Pendidikan

Cita-cita Mahasiswa Hukum STAIYO

1/03/2022 11:50:00 pm Mini GK 0 Comments

Cita-cita Yang Sempat Tertunda

Januari 2022. Tahun ini salah satu cita-cita saya adalah sering-sering berkunjung dan mengisi blog ini dengan banyak cerita. Hal ini demi memuaskan hasrat pribadi yang terpengaruh juga sama para fans. Thank you so much buat para pembaca Mini GK. And then yang utama sebenarnya saya mau banyak cerita tentang masa-masa sekolah hukum.

Banyak yang enggak percaya saya sekolah hukum sampai akhir tahun kemarin kaget lihat postingan sidang semu yang saya jalani. Itu adalah sidang semu pidana perdata yang saya hadir sebagai salah satu pemainnya. Walau aslinya bukan kelas saya yang main sidang semu. 

Jadi saya baiknya mulai cerita dari mana? Agak aneh gak sih kalau ujug-ujug bahas sidang semu sementara awalan sekolah aja belum ada yang tahu. Tapi rasanya enggak penting juga sih pendidikan saya untuk pembaca. Malah nanti nampak narsis. Tapi kenyataannya emang saya kan narsis. Kadang kelewat kebangetan semangatnya padahal gak penting buat orang lain.

"Halah pokoknya ga urusan deh apa kata orang, yang penting aku bahagia tanpa meresahkan yang lain."

Permulaan Cerita Mahasiswa Hukum

Baiklah, jadi begini lho awal mulanya cerita cita-cita saya untuk sekolah. Duh harusnya saya nulis ini sejak dua setengah tahun lalu biar enak yang mengikuti. Tapi ya sudahlah toh waktu itu cuma NIAT doang tapi enggak nulis nulis juga.

Saat ini saya statusnya sudah otw semester 6. Semester genap yang konon isinya sudah banyak praktik lapangan alih-alih teori di kelas. Jujur senang banget akhirnya sudah sampai pada tahap ini. Mengingat kalau balik ke yang dulu rasanya kok agak mustahil. Antara biaya dan juga waktu. Sampai akhirnya takjub sendiri bisa pada tahap ini.

Makasih banyak buat diri sendiri yang sudah mau dengan sadar balik lagi ke meja sekolah. Sudah mau meluangkan Sabtu Minggu si weekend yang berharga untuk menyerap teori yang begitu, ya ampun, teori hukum mana ada sih yang mudah. Saya kuat dan saya masih sering ngakak lepas.

Kalau gak ingat ini sekolah benar-benar melewati perjuangan hebat, mungkin saya enggak akan seserius sekarang. Iya bagi teman-teman sekampus, saya ini orang serius dalam segala bidang. Padahal aslinya mah cuma punya rasa ingin tahu yang lebih dari yang lain. Dari rasa ingin tahu ini muncul tindakan-tindakan untuk mencari jawabannya. Sudah macem teori filsafat belum ini saya ngomongnya?

Semester Demi Semester Anak Hukum

Semester satu cukup menyenangkan meski banyak mengeluhnya. Iya saya sering capek pada keadaan kelas yang sering enggak kondusif. Capek sama teman-teman yang ternyata beda tujuan. Sering enggak paham juga dengan beberapa dosen yang kalau boleh jujur malah enggak masuk akal saya. Haha. Bakalan panjang ini kalau tulisan sampai terbaca para dosen. Tapi ya gak apalah, saya sudah sering juga membicarakannya.

Semester dua sudah mulai penyesuaian. Segala macam polah kelas sudah paham. Sudah mulai santai, masuk sudah enggak mruput seperti sebelumnya. Yes, saya ini manusia on time. Jadi kalau jadwalnya jam delapan maka jam setengah delapan atau mepet jam delapan pas pasti sudah sampai kampus. Tapi realitanya saya sering gak paham kenapa selalu jadi orang pertama datang selama beberapa semester.

Semester tiga sudah mulai berani berencana. Bahkan berdiskusi dengan para dosen. Sungguh menurut saya ini pencapaian meski bagi orang lain bilangnya enggak sopan. Dosen-dosen saya di Hukum Keluarga Islam itu menyenangkan kok. Awal-awal emang kami mahasiswa takut-takut lebih ke arah sungkan. Tapi lama-lama biasa saja, sama-sama manusia ini. Sungkan lebih kepada hormat. Akhlak dong harus nomer satu. Meski dekat sama dosen tapi tetap paham status, mana mahasiswa mana dosen. Tetap buat jarak biar enggak banyak kerancuan.

Pemberontakan Mahasiswa

Bukan Mahasiswa Jika Tidak Ada Jiwa Pemberontak.

Sementara empat, seperti biasa pemberontakan ada. Tapi lebih kepada teman sekelas. Jengkel gitu kok bisa visi misinya pada jauh banget dengan tujuan sekolah. Saya kira enggak akan banyak drama tapi ternyata ya ampun, bisa mungkin berjilid-jilid. Tapi ya tetaplah mending mandangin pasal-pasal saja dari pada mengurusi sesuatu yang menyepelekan kita. 

Sampai akhirnya kemarin semester lima. Enggak terasa cepat banget. Semester lima yang saya kira mata kuliahnya sedikit ternyata lebih banyak dari semester tiga. Mana saya terlibat banyak kegiatan di semester lima ini. Jauh dari harapan awal yang menginginkan diri jadi mahasiswa kupu-kupu, kuliah pulang kuliah pulang.

Di semester lima ini pula sepertinya saya satu-satunya mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta (STAIYO) khususnya program Hukum Keluarga Islam yang banyak datang ke kampus. Status kegiatan belajar mengajar masih online, tapi selalu aja ada alasan saya datang ke kampus. Bahkan pernah dua pekan full berangkat pagi pulang larut lebih dari jam sembilan malam.

Ngapain? Banyaklah, kapan-kapan saya cerita sendiri tentang ini.

Rasanya Dalam Ruang Sidang

Balik lagi ke sidang semu tadi. Semester lima belum ada praktik pengadilan. Mata kuliah ini hanya ada di semester tujuh. Tapi dengan secara pribadi meminta saya yang miskin ilmu ini untuk membantu acara sidang semu kakak tingkat. Ya langsung dong saya sanggup. Wong rencana emang mau menyusup hadir untuk menyaksikannya. Eh malah ide ini sejalan dengan keinginan dosen. Jadilah teman satu kelas saya ikut menyaksikan sidang semu pidana dan perdata dalam satu hari.

Alasan bagaimana bisa teman ikut acara sidang semu tak lain tak bukan adalah demi nilai UAS. Itu juga yang melintas dalam pikiran saya. Bakalan menyenangkan kalau sidang semu sekalian untuk soal ujian akhir semester.

Saya lebih menyukai tugas-tugas praktik seperti ini dari pada soal-soal ujian materi. Kalau materi bisa baca dari mana saya tapi kalau praktik perlu terjun langsung dan ada pengawasan dari ahlinya.


Meski sidang semu seharian, mana hujan pula, saya merasa bahagia. Cukup puas meski tidak maksimal. Saya tidak bisa cerita banyak tentang peran yang ada. Sebab saya waktu itu berperan sebagai saksi-saksi. Saksi penggugat untuk sidang perdata dan saksi ahli untuk sidang pidana.

Menyenangkan karena bisa bermain peran dengan apik. Seolah-olah jadi seorang profesor lulusan luar negeri. Meski hanya sebatas peran, siapa tahu dari sidang semu ini  kelak saya jadi profesor beneran. Aamiin.

Untuk Semester Mendatang

Bulan besok atau pekan besok saya sudah semester enam. Artinya tinggal satu setengah tahun (paling lama) saya berstatus mahasiswa hukum. Setelahnya entah takdir akan membawa saya ke mana lagi. Ingin sekali rasanya ambil beasiswa S2. Iya beasiswa. Sampai hari ini saya belum terpikirkan untuk kuliah atau sekolah dengan biaya sendiri. Apa pun nanti, semoga yang terbaik untuk saya. Juga untuk kamu pembaca curhatan yang tak seberapa ini. Aamiin.

Sebenarnya banyak yang ingin saya ceritakan, tuliskan dan bagikan. Tapi saya bingung memilah dan memilih. Bagaimana jika kamu yang pilih? Kamu boleh minta tulisan atau cerita apa saja. Nanti saya tuliskan khusus untuk kamu. Enggak harus yang tema-tema hukum tapi bisa juga membahas hubungan atau curhatan kamu. Ingin banget deh bisa menikmati cerita tapi bukan hanya dari saya tapi juga dari para pembaca.

Saya tunggu deh cerita yang ingin kalian dengar. Atau pertanyaan yang ingin kalian tahu jawabannya. Bahkan jika kalian bertanya tentang 'kapan nikah', so no problem. Saya selalu siap dengan apa pun itu.


Luv,

Mini GK perempuan teman perjalanan buku dan kamu 👠


You Might Also Like

0 comments: