Buku,
Atau jika dibalik, kenapa sih kamu suka buku?
Pernah kah ada yang bertanya demikian pada diri sendiri?
Saya sering. Iseng-iseng jadi sebuah kebiasaan. Untungnya kebiasaan baik jadi bisalah ditularkan kepada kesayangan-kesayangan.
Rasa-rasanya sejak bisa membeli buku sendiri, saya jadi semakin sayang dan enggak bisa lepas dari buku.
Rasanya seneng banget kalau punya buku baru, entah karena beli atau dapat hadiah. Sering kali malah sengaja banget nyari buku-buku lawasan yang murah meriah untuk mengembalikan aroma masa lalu.
Buku dan saya, atau saya dan buku adalah dua sahabat yang sulit untuk dipisahkan.
Layaknya sahabat, kami (saya dan buku) juga sering mengalami yang namanya 'bentrok' atau peristiwa sedih.
Berantem mungkin lebih tepatnya.
Saya menginginkan dia (buku) tapi seringnya dia jual mahal (dalam arti sesungguhnya) lantas saya harus berusaha sebisa mungkin untuk menuntaskan cinta yang sudah kadung tumbuh ini.
Salah satu cara saya untuk selalu berdekatan, atau memelihara cinta dengan buku yaitu gabung dengan beberapa klub buku dan baca.
Sudah empat tahun, kalau tidak salah ingat, saya gabung dengan klub baca Jogja dan klub ulat buku. Sebuah klub suka suka yang aktivitasnya baca buku suka-suka dengan cara suka-suka.
Sudah banyak sekali buku yang akhirnya saya baca setelah ikutan klub baca. Klub ini hadir sebulan sekali dengan buku beda dan pemantik diskusi yang beda pula.
But, di postingan ini saya enggak akan banyak-banyak cerita tentang klub baca Jogja.
Why? Because saya mau cerita klub baca lain yang kebetulan belum lama ini didirikan.
Sebut saja namanya Klub Baca DPK. Ntar saya ceritakan DPK itu apa. Tapi nanti pas saya Selo, #eh
Klub baca DPK dibentuk oleh kantor perpustakaan daerah Gunungkidul. Ya tujuannya emang membuat klub baca yang mewadahi mereka-mereka yang tertarik dengan bukubuku, khususnya anak anak usia SMP.
Senang saya bisa ikut terlibat dalam klub baca ini. Selain mengampu kelas menulis sastra (yang saya merasa sejujurnya agak gimana gitu karena ilmu yang enggak seberapa) eh sekarang malah didapuk juga untuk mengampu klub baca.
Senang karena di sini ketemu anak anak baru yang dulu sesuai mereka saya ingat banget kalau saya susah untuk ketemu buku yang saya ingin.
Klub baca menjadi wadah yang pas untuk mereka yang menyukai baca. Akan menjadi satu motivasi untuk menyelesaikan bacaan yang sudah menumpuk.
Tidak jarang atmosfer yang ada dalam klub bisa jadi amunisi sampai berbulan-bulan kemudian.
Di klub baca, siapa saja bisa mengajukan untuk diskusi buku, kapan waktunya dan buku siapa yang akan dibahas. Buku sendiri juga sangat boleh.
Tempo hari saya mengusulkan novel MATAHARI karya TERE LIYE.
iye Tere Liye yang itu, pliss enggak usah julid.
Saya mengusulkan buku tersebut karena sangat cocok dengan klub baca yang isisnya anak anak SMP. Lagian di perpustakaan buku ini lumayan banyak jadinya bisa banyak yang pegang.
Pemilihan judul buku memang sengaja banget menyesuaikan dengan jumlah buku yang ada di rak perpustakaan.
Hal ini tidak lain buat mempermudah jalannya diskusi.
Satu orang baca, yang lain mendengarkan sambil menyimak.
Untung prediksi saya tidak meleset. Banyak yang sudah kenal karya TERE Liye. Untuk yang MATAHARI ini ada beberapa yang udah tamat. Jadi diskusi singkatnya langsung jalan dengan enak banget.
Meski bukan pecinta Tere Liye garis keras, saya cukup berterima kasih kepada kesempatan yang pernah memberikan waktu kepada saya untuk jumpa dengan Tere Liye secara nyata tidak hanya dalam karya.
Saya yakin, sebagian orang masih berharap bisa jumpa dengan novelis satu ini. Begitu pun dengan anggota klub baca.
Sekian waktu mengasuh kelas menulis sastra (yang mana di sini kadang saya merasa kurang pantas karena keterbatasan ilmu) akhirnya diberi kesempatan untuk juga mengampu klub baca.
Klub baca bagi saya adalah satu penyaluran energi.
Saya menyukai klub-klub yang konsen dengan buku dan baca. Bukan berati saya enggak doyan gabung ke klub kecantikan. Bagi saya mah, baca wajib, tampil cantik harus, jago masak luar biasa.
Jadi, sudahkah kamu membaca pikiran dan mauku hari ini??
Bertemu Tere Liye di Klan Matahari
Apa sih hal paling bisa mendekatkanmu pada buku?Atau jika dibalik, kenapa sih kamu suka buku?
Pernah kah ada yang bertanya demikian pada diri sendiri?
Saya sering. Iseng-iseng jadi sebuah kebiasaan. Untungnya kebiasaan baik jadi bisalah ditularkan kepada kesayangan-kesayangan.
Rasa-rasanya sejak bisa membeli buku sendiri, saya jadi semakin sayang dan enggak bisa lepas dari buku.
Rasanya seneng banget kalau punya buku baru, entah karena beli atau dapat hadiah. Sering kali malah sengaja banget nyari buku-buku lawasan yang murah meriah untuk mengembalikan aroma masa lalu.
Buku dan saya, atau saya dan buku adalah dua sahabat yang sulit untuk dipisahkan.
Layaknya sahabat, kami (saya dan buku) juga sering mengalami yang namanya 'bentrok' atau peristiwa sedih.
Berantem mungkin lebih tepatnya.
Saya menginginkan dia (buku) tapi seringnya dia jual mahal (dalam arti sesungguhnya) lantas saya harus berusaha sebisa mungkin untuk menuntaskan cinta yang sudah kadung tumbuh ini.
Salah satu cara saya untuk selalu berdekatan, atau memelihara cinta dengan buku yaitu gabung dengan beberapa klub buku dan baca.
Sudah empat tahun, kalau tidak salah ingat, saya gabung dengan klub baca Jogja dan klub ulat buku. Sebuah klub suka suka yang aktivitasnya baca buku suka-suka dengan cara suka-suka.
Sudah banyak sekali buku yang akhirnya saya baca setelah ikutan klub baca. Klub ini hadir sebulan sekali dengan buku beda dan pemantik diskusi yang beda pula.
But, di postingan ini saya enggak akan banyak-banyak cerita tentang klub baca Jogja.
Why? Because saya mau cerita klub baca lain yang kebetulan belum lama ini didirikan.
Sebut saja namanya Klub Baca DPK. Ntar saya ceritakan DPK itu apa. Tapi nanti pas saya Selo, #eh
Klub baca DPK dibentuk oleh kantor perpustakaan daerah Gunungkidul. Ya tujuannya emang membuat klub baca yang mewadahi mereka-mereka yang tertarik dengan bukubuku, khususnya anak anak usia SMP.
Senang saya bisa ikut terlibat dalam klub baca ini. Selain mengampu kelas menulis sastra (yang saya merasa sejujurnya agak gimana gitu karena ilmu yang enggak seberapa) eh sekarang malah didapuk juga untuk mengampu klub baca.
Senang karena di sini ketemu anak anak baru yang dulu sesuai mereka saya ingat banget kalau saya susah untuk ketemu buku yang saya ingin.
Klub baca menjadi wadah yang pas untuk mereka yang menyukai baca. Akan menjadi satu motivasi untuk menyelesaikan bacaan yang sudah menumpuk.
Tidak jarang atmosfer yang ada dalam klub bisa jadi amunisi sampai berbulan-bulan kemudian.
Di klub baca, siapa saja bisa mengajukan untuk diskusi buku, kapan waktunya dan buku siapa yang akan dibahas. Buku sendiri juga sangat boleh.
Tempo hari saya mengusulkan novel MATAHARI karya TERE LIYE.
iye Tere Liye yang itu, pliss enggak usah julid.
Saya mengusulkan buku tersebut karena sangat cocok dengan klub baca yang isisnya anak anak SMP. Lagian di perpustakaan buku ini lumayan banyak jadinya bisa banyak yang pegang.
Pemilihan judul buku memang sengaja banget menyesuaikan dengan jumlah buku yang ada di rak perpustakaan.
Hal ini tidak lain buat mempermudah jalannya diskusi.
Satu orang baca, yang lain mendengarkan sambil menyimak.
Untung prediksi saya tidak meleset. Banyak yang sudah kenal karya TERE Liye. Untuk yang MATAHARI ini ada beberapa yang udah tamat. Jadi diskusi singkatnya langsung jalan dengan enak banget.
Meski bukan pecinta Tere Liye garis keras, saya cukup berterima kasih kepada kesempatan yang pernah memberikan waktu kepada saya untuk jumpa dengan Tere Liye secara nyata tidak hanya dalam karya.
Saya yakin, sebagian orang masih berharap bisa jumpa dengan novelis satu ini. Begitu pun dengan anggota klub baca.
Sekian waktu mengasuh kelas menulis sastra (yang mana di sini kadang saya merasa kurang pantas karena keterbatasan ilmu) akhirnya diberi kesempatan untuk juga mengampu klub baca.
Klub baca bagi saya adalah satu penyaluran energi.
Saya menyukai klub-klub yang konsen dengan buku dan baca. Bukan berati saya enggak doyan gabung ke klub kecantikan. Bagi saya mah, baca wajib, tampil cantik harus, jago masak luar biasa.
Jadi, sudahkah kamu membaca pikiran dan mauku hari ini??
18 comments: