tekno

TV Digital Menjawab Tantangan Masyarakat

8/20/2021 10:40:00 pm Mini GK 11 Comments

 Televisi Bagi Masyarakat 

Apakah kamu pernah dengar gerakan matikan tv di rumahmu? Bukan gerakan ajakan yang terorganisir, tapi hanya imbauan beberapa kelompok masyarakat yang merasa kalau konten televisi semakin hari semakin meresahkan.

Minikeluarga

Memang tidak bisa menutup mata, konten televisi kita masih dalam ambang "itu itu saja" kalau tidak mau bilang semakin memprihatinkan. Namun bukan itu poin dalam ulasan kali ini. Masalah isi dari konten, menurut saya baik televisi mau pun YouTube sama-sama 'mengerikan' jika tidak bisa memilih. Terutama untuk anak-anak.

Namun sekali lagi, saya sedang tidak mengkritisi atau beropini perkara substansi dari sebuah konten. Toh semua ada baik buruknya tergantung mana yang kita pilih.

Soal masyarakat Indonesia yang gemar menyalakan  televisi, menurut saya itu adalah kebiasaan dan selera. Sebuah ritual yang sudah terus terulang dan akan terasa ada yang hilang jika tidak melakukannya. 

Manfaat TV Bagi Masyarakat

Masyarakat kita masih memanfaatkan televisi sebagai sumber hiburan murah meriah. Sekaligus sumber informasi yang mudah diakses.



Hadirnya siaran berita menjadikan televisi sumber informasi utama dalam memandang situasi dalam dan luar negeri. Mulai dari politik, sosial, ekonomi dan lain sebagainya. Berita televisi masih jadi sumber informasi utama bagi masyarakat. Apa yang ada dalam berita televisi, itu yang mereka yakini kebenarannya.

Hadirnya sinetron atau reality show adalah hiburan murah meriah, terutama bagi ibu-ibu kalangan kelas menengah ke bawah, bahkan sebagian kelas atas. Tanpa perlu banyak mengeluarkan biaya, cukup dengan token listrik. Harganya tidak terlalu mahal jika membandingkannya dengan kuota internet. 

Televisi adalah kotak ajaib sumber hiburan dan tempat menyalurkan penat. Bahkan bagi pekerja mau pun pelajar. Pulang kerja atau kuliah, menyalakan televisi jadi solusi menghabiskan waktu, mengurangi stress.

Selain murah, televisi juga cenderung mudah. Para manula akan dengan gampang mengerti bagaimana mengoperasikan televisi, meski hanya sekadar menyalakan atau mematikan. Beda dengan pengoperasian internet.


TV Digital Sebuah Trobosan Baru

Dengan menilik hubungan masyarakat dengan televisi yang begitu erat, maka sangat sayang jika membiarkannya begitu saja. Layanan televisi memang sudah selayaknya meningkat seiring dengan perkembangan teknologi.

Adanya tv digital, saya anggap sebagai trobosan baru. Kalau melihat dari tujuan kehadiran tv digital ini, maka sudah seharusnya layak mendapatkan apresiasi.

Manfaat TV digital

Bahkan lahir kebijakan baru kalau mulai November nanti tv analog akan benar-benar tergantikan dengan tv digital. Saat ini masih bertahap dan akan merata ke seluruh Indonesia.

Sebagai masyarakat yang juga menikmati layanan televisi, saya rasa hadirnya tv digital dengan segala keunggulannya akan menjadi sesuatu yang memang membantu. Saya bisa membayangkan bagaimana nyamannya nonton layar jernih dengan kualitas HD.

Siaran televisi sudah selayaknya menonjol dalam hal visual pun audio visual. Kalau fitur tv digital bisa sedemikian hingga memanjakan mata, itu sangat menyenangkan. Lebih-lebih tidak ada  pungutan apa pun untuk tambahan kualitas ini. Masyarakat hanya butuh memasang set top box DUB-T2 sekali dan tanpa ada pungutan bulanan.

Set top box inilah yang akan membantu televisi lama menjadi tv digital. Kita tidak perlu mengganti tv baru. Cukup dengan bantuan set top box yang berfungsi mengonversi sinyal digital menjadi gambar dan suara, sehingga tv analog biasa dapat menampilkan gambar dengan kualitas HD.

Tahapan-tahapan untuk memperoleh tv digital (sumber: Viva.co.id)

1. Kita harus sudah memastikan bahwa siaran digital sudah menjangkau daerah/ wilayah tempat kita tinggal.

2. Harus ada antena UHF yang nanti akan terintegritas dengan set top box

3. Pastikan tv kita sudah dilengkapi penerima siaran digital, jika belum maka STB wajib ada.

Hubungkan kabel antena UHF dengan STB, selanjutnya hubungkan STB dengan sambungan televisi.

TV Digital Gratis Tanpa Perlu Langganan

Adanya iklan tv digital di rumah membuat orang-orang di sekitar saya resah. Saya pun awalnya juga demikian. Beruntungnya saya masih bisa mencari tahu info yang dimaksud dengan tv digital. Beda dengan kebanyakan orang tua di kampung pun masyarakat yang malas mencari tahu.

Kami mulanya resah karena beranggapan maksud dari tv digital adalah tv dengan langganan bulanan. Semacam tv kabel atau tv dengan langganan internet. Kata digital yang melekat belum tercerna dengan lembut. Mungkin kelak hal ini bisa lebih sering digemborkan lagi. Atau sosialisasi dari pemerintah (Kominfo) dengan bahasa lebih sederhana dan masuk pada benak masyarakat menengah ke bawah.

Ciri-ciri tv digital

Kalau sudah memahami apa arti digital yang terkandung dalam pokok persoalan ini, maka dapat saya simpulkan beberapa hal mengenai ciri TV digital.

1. Tv digital tidak lagi berbentuk tabung.

Agaknya hal ini bisa paham dengan mudah, sebab era tv tabung telah lama tergantikan dengan tv layar datar atau LCD.

2. Layar tipis belum tentu TV digital

Sudah sejak lama tv yang beredar adalah tv layar tipis. Namun demikian selama belum dilengkapi fitur pengubah sinyal digital maka tv itu masih tergolong analog.

3. Kualitas gambar lebih jernih

Sudah jadi tujuan awal adanya tv digital. Jika ada tv digital tapi masih burem, agaknya kita perlu lakukan surat menyurat kepada Kominfo atau dirjen penyiaran.

4. Tv digital sudah pasti mempunyai fitur pencarian siaran digital (DTV). 

Ada yang sudah langsung include dengan komponen tv atau bisa tambah sendiri.

5. Tv digital sudah lengkap dengan decoder DUB-T2 yang berfungsi sebagai penerima sinyal TV digital.

Sebagai masyarakat penikmat televisi, saya menunggu kehadiran tv digital ini merata. Tanpa ada kendala juga tak perlu biaya-biaya tambahan yang berlebihan.

Tv digital

Bapak dan mamak penggemar tv lokal, berharap adanya tv digital menjadikan referensi tontonan lebih beragam. Bukankah demikian seharusnya, adanya tv digital membuat para pelaku pertelevisian berlomba menghadirkan konten yang kreatif dan beragam. 

Budaya kita adalah budaya bertutur. Jadi benar kalau kita sering terlena dengan pendengaran atau penglihatan. Lebih suka mendengar dan melihat dari pada membaca. Jika ingin Indonesia lebih baik, tahapan pertama memang memberikan gambaran dan suara yang jernih. Kemudian diikuti dengan konten yang edukatif kreatif.

Sebagai masyarakat, saya mendukung terus untuk pertumbuhan konten-konten kreatif dan bermanfaat. Buktikan kalau karya-karya anak negeri memang patut untuk mendapat apresiasi bahkan di rumah sendiri.

11 comments: