agenda
Indonesia Maju Dari Desa Lewat Pariwisata
Gunungkidul Nan Seksi
Memori saya setidaknya sudah dijejali dengan berbagai perubahan yang terjadi di tanah Gunungkidul. Sebagai seorang yang lahir, besar dan tinggal sampai hari ini di Gunungkidul, saya punya memori-memori yang belum tentu orang lain punya.
![]() |
Bupati Gunungkidul, Menteri Pariwisata, Menteri Desa dan Transmigrasi, Wakil Bupati Gunungkidul |
Dari tahun ke tahun rasanya selalu saja ada perubahan. Baik yang sangat kecil tak tampak sampai perubahan yang begitu masive.
Saya adalah generasi yang sempat mencicipi hidup tanpa listrik. Generasi yang masa kecilnya lebih banyak dihabiskan bermain tali dan kelereng. Tak ada gawai, wartel pun muncul setelah saya usia remaja.
Saya adalah generasi yang tumbuh bersama dengan tumbuhnya laju ekonomi pariwisata.
Dulu kala orang banyak mengenal Gunungkidul sebagai daerah tandus. Tandus menjadi satu kata yang mengikuti atau mewakili Gunungkidul. Orang tidak banyak mengenal Gunungkidul dengan begitu baik. Hari ini setelah ratusan tahun, orang-orang mulai tercengang bahwa ternyata Gunungkidul adalah surga. Sebuah tanah seksi yang memesona, menggoda dan begitu diperebutkan.
Pariwisata dan era kekinian
Apa yang membuat Gunungkidul mendadak booming terkenal bahkan sampai penjuru dunia?
Sedikit berbagi kisah, sejujurnya Gunungkidul memang sudah sejak lama terkenal dengan pantai-pantainya nan cantik. Namun baru belakangan di zaman serba instan inilah banyak orang mulai eksplor.
Gunungkidul menjadi salah satu tujuan wisata yang konon tidak kalah menarik dengan Bali.
Bukan hanya Gunungkidul, melainkan hampir semua daerah di Indonesia yang mempunyai bentang alam eksotis menjadi satu kawasan baru yang dianggap subur untuk menghasilkan pundi-pundi rupiah.
Diprediksi tahun 2019 Indonesia untuk pertama kalinya kontribusi ekonomi dari sektor pariwisata akan mengalahkan sektor Migas dan sektor berbasis Sumber Daya Alam. Itu sudah terbukti dengan banyaknya tempat wisata baru mulai dibuka.
Pembangunan daerah wisata baru diharapkan mampu memberi kontribusi lebih kepada masyarakat sekitar daerah tempat wisata.
Semakin banyak wisatawan datang, semakin banyak rupiah yang masuk ke daerah.
Tidak mudah memang membangun kawasan wisata baru. Tidak hanya lokasinya tapi juga insfratruktur pula sumber daya manusia yang memadai.
Alam sudah dengan sukarela menyumbang kecantikannya yang begitu agung dan membuat orang berdecak kagum. Akan sangat disayangkan jika SDM tidak memadai dan kurang bisa menjaganya dengan bijak.
Tidak bisa dipungkiri melalui kementerian-kementerian dan bantuan pihak-pihak terkait pemerintah Jokowi mampu meninggalkan ketergantungan ekonomi dari SDA dengan membangun potensi ekonomi berbasis pariwisata dan ekonomi pedesaan.
Banyak pihak yang berharap sektor pariwisata saat ini dan dimasa mendatang adalah andalan ekonomi Indonesia. Namun perlu juga disadari bersama, pembangunan pariwisata yang begitu masive gencar di mana-mana perlu juga memperhatikan kondisi alam.
Saya pribadi adalah orang yang senang piknik namun tidak setuju dengan penggusuran lahan produktif demi pembangunan.
Pembangunan jalan sangat perlu untuk kenyamanan dan menghindari kemacetan, tapi sebisa mungkin harusnya tidak merusak alam. Saya masih menunggu langkah-langkah apa yang akan dilakukan pemerintah demi menghidupka. Pariwisata tanpa menodai habitat alam.
Pariwisata dan Pembangunan Desa
Wisata tidak lepas dari pembangunan. Di mana sebuah kawasan wisata tercipta di situ pula desa-desa biasanya tampak maju.
Semacam bukti nyata jika pemerintah sadar akan kaitan wisata dengan peningkatan ekonomi desa. Keberpihakan Pemerintah pada pembangunan ekonomi desa ditunjukkan dengan alokasi dana desa yang terus naik setiap tahun, yang di tahun 2018 rata-rata per desa sudah mencapai Rp 800 juta. Bukan jumlah yang kecil namun diharapkan mampu menjadikan sebuah desa jadi besar.
Kabupaten Gunungkidul adalah contoh daerah yang minim SDA, namun bisa bangkit perekonomian melalui sektor pariwisata dan pedesaaan. Pantai-pantai selalu dipadati wisatawan baik domestik mau pun asing. Semakin ke sini Gunungkidul mulai dikenal dengan kawasan wisata yang memukau. Wajib dikunjungi jika sedang main ke DIY.
Acara-acara desa yang dulu hanya dianggap sebagai 'ritual' ucapan syukur kini dikemas menjadi satu wisata adat. Desa adat dan desa budaya tumbuh dengan subur. Hampir setiap titik lokasi wisata selalu ada homestay yang dikelola oleh masyarakat sekitar.
Dulu banyak anak muda lulus sekolah langsung merantau, zaman ini anak-anak muda tidak perlu merantau untuk menghasilkan rupiah. Jiwa bisnis mulai berkembang dan terpelihara dengan baik. Semua hanya butuh pendampingan dan kerjasama dari sektor terkait, pemerintah dan pihak swasta.
Gak usah merantau. Garap kampung sendiri aja kalau sungguh2 malah bisa memberdayakan masyarakat. Ya kan?
ReplyDeleteSemakin mantap jiwa.
ReplyDelete