancarai di akhir acara. Juga terima kasih berat kepada pimpinan produksi Kakak Ita Yunita yang sudah memberi kesempatan pada saya untuk nonton dan dapat barisan depan. Yeah, menang banyak.
Sebagai #gadisaAnggun teman perjalanan buku dan kamu, saya mendapat banyak pemahaman baru lewat pertunjukan Sulamin Bibir Saya, dong! tidak hanya konsep cantik namun tentang kebaikan, perempuan, keluarga dan ambisi.
Jangan pernah meremehkan perempuan.
“Jangan berkata kasar. Jangan menyakiti orang lain terutama sesama perempuan,” pesan ini meluncur dari bibir Ibu Elma untuk anaknya Sara Medina, dialog tengah malam di rumah Sara Medina sesaat sebelum kecupan hari Kartini mendarat dari anak untuk ibunya.


Aneka Perawatan Naavagreen Natural Facial



Naavagreen Natural Facial

“Minum air putih cukup?”
“Cukup.”
“Asupan sayuran?”
“Lumayan cukup, Dok.”
“Pasti sering tidur malam?”
“Ya begitulah, Dok.” (Dokter kok tahu?)

Dokter kulit yang saya temui di salah satu ruang konsultasi di klinik Naavagreen sedang mencatat hasil penerawangan kesehatan kulit saya. Percakapan ringan itu terus berlanjut hingga beberapa menit kemudian. Dokter yang baik, ramah dan lumayan sering memberi senyum itu lalu kembali berucap, “Kalau penulis mesti begadang sampai malam-malam, ya?”

Dengan malu-malu saya menjawab, “Ya lumayan, Dok. Tapi saya baru-baru ini aja tidur malam. Dulu-dulu sore aja sudah tidur.”

Setelah obrolan bersahabat itu, dokter memberi saya pilihan mau sekedar facial atau perawatan dengan krim Naavagreen atau sekalian dua-duanya. Karena disuruh memilih diantara tiga pilihan, maka dengan berat hati saya memilih facial saja untuk sementara. #halah


Tentang treatment Naavagreen

Kalau dibilang perdana, iya, ini memang kunjungan pertama saya ke Naavagreen. Namun begitu, sejujurnya saya sudah kenal klinik ini jauh sebelum hari ini. Tepatnya karena seorang kakak tamvan ada di klinik ini. ;)

Sabtu kemarin saya berkunjung ke Naavagreen daerah Kota Baru. Saya datang sedikit lebih pagi dibanding pengunjung yang lain. Baru ada beberapa orang yang antri nunggu beli krim. Saya ikut antri nunggu giliran dipanggil. Karena datang lebih awal maka saya tidak perlu antri panjang. Pelayanan yang diberikan cepat dan ramah. Ini yang selalu saya suka.

Enaknya datang lebih awal adalah tidak perlu antri panjang, karena siangan sedikit sudah pasti banyak saingan. Dulu saya hanya melihat parkiran penuh, sekarang saya tahu bahwa di dalam pun tidak kalah sesak. Untuk banyak bangku-bangku empuk yang bisa dipakai senderan. Ada bapak-bapak yang sampai terlelap nunggu istrinya facial.

Sebagian teman saya masih merasa takut untuk melakukan perawatan wajah, entah itu facial atau penggunaan krim. Konon alasan mereka facial bisa menipiskan kulit. Yang ini saya tidak tahu pasti kebenarannya, yang jelas emang sesudah facial biasanya kulit akan terasa lebih tipis, ya itu kan karena efek komedo dan kotoran yang nempel di kulit wajah dicerabut paksa.

Saya tidak pernah keberatan dengan facial. Apalagi facial di Naavagreen. Mbak-mbaknya asyik diajak ngobrol. Bahkan memberi saran agar/ tidak begini begitu.
Intinya saya puas dengan treatment yang Naavagreen berikan.

Saya juga baru tahu jika di Naavagreen itu ada beberapa perawatan facial. Ini baru saya tahu ketika membaca katalog yang tersedia di dekat pendaftaran/ kasir.
Berikut perawatan kulit berupa facial yang bisa diambil di Naavagreen (sebagian saya cuplik dari katalog) :
1.      Naavagreen Natural Skin Facial
2.      Naavagreen Natural Skin Facial for Acne
Ini yang kemarin saya pilih. Facial yang berfungsi mengangkat komedo, jerawat, sel kulit mati dan mengurangi kadar minyak di wajah.
Wajah saya sih enggak berminyak, hanya saja banyak komedo. Jadi ketika ditawarin facial jenis ini ya saya langsung okey.
3.      Naavagreen Natural Skin Facial for Anti Aging
Konon ini fungsinya untuk mengencangkan kulit dan menunda penuaan dini.
4.      Naavagreen Natural Skin Facial for Brightening
Facial yang fungsinya untuk mencerahkan kulit. Tapi ya perlu diingat, enggak sekali facial ujug-ujug kulitnya berkilau bagai mutiara.
5.      Naavagreen Natural Skin Facial for Sensitive Skin
Yang ini untuk menjaga kelembaban kulit dan mengurangi reaksi sensitif.

Besok-besok saya akan coba facial lagi di Naavagreen. Katanya jeda waktu yang bagus untuk facial itu antara dua mingguan. Bolehlah dicoba lagi.

Jam Operasional 

Selain facial wajah juga ada peeling. Hampir sama, namun untuk peeling lebih keperemanjaan kulit. Mengelupas sel kulit mati biar wajah tidak kusam. Untuk peeling sendiri harganya di atas facial. Lebih mahal dan hasilnya juga lebih kelihatan.
Fungsi dari peeling itu sendiri (saya ambil dari brosur dan hasil ngobrol sama pihak Naavagreen, iya gaes, enak lho bisa konsultasi langsung) antara lain:
1.      Mengangkat sel kulit mati. Wajah jadi nggak kusem.
2.      Mengurangi keriput. (Mungkin cocok buat emak saya di rumah)
3.      Membuat tampilan kulit lebih halus
4.      Mengurangi pigmentasi
5.      Merangsang pembentukan collagen (untuk yang ini saya belum tanya lebih lanjut soalnya waktu terbatas. Lain kali deh boleh diagendakan nodong konsultasi lagi)

Tentang Red and Bio Light Therapy

Waktu itu saya datang ke Naavagreen bareng temen-temen. Salah satu temen disarankan untuk ikut terapi laser ini. Saya nggak paham itu semacam gimana, yang pasti dijelaskan bahwa sinar laser ini berfungsi untuk membasmi jerawat dan bakteri penyebab jerawat.
“Baiknya terapi ini dilakukan jarak berapa lama?” penasaran saya bertanya di sesi konsul.
“Kalau untuk laser ini justru boleh disarankan sering-sering. Kalau facial jaraknya mungkin dua minggu kalau sinar laser ini bisa dua hari sekali.”
“Untuk harganya sendiri?”
Uwang, gaes, pertanyaan wajib.
“Jika facial biasa mulai 40 ribu, maka bio light therapy dibandrol mulai 85.”

Sewaktu di ruang facial, saya banyak ngobrol sama Mbak Ica (semoga saya tidak salah sebut nama mbak yang sudah merawat wajah saya), beliau bilang jika di Naavagreen ada juga semacam laser CO2. Itu laser yang digunakan khusus untuk membakar daging kecil yang tumbuh di kulit. Konon yang mau menghilangkan tahi lalat juga bisa menggunakan laser ini.
“Nggak sakit?” Iya saya bertanya dengan rasa nyeri yang sangat.
“Enggak.” Mbaknya ketawa. “Kan daging yang mau dimusnahkan itu daging enggak berguna dan cara memusnahkannya dengan bantuan krim jadi nggak akan kerasa.”
“Ooo...” Asli norak saya keluar.

suasana halaman depan klinik Naavagreen

Facial, aman nggak sih?

Habis facial muka saya merah-merah, wajar sih soalnya pembersihan komedo. Tapi enggak lama kok, besoknya juga sudah balik lagi. Mungkin tergantung kulit juga. Kebetulan kulit wajahku enggak bandel amet.
Hari berikutnya usai facial saya mendatangi nikahan temen. Di sana ketemu temen-temen yang lain. Lalu terjadilah pembahasan mengenai saya yang baru pertama ke Naavagreen. Beberapa temen masih seperti kemarin, bilang kalau enggak mau facial karena takut.
Maka saya jelaskan saya bahwa facial itu hanyalah semacam perawatan wajah. Semacam cuci sekaligus pemijatan di wajah. Menurut saya sendiri facial di Naavagreen cukup aman; selain karena ruangan yang bersih nyaman juga didukung oleh pekerja yang berkompeten dan teliti.
Jika mau ini saya kasih tips sedikit untuk memilih tempat facial:
1.      Pilih tempat yang sudah biasa ramai pengunjung/ kondang, naavagreen contohnya. Hal ini sebagai indikator bahwa banyak pengunjung berarti terpercaya.
2.      Tidak perlu tergiur diskonan atau harga sangat miring. Naavagreen pernah ada harga yang sangat miring, tentu dengan syarat dan hari tertentu, misal pas pembukaan cabang baru.
3.      Konsultasi dulu ke pihak ahli dalam hal ini tentu saja dokter kulit. Mintalah rekomendasi perawatan apa yang cocok.
4.      Jika masih kurang yakin, bertanyalah pada kawan yang sudah pengalaman facial.
5.      Jika saat treatment mengalami kesakitan, jangan segan untuk minta berhenti.
6.      Tujuan facial adalah untuk membuat wajah nyaman bukan sebaliknya.

Kapan kapan saya terusin lagi, ini sudah malam, pesan Pak dokter nggak boleh tidur larut agar kulit tetap segar sehat. Oh iya, nanti saya juga akan menulis pengalaman menggunakan CC cream produk Naavagreen. Tungguin ya.

naavagreen Kota Baru